Devil-Kin

Itu adalah pagi hari yang dingin ketika Fredrick menerima panggilan ayahnya yang telah menunggu dia di ruang kerjanya. Paul, yang melihat putranya masuk ke dalam ruangannya, mempersilahkan duduk. Air mukanya cukup suram. Fredrick memang jarang melihat ekspresi riang ayahnya. Sebagai seorang pemimpin, ekspresinya selalu tegas. Namun Fredrick merasa kekhawatiran akan sesuatu pada ayahnya.

"Nak, berapa usiamu sekarang?" Hal itulah yang pertama kali ayahnya tanyakan pada Fredrick. Tentu, itu hanya pertanyaan retoris. Fredrick merasa ada maksud lain dari pertanyaan itu.

"13 tahun ayah." Jawabnya. Paul mengangguk. Menyandarkan dagunya di kedua tangannya, Paul menghela nafas. Sejenak, ia menatap wajah putranya, lalu menghembuskan nafas lagi. Terlihat ingin mengatakan sesuatu, namun dirinya ragu-ragu.

"13 tahun, ya? Kau sudah cukup besar, nak. Waktu memang cepat berlalu." Paul memulai dengan basa-basi. Tetapi dengan cepat, dia beralih ke topik utama. Alasan kenapa dia memanggil putranya.

"Katakan Fredrick, apa yang kau tahu soal bangsa iblis (Devil-kin). Setelah membaca banyak buku, seharusnya kau mengetahui satu-dua tentang mereka."

Fredrick memiringkan kepalanya. Terlihat agak bingung kenapa ayahnya bertanya mengenai bangsa iblis secara tiba-tiba. Meski begitu, Fredrick tetap menjawab pertanyaan yang dilemparkan oleh ayahnya.

"Bangsa iblis adalah bangsa yang menjadi musuh umat manusia selama lebih dari 300 tahun. Bahkan beberapa penulis menganggap perseteruan antara manusia telah berlangsung selama 500 tahun. Tidak diketahui darimana mereka berasal. Sebagian mengatakan kalau mereka berasal dari benua lain yang jauh. Sebagian yang lain berpendapat kalau mereka berasal dari dunia yang benar-benar berbeda dari kita."

"Tetapi satu hal yang disepakati bersama. Tujuan bangsa iblis dalam memerangi umat manusia tidak lain adalah untuk memusnahkan bangsa manusia. Atau setidaknya, menaklukkan umat manusia dibawah kaki mereka dan menjadikannya sebagai budak."

Tidak banyak buku yang menjelaskan secara rinci mengenai bangsa iblis. Selain karena umat manusia tidak atau sangat jarang bersinggungan dengan bangsa iblis dalam 100 tahun terakhir, nyaris tidak ada catatan dari para veteran yang telah bertempur langsung dengan para iblis. Sekelompok orang memang berusaha untuk mencari tahu soal bangsa iblis, namun penemuan mereka tidak begitu signifikan.

Sesaat kemudian, ekspresi wajah Fredrick berubah. Paul menangkap sinyal itu. Dengan senyum tipis di mulutnya, ia mulai kembali bicara.

"Kelihatannya kau sudah tahu nak kenapa aku menanyakan hal ini kepadamu. Aku terkesan kau menyadarinya dengan cepat." Tapi Fredrick tidak begitu menanggapi pujian ayahnya. Pikirannya ada di tempat yang lain.

"Itu berarti ayah mendeteksi pergerakan bangsa iblis di wilayah ini?" Mendengar pertanyaan Fredrick, Paul mengangguk. "Benar. Namun bukan di wilayah ini. Kerajaan telah mengonfirmasi keberadaan iblis di wilayah perbatasan selatan dan barat. Terbukti dari sisa-sisa miasma yang terasa di reruntuhan desa."

Frederick kembali merenung. Miasma adalah sumber kekuatan para Iblis. Tidak banyak sumber yang mengatakan tentang miasma, namun konon katanya, jika mana adalah sumber kekuatan yang berasal dari dewi suci, maka miasma adalah sumber kekuatan yang diturunkan oleh dewa jahat dan digunakan oleh para iblis yang menyerang umat manusia.

"Jadi, apa yang ayahanda ingin aku lakukan? Terlibat dalam patroli untuk memastikan pengaruh bangsa iblis tidak melebar ke wilayah kita?". Paul mengangguk. " Sangat mudah berbicara denganmu nak. Benar. Aku ingin kau memimpin sekelompok pasukan untuk berpatroli di wilayah luar kota. Kau sudah terlibat dalam pertempuran nyata di usia delapan tahun, bahkan mengeliminasi kelompok bandit seorang diri saat usiamu 10 tahun. Aku percaya pada kemampuan bertarung dan memimpinmu, Fredrick."

"Itu sebuah kebanggaan, ayahanda. Tapi apa benar-benar tidak masalah untuk menyerahkan ini padaku? Bukankah akan lebih baik jika ayahanda sendiri yang memimpin patroli ini?". Paul tertawa kecil. Bukan berarti Fredrick tidak percaya diri dengan kemampuannya. Paul hanya ingin memberinya lebih banyak pengalaman dalam mengorganisir pasukannya. Lagipula, ada pekerjaan lain yang harus dilakukannya.

"Tidak masalah. Seperti yang aku katakan, aku percaya pada kemampuanmu. Selain itu, ada sesuatu yang harus aku selesaikan dan hanya diriku yang bisa melakukannya. Jadi, mau kah kau melaksanakan tugas ini?"

Fredrick membungkukan badannya, menerima tugas yang Paul embankan padanya. Mulai hari ini, dia akan menjalankan misi yang ayahnya tugaskan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!