Pesta Ulang Tahun Louise (2)

Fredrick dan rombongannya tiba di wilayah Manstein dengan selamat. Tidak ada gangguan berarti selama perjalanan mereka. Kalaupun ada, itu hanyalah gangguan dari para monster yang secara tiba-tiba menghalangi jalan mereka. Sesuatu yang bisa diatasi tanpa campur tangan Fredrick.

Kota Volvoda adalah pusat pemerintahan keluarga Manstein. Di sinilah sebuah kastil megah yang menjadi tempat keluarga mereka tinggal, berdiri tegak. Meski ukurannya lebih kecil daripada kota Elbe, Volvoda masih terhitung ramai dan padat.

Dikawal oleh ksatria keluarga Manstein yang menunggu mereka, Fredrick dan rombongannya dikawal menuju kediaman keluarga Manstein. Di sana Louise, Gerard dan istrinya, serta pelayan Louise sudah siap menyambut kehadiran Fredrick.

"Selamat datang tuan muda. Terimakasih karena sudah bersedia untuk menghadiri undangan kami.". Fredrick tersenyum tipis dan menggeleng. "Terimakasih atas sambutannya, count Manstein. Sebuah kehormatan mendapatkan undangan dari anda. Sekaligus permintaan maaf dari duke Heisenberg yang tidak bisa datang ke pesta ulang tahun nona Louise."

Istri Gerard tertawa kecil. "Sudah, jangan khawatir." Katanya. "Memang sangat disayangkan kalau duke Heisenberg tidak bisa datang. Tapi mau bagaimana lagi, raja selalu membutuhkan beliau." Gerard sedikit tersenyum kecut. Setelah mengobrol beberapa saat, dia, istri, dan anaknya mengantar Fredrick masuk. Rafaela yang menemani Fredrick sebagai pelayan pribadinya juga ikut bersama mereka. Sementara para ksatria pergi ke tempat yang disediakan khusus untuk mereka.

Pesta yang sesungguhnya baru dimulai saat malam tiba. Seluruh hidangan terbaik yang bisa disediakan oleh keluarga Manstein, disajikan malam itu. Alkohol-alkohol dengan kualitas terbaik yang bisa mereka dapatkan, dituangkan. Nampaknya keluarga Manstein benar-benar serius dalam menyelenggarakan pesta ulang tahun untuk Louise.

Sepanjang pesta, Fredrick selalu berdiri di samping Louise. Itu Louise yang memintanya. Fredrick tahu alasan persisnya, dan karena itu dia mengiyakan. Ada banyak putra keluarga bangsawan yang hadir disana. Semua dari mereka berusaha menarik perhatian Louise. Selain cantik, Louise juga merupakan putri dari seorang count yang terpandang. Karenanya, selain beruntung mendapatkan pasangan yang cantik, nama mereka juga bisa terangkat. Membunuh dua burung dengan satu batu.

Untungnya kehadiran Fredrick disisi Louise membuat mereka berpikir berkali-kali untuk mendekati Louise. Bahkan orang dewasa yang ingin mendekati Louise, entah apapun motifnya, akan sangat ragu dan segan untuk melakukannya. Bukannya Fredrick mengintimidasi. Sama sekali tidak. Banyak yang sudah tahu reputasi Fredrick yang dapat dengan mudah mengalahkan orang dewasa. Itu yang membuat mereka takut.

"Saya sangat meminta maaf karena sudah merepotkan tuan Fredrick. Ayah saya harus meladeni para tamu jadi dia tidak bisa berada disisi saya setiap saat." Kata Louise dengan nada penyesalan. Mendengar hal semacam itu, Fredrick tersenyum saja. "Nona Louise tidak perlu khawatir. Sejujurnya, aku menikmati waktu bersama nona Louise."

Louise tersenyum mendengarnya. Wajahnya terlihat memerah. Melihat Louise yang senang, Fredrick juga tambah senang. Dia sama sekali tidak keberatan untuk menemani Louise sepanjang malam. Tentu Fredrick merasa dia mendapatkan tatapan yang tidak menyenangkan dari banyak orang di sana. Tapi untuk dia peduli? Kecuali mereka ingin berurusan dengan duke Heisenberg, tidak ada yang berani melakukan hal yang sembrono.

Begitu acara selesai, Fredrick diantar Louise menuju kamar yang akan menjadi tempat beristirahatnya. Rafaela juga ikut bersama mereka. Dia harus mengurus keperluan Fredrick sebelum tuannya beristirahat.

"Sudah cukup Rafaela. Terimakasih banyak. Pergilah ke kamarmu untuk istirahat." Rafela mengangguk. Masih dengan ekspresi dinginnya yang biasa, dia pergi dari kamar Fredrick setelah memberikan hormat dan salam.

Malam itu memang melelahkan. Tetapi Fredrick menikmatinya dengan sepenuh hati.

...****...

Sementara itu di luar kota Elbe.

Wilayah sekeliling kota Elbe adalah daerah perhutanan yang dipenuhi vegetasi lebat dan rapat. Kadangkala ada beberapa pemukiman kecil dan desa tetapi tidak banyak. Itu karena monster dan hewan buas yang menghabitati hutan tersebut.

Namun di antara vegetasi yang lebat tersebut, sebuah kediaman kecil, yang dihuni tidak lebih dari 100 orang, berdiri. Wilayahnya memang jauh di dalam hutan demi menghindari patroli keamanan. Ya, bisa dikatakan tempat tersebut adalah sarang para bandit.

Seorang pemuda terlihat sedang dikelilingi beberapa bandit. Di hadapannya duduk seorang pria di akhir usia 40-an. Janggutnya lebat dan sangat berotot. Tatapannya sangat mengintimidasi bahkan ketika satu matanya rusak. Di sebelahnya berdiri sebuah kapak raksasa yang tingginya sama dengan dia.

"Aku harap kau tidak main-main denganku, bocah. Ah, siapa namamu tadi. Ah, Eric." Pria itu membaca beberapa berkas yang ada di depannya. Sebuah rencana mengenai rute pengawalan Fredrick. Isinya sangat lengkap. Mulai dari perkiraan waktu berangkat dan kembali, jalan yang akan dilalui, jumlah pengawal dan nama mereka, hingga orang-orang yang ikut bersama Fredrick.

"Tentu. Saya tidak memiliki kekuatan untuk mempermainkan anda, apalagi sampai membohongi. Percayalah, semua yang ada disini adalah sesuatu yang sangat akurat." Pemuda itu, Eric, tersenyum santai. Tentu saja dia tegang. Meskipun dia menilai dirinya kuat, tetapi orang yang duduk menghadapnya jauh lebih kuat.

"Anda dihukum oleh duke Heisenberg atas kesalahan yang tidak anda lakukan sama sekali. Setelah anda dipecat, tidak ada satupun bangsawan bawahan keluarga Heisenberg yang ingin menerima anda. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan keadaan."

Mendengar Eric, pemimpin bandit itu tertawa sinis lalu mendengus. "Pintar sekali kau, bocah! Aku tidak tahu dendam apa yang kau miliki pada keluarga sialan itu, tidak juga aku peduli. Itu urusanmu. Tapi fakta kalau kau menggunakan kami untuk alat balas dendam. Cih! Bahkan aku tidak tahu darimana kau mendapatkan informasi mengenai posisiku.

"Tapi baiklah. Karena kau membawa sesuatu yang bagus kepada kami, kau aku ampuni. Tapi kau juga harus ikut. Jika kau berbohong, maka akan aku pastikan kepalamu akan melayang!"

BRAKKK!!! Bandit itu menggebrak mejanya, membuat tubuh Eric bergetar karena rasa takut. Meski begitu, dia tetap mencoba untuk bersikap santai.

Dengan begitu, para bandit bersiap untuk melakukan penyergapan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!