Fredrick yang berhasil menggunakan mana di usia lima tahun tanpa bimbingan siapapun seketika menjadi berita yang menghebohkan di kastil keluarga Heisenberg. Bagi mereka yahg yang telah bekerja puluhan tahun, bahkan beberapa generasi pada keluarga Heisenberg, meyakini hal itu sebagai sebuah rekor baru. Sepanjang pengetahuan mereka, sepuluh tahun adalah usia tercepat untuk dapat menggunakan mana. Itupun dengan syarat bahwa orang tersebut telah melalui pelatihan yang cukup keras dan intens.
Carla yang mendengar kabar itu langsung histeris, dengan bangga mengangkat tubuh kecil Fredrick dan menciumi wajahnya. Sementara Paul yang berada di lokasi dan melihat dengan mata kepalanya sendiri, hanya bisa menggeleng. Namun senyum yang menghiasi wajahnya adalah bukti bahwa ia sangat bangga dengan pencapaian Fredrick.
Sekitar dua minggu berlalu setelah kejadian itu.
Paul membawa Fredrick ke sebuah hutan yang tidak jauh dari kota Elbe, pusat administrasi dan pemerintahan wangsa Heisenberg. Hutan itu seringkali menjadi tempat bagi para petualangan untuk berburu monster. Nantinya, hasil buruan mereka akan dibawa ke guild dan akan ditukarkan dengan uang.
Paul membawa putranya ke sebuah lokasi yang tidak banyak dituju oleh para petualang. Sebabnya karena lokasi tersebut adalah tempat yang berbahaya karena monster yang berada di sana memiliki kekuatan yang lebih kuat daripada petualang pada umumnya. Hanya beberapa petualang tingkat tinggi yang berani masuk ke lokasi tersebut.
Fredrick dapat merasakan mana yang berada di sana menjadi lebih padat. Semua monster yang ada di hutan ini memiliki kekuatan sihir. Itu berarti semakin dalam dirinya masuk ke dalam hutan, semakin padat mana yang dia rasakan, semakin banyak juga monster berbahaya yang akan ia temui.
"Fredrick, di sini lah kau akan berlatih untuk berhadapan dengan monster. Ini akan menjadi pengalaman pertamamu melawan monster. Lihat ke sana."
Ekspresi wajah Fredrick berubah saat ia melihat sebuah kelinci raksasa yang berada tidak jauh dari dirinya dan Paul. Ada perasaan terkesima saat ia melihat seekor kelinci berwarna hitam dengan panjang satu meter dan tinggi satu meter. Mata kelinci itu merah menyala. Giginya bertaring. Ekornya terlihat seperti cambuk.
Fredrick menyiagakan dirinya. Meskipun terlihat tenang, Fredrick paham bahwa kelinci raksasa itu siap menyerang mereka kapan pun. Paul yang melihat hal ini mengangguk puas. Fredrick tidak melepas kewaspadaannya.
"Fredrick, pada dasarnya kelinci itu tidak agresif. Makanan mereka adalah tumbuhan yang mengandung banyak mana di hutan ini. Kecuali jika kau memprovokasinya, dia tidak akan menyerang siapa pun."
Fredrick mengangguk. Dirinya senang karena mendapat pengetahuan baru. Di saat yang sama ia mengerti bahwa itu bukan tujuan utama ayahnya mengajak ia ke tempat ini. Jika hanya pengetahuan, Fredrick bisa tetap di mansion dan belajar bersama ibunya.
Fredrick sangat antusias dengan pengalaman pertamanya. Mungkin karena merasakan bahaya yang mengancam, kelinci raksasa yang diincar oleh Fredrick mulai bersifat agresif. Mana bocor dari kelinci tersebut dan Paul mengambil jarak dari mereka. Dia tidak ingin mengganggu pertarungan anaknya.
Kelinci raksasa yang merasakan bahaya berasal dari Fredrick tanpa ragu menyerangnya. Dengan gesit, Fredrick berhasil menghindari terjangan monster kelinci. Jika dia terlambat, tubuhnya akan terlumat oleh tanduk kelinci yang sangat keras. Tanpa menghabiskan banyak waktu, Fredrick juga melancarkan serangannya. Dia mengincar bagian lawan yang terbuka.
Sayangnya, tenaga Fredrick tidak cukup kuat untuk mengalahkan monster kelinci dalam sekali serang. Monster ini memiliki kulit yang keras. Tapi jika itu Paul, dia bisa mengalahkannya dalam sekali serang.
Fredrick mengambil langkah mundur. Monster kelinci kembali menyerang Fredrick. Kali ini dengan cakar tajamnya. Bilah pedang Fredrick bersentuhan dengan cakar sang monster hingga percikan api muncul. Cakaran selanjutnya datang. Untungnya Fredrick berhasil menangkis kembali serangan tersebut.
Untuk mendistraksi monster, Fredrick kini mengincar matanya. Dan itu berhasil. Ketika Fredrick dapat menusukan pedanya ke kedua mata monster kelinci, monster itu mengamuk dan serangannya menjadi berantakan. Fredrick memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan serangan bertubi-tubi pada monster kelinci.
Pertarungan mereka berdua terus berlanjut.
...****...
Paul mengawasi anaknya yang sedang menjalani pengalaman pertamanya bertarung dengan monster sungguhan. Jaga-jaga jika situasi berubah menjadi buruk, Paul bisa segera turun tangan untuk membantu anaknya.
Tetapi melihat situasinya, nampaknya Fredrick tidak membutuhkan bantuan dirinya. Dalam pertarungan pertamanya, Fredrick berada dalam posisi yang unggul. Dan benar saja, meski memakan waktu, Fredrick berhasil membunuh monster pertamanya. Monster kelinci itu kehabisan darah dan tenaga. Pada akhirnya, Fredrick berhasil menyelesaikan pertarungan dengan membuat sebuah luka besar di kepala kelinci malang itu.
Melihat anaknya yang bersimbah darah, Paul segera menghampiri anaknya. Dia memeriksa dan memastikan kondisi Fredrick. Dia mendapatkan luka memar di beberapa bagian tubuhnya. Tetapi secara keseluruhan, kondisinya baik-baik saja. Dia akan meminta Carla untuk menyembuhkan luka Fredrick nanti.
"Kerja bagus, nak. Selamat atas kemenangan pertamamu melawan kelinci. Tidak ada anak seumuranmu yang dapat melakukan hal seperti ini. Kau adalah anak yang istimewa, Fredrick."
Mendengar pujian ayahnya, ada rasa bangga dalam diri Fredrick. Dia menjadi tambah bersemangat mendengar pujian ayahnya.
"Bagaimana perasaanmu ketika pertama kali melihat mayat dan darah, Fredrick?"
Fredrick berpikir, lalu menggeleng. Biasa saja. Awalnya dia memang sedikit jijik. Tapi hanya itu. Mendengar apa yang Fredrick katakan, Paul meneguk ludahnya. Dia menjadi ingat ketika ia berusia 10 tahun, saat pertama kali ia mengalahkan monster, dia sangat takut dan jijik.
Sebelum pulang, Fredrick memotong tanduk kelinci yang berhasil ia kalahkan. Dia akan menyimpan itu sebagai kenang-kenangan miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments