"Wajahmu sangat serupa dengan mendiang Xiao Wangfei, namun tidak dengan hatimu." Xiao Jiwang masih menatap lurus ke air terjun, tangan kanannya mulai dengan santai bergerak mengambil mangkuk makanan.
"Hatiku? Ada apa dengan hatiku?" tanya Xiao Mingyui, wanita itu menaikkan alis kirinya sekilas. Merasa tertarik dengan topik ini, Xiao Mingyui kini benar-benar duduk dengan tenang dan menatap Xiao Jiwang lekat.
"Tanya saja kepada dirimu sendiri," jawab Xiao Jiwang acuh, lalu mengunyah makanannya dengan tenang.
Xiao Mingyui mengerutkan keningnya kesal, lalu beralih menuangkan air ke dalam cangkir minum Xiao Jiwang.
Xiao Jiwang melirik Xiao Mingyui diam-diam, lalu kembali menatap ke arah air terjun dan berkata,"Setelah hari ini jangan pernah berani muncul di hadapanku lagi."
Xiao Mingyui tersenyum tipis, dia tidak tersinggung sama sekali. "Mengapa tidak boleh, yang mulia? Sebenarnya apa yang membuat yang mulia sangat membenci saya? Kita tidak memiliki masalah secara personal, bukan? Atau yang mulia hanya gugup karena baru pertama kali ada wanita yang mendekat?"
Xiao Jiwang yang mendengar ini segera meletakkan sumpitnya di atas mangkuk dan menoleh kesal ke arah Xiao Mingyui. "Yang mendekatiku banyak, namun mereka semua berakhir tanpa kepala. Kamu mau bernasib sama? Aku tidak keberatan mengabulkannya."
Xiao Mingyui masih menatap lekat Xiao Jiwang, wanita itu tidak gentar sama sekali akan ancaman pria tersebut. Dengan tenang, Xiao Mingyui menyerahkan cangkir minum yang sudah dia isi dengan air untuk pria itu. "Saya sangat terkejut dengan cerita anda, itu membuat saya semakin yakin."
"Yakin dalam hal apa?" tanya Xiao Jiwang sambil menerima cangkir minum itu kasar dan menengguknya cepat.
"Mencintai yang mulia. Kedinginan yang membelenggu anda semakin jelas terlihat di mata saya, membuat saya ingin menjadi penghangat yang mencairkan kedinginan di hati anda," jawab Xiao Mingyui, dia hanya meniru kalimat Bingbing sebelumnya.
Xiao Jiwang mengerutkan keningnya kesal, raut wajahnya terlihat benar-benar jijik. "Wanita macam apa dirimu? Kamu mengekspresikan semuanya dengan sangat rinci, seolah tidak memiliki malu."
Xiao Mingyui menggelengkan kepalanya pelan. "Saya pun tidak mengerti, mungkin karena keadaan. Pertama, saya harus menyelamatkan keluarga saya. Kedua, secara kebetulan saya mungkin jatuh cinta dengan yang mulia. Jika dipikir berulang kali, jika saya ingin menolong keluarga saya, saya bisa memilih laki-laki lain tanpa mengganggu ketenangan yang mulia. Tetapi, sepertinya mata saya benar-benar telah terpikat kepada sosok anda?"
Walaupun seluruh kalimat yang dia lontarkan tidak sepenuhnya berisi kejujuran, namun di bagian awal setidaknya berisi kejujuran yang nyata. Bukan saatnya dia merasa malu atau sungkan, kondisi keluarganya lebih penting sekarang.
Xiao Jiwang diam, pria itu tidak menjawab. Dengan cepat dia kembali melanjutkan makanannya dan menatap pemandangan air terjun. Dia tidak lagi bicara ataupun menoleh ke arah Xiao Mingyui, seolah pria itu telah sibuk dengan pikirannya sendiri.
Selesai makan, Xiao Mingyui dengan cepat memasukkan kembali peralatan makan Xiao Jiwang. Saat dia dan Xiao Jiwang berdiri berbarengan, belum sempurna dia berbalik untuk pergi, tiba-tiba Xiao Jiwang berkata,"Apa yang membuatmu tidak takut padaku?"
Xiao Mingyui diam, pertanyaan ini terlalu tiba-tiba. Tetapi tak lama dia tersenyum dan menjawab,"Saya mencintai anda."
Xiao Jiwang perlahan menoleh, lalu berbalik. Keduanya kini berhadapan di atas bukit, di bawah bukit sana terdapat sungai yang terlihat sangat indah.
"Lalu apa yang membuatmu mencintaiku?" tanya Xiao Jiwang, tatapan matanya terlihat sangat dingin.
Xiao Mingyui diam, dia kebingungan untuk menjawab. Dia tidak mencintai Xiao Jiwang, dia hanya ingin menolong keluarganya melalui hubungan mereka berdua.
Xiao Jiwang tiba-tiba menyeringai tipis, lalu membungkukkan badannya ke arah Xiao Mingyui dan bertanya lagi. "Apa yang membuat anda mencintai saya, Putri Mingyui?"
Xiao Mingyui tidak memundurkan kepalanya atau menghindar, wanita itu tetap balas menatap Xiao Jiwang lekat dengan tatapan yang sama dingin.
Xiao Mingyui memejamkan matanya sesaat, lalu menjawab,"Saya merasa bahwa kita adalah manusia yang sama."
"Dalam hal?"
"Membohongi diri sendiri," jawab Xiao Mingyui cepat.
Seringaian tipis Xiao Jiwang hilang seketika, lagi-lagi hanya tersisa tatapan dingin. Melihat Xiao Jiwang hanya diam dan menatapnya, Xiao Mingyui memilih menjelaskan isi kalimatnya barusan.
"Anda dan saya, sama-sama besar dan tumbuh di lingkungan yang sangat besar. Kedua orang tua yang mulia dan saya, sama-sama tokoh dan pemegang posisi penting. Seluruh mata dan perhatian tertuju kepada kita sejak kita dilahirkan. Tuntutan dan ekspetasi yang begitu besar hanya karena kita anak dari Kaisar atau Xiao Wangye. Anda ... sejak kecil berusaha menjadi yang terbaik, begitu juga dengan saya. Pura-pura tidak melihat dan mendengar pertikaian licik para orang dewasa di sekitar sejak kecil, semua hal itu menuntut kita menjadi orang dewasa yang dipenuhi kebohongan. Kita harus tetap berkata sanggup walaupun sebenarnya kondisi tulang sudah benar-benar hancur. Yang mulia, saya telah memperhatikan anda sejak kecil. Saya mencintai anda."
Xiao Jiwang diam, namun kemudian dia membuang tatapannya sekilas dan menyeringai tipis. Matanya terlihat semakin buas menatap Xiao Mingyui. "Menjijikkan."
Senyum lembut Xiao Mingyui menghilang setelah mendengar kalimat cemoohan Xiao Jiwang. Xiao Jiwang tak lama tertawa, suara tawanya terdengar sangat renyah. Seolah sedang menertawakan kebodohan Xiao Mingyui.
"Mulutmu berkata sangat manis, namun tatapan matamu terlihat sangat mati dan hampa. Bagaimana bisa kamu memaksakan mulutmu untuk mengucapkan sesuatu yang tidak ada di hati serta kepalamu?" ujar Xiao Jiwang, lalu hendak melangkah pergi meninggalkan Xiao Mingyui.
"Yang mulia!" Xiao Mingyui berusaha menghentikan langkah kaki Xiao Jiwang, wanita itu tidak bergerak dari posisinya samb meremas gagang kotak makan Xiao Jiwang.
Xiao Jiwang berhenti, pria itu kembali menoleh. Xiao Mingyui perlahan menoleh, kedua matanya menatap lekat lagi Xiao Jiwang. Xiao Jiwang tertegun. Tatapan mata Xiao Mingyui ... berubah.
"Saya memang tidak mencintai anda, namun saya ingin menjadi istri anda! Berikan saya kesempatan untuk belajar mencintai anda, karena saya ... benar-benar ingin mencintai anda." Xiao Mingyui meletakkan telapak tangan kanannya di atas dadanya. Keningnya terlipat dalam, keseriusan besar benar-benar terlihat jelas.
Xiao Jiwang tidak berekspresi apa pun, kemudian menjawab,"Kamu benar-benar menjadi istriku?"
Xiao Mingyui mengangguk mantap. "Benar. Saya ingin menjadi istri anda."
"Bagaimana jika aku tiba-tiba membunuhmu?" tanya Xiao Jiwang lagi, masih tanpa ekspresi.
Xiao Mingyui menggeleng pelan. "Tidak masalah, asalkan anda menepati satu janji yang akan saya pinta sebelum mati terbunuh."
"Apa?"
"Melindungi Xiao Wangfu," jawab Xiao Mingyui.
Xiao Jiwang tersenyum dingin, setelah itu melirik ke arah air terjun di belakang Xiao Mingyui dan berkata,"Lompat ke permukaan air di bawah sana. Jika kamu berani, aku akan mengabulkan permintaanmu."
Xiao Mingyui mengerutkan keningnya, lalu menoleh dan menatap permukaan air yang terlihat sangat tenang di bawah sana.
"Ada jumlah buaya yang tidak diketahui jumlahnya di sana. Mereka siap melahap apa pun makhluk hidup yang masuk ke sana. Jika kamu berani, silahkan lompat. Jika tidak, maka lupakan saja," ujar Xiao Jiwang acuh, dia mengatakan itu tanpa peduli Xiao Mingyui akan benar-benar melompat atau tidak.
Xiao Mingyui melirik Xiao Jiwang lagi, lalu berusaha memastikan. "Anda berjanji dengan apa yang anda ucapkan?"
Xiao Jiwang mengangguk. "Tentu."
Xiao Mingyui meletakkan kotak makan Xiao Jiwang, setelah itu berdiri tepat di tepi bukit. Xiao Jiwang yang melihat ini segera mengerutkan keningnya, namun dia tidak mengucapkan apa pun.
Xiao Mingyui menarik napas dalam, sungai di bawah sana benar-benar terlihat sangat tenang. Tetapi siapa sangka ada sejumlah buaya ganas yang tidak diketahui jumlahnya?
Xiao Mingyui menarik tusuk rambu batu gioknya, lalu meletakkannya tepat di samping kotak makan Xiao Jiwang. Rambut hitam panjangnya benar-benar tergerai bebas di depan mata Xiao Jiwang.
Selesai melepaskan riasan kepala lainnya, wanita itu sempat menoleh sebentar ke arah Xiao Jiwang. Saat kedua mata mereka bertemu, Xiao Jiwang seketika kelu untuk berekspresi.
Perlahan, kekhawatiran di mata Xiao Jiwang muncul, keningnya semakin dalam terlipat.
Xiao Mingyui merentangkan kedua tangannya, setelah itu memejamkan kedua matanya. Bibirnya tersenyum tipis, dia sangat menikmati udara sejuk di atas bukit ini.
Xiao Mingyui tanpa berpikir dua kali langsung melompat tanpa mengatakan apa pun di depan mata Xiao Jiwang. Xiao Jiwang menarik napas dalam saat melihat ini, matanya menatap Xiao Mingyui yang melompat ke bawah sana dengan sangat dingin.
Xiao Jiwang mengepalkan kedua tangannya, raut wajah pria itu terlihat sangat buruk. Berusaha tidak peduli, Xiao Jiwang segera berbalik dan berjalan pergi. Tetapi belum sampai lima langkah, gerakannya terhenti. Xiao Jiwang menoleh ke belakang, menggertakkan giginya kesal. Tiba-tiba bayangan akan wajah Xiao Mingyui yang tersenyum tipis dengan rambut panjang hitamnya yang terurai indah sebelum melompat tadi menjadi lekat di ingatannya.
Xiao Jiwang dengan cepat mencabut pedangnya dan menancapkannya di atas tanah, pria itu tanpa berpikir dua kali segera terjun ke bawah menyusul Xiao Mingyui.
BYYUURRR!!!
Xiao Jiwang benar-benar masuk ke dalam sungai, matanya dengan cepat mencari sosok Xiao Mingyui. Begitu melihat Xiao Mingyui, pria itu langsung berenang menghampiri wanita itu.
Xiao Mingyui masih dengan mata terpejam, wanita itu tidak bergerak dan membiarkan tubuhnya tersedot semakin dalam. Xiao Jiwang mengerutkan keningnya dalam, sepertinya Xiao Mingyui pingsan.
Xiao Jiwang menarik pinggang Xiao Mingyui ke dalam pelukannya, pria itu berusaha berenang naik ke permukaan.
Berhasil naik ke permukaan, Xiao Jiwang berusaha berenang ke tepi agar bisa berdiri dan menggendong Xiao Mingyui naik ke darat. Berhasil memijakkan kaki, pria itu segera menggendong Xiao Mingyui dengan kedua tangannya sendiri.
Belum sempat berjalan menuju darat, Xiao Jiwang merasakan banyak mata hewan buas yang menatapnya. Mata tajam Xiao Jiwang memperhatikan keadaan, ah ... buaya. Sepertinya para buaya bersiap untuk menyantap mereka berdua.
Xiao Jiwang tidak bergerak sama sekali, dia hanya balas menatap mata para buaya. Tak lama kemudian, para buaya satu-persatu pergi, seolah mereka tak ada yang berani mendekat setelah menerima tatapan tajam Xiao Jiwang.
Xiao Jiwang berjalan menuju daratan, lalu meletakkan Xiao Mingyui di sana. Xiao Jiwang segera menekan dada Xiao Mingyui, berusaha mengeluarkan air yang masuk ke dalam tubuh wanita itu.
Tiga kali ....
Empat kali ....
Lima kali ....
Enam kali ....
Xiao Mingyui tiba-tiba terbatuk keras dan segera memuntahkan tiga teguk air dari mulutnya. Perlahan dia membuka matanya, kepalanya terasa sakit. Sepertinya dia terlalu banyak menelan air.
Xiao Jiwang yang melihat Xiao Mingyui segera sadar tidak mengatakan apa pun, matanya hanya menatap dingin Xiao Mingyui. Mereka berdua saat ini telah benar-benar basah kuyup.
Xiao Mingyui perlahan berusaha mengambil sikap duduk, tak lama kemudian dia menyadari kakinya terkilir dan tidak dapat digerakkan.
Xiao Jiwang yang menyadari ini langsung menghela napas gusar, itu tandanya dia harus menggendong Xiao Mingyui kembali ke Istana.
Xiao Mingyui menatap Xiao Jiwang, saat pria itu membalas tatapannya, dia segera berdiri dan bersiap menggendong Xiao Mingyui.
Xiao Mingyui tidak memberontak, karena hanya ini satu-satunya pilihan.
Xiao Jiwang menggendong tubuh Xiao Mingyui lagi, suasana tiba-tiba mendadak canggung.
"Maaf dan ... terima kasih," ucap Xiao Mingyui di dalam pelukan Xiao Jiwang.
"Diam atau kedua kakimu benar-benar aku buat lumpuh," jawab Xiao Jiwang ketus.
Xiao Mingyui dengan cepat bungkam, dia juga tidak tahu harus berbicara apa lagi di suasana canggung seperti ini. Di sepanjang jalan, baju basah mereka meneteskan air, membuat jalanan basah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Murni Murniati
persis seperti ibunya waktu sm ayahnya dulu, drayu bgtu, habis tu bucin
2024-10-01
0
💖 sweet love 🌺
memang cara2 romantis author satu ini beda banget..
dari yg kesel2 trs malu2 meong..
dan berakhir mual2 bucin..
😂😂😂😂
2023-11-06
0
Asyiiiiiiik.... 👍👍👍👍👍
2023-09-28
0