Mana Awakening

Pagi harinya, setelah Fredrick mengalami mimpi buruk itu, ayahnya langsung mengajak Fredrick untuk berlatih seperti biasa. Itu membuatnya tidak punya banyak waktu untuk memikirkan mimpi yang dia alami semalam. Seperti biasa, bersama dengan Paul, Fredrick melakukan gerakan pemanasan. Setelahnya, Fredrick diberikan sedikit pelatihan fisik oleh Paul agar kebugarannya terjaga.

Barulah setelah itu, Paul memperlihatkan dasar-dasar teknik berpedangnya dan diikuti oleh Fredrick. Berdasarkan pengamatan Paul, pertumbuhan Fredrick sangat baik. Dia bahkan sebenarnya sudah bisa meniru gerakan Paul tanpa harus diperlihatkan terlebih dahulu. Paul hanya perlu sedikit memoles gerakan anaknya agar menjadi lebih halus.

Satu-satunya yang menjadi kekurangan adalah hanyalah kekuatan ayunan dan tebasan. Tapi itu dapat dimengerti karena usia fredrick yang masih belia. Paul tidak terburu-buru. Sepengamatannya sejauh ini, tumbuh kembang seorang anak dapat terhambat jika terburu-buru diberi pelatihan yang lebih keras.

"Fredrick, hari ini ayah ingin melakukan sesuatu yang berbeda. Ikut ayah."

Fredrick yang sedang berlatih menghembuskan nafasnya dan mengelap keringatnya dengan sebuah handuk kecil. Dia lalu mengikuti ayahnya, yang pergi ke sebuah tempat yang tidak begitu asing bagi dirinya. Itu adalah tempat dimana para ksatria keluarga Heisenberg dilatih.

"Hari ini, kau akan melakukan sparing dengan mereka, Fredrick. Anggap lah ini sebagai sebuah ujian untukmu. Aku ingin melihat sejauh mana dirimu telah berkembang."

Fredrick mengamati para ksatria yang berlatih. Mereka yang memiliki tubuh besar, meneriakan berbagai perintah, dan memperlihatkan gerakannya, adalah para senior. Sementara mereka yang memiliki tubuh kecil dan menonton serta mempraktikan adalah para Junior yang menerima pelatihan.

"Ayah, apa hari ini aku harus bertanding dengan para senior? Aku tidak keberatan jika harus melakukan hal itu."

Paul berpikir sejenak, lalu menggeleng. Meskipun menarik untuk melihat Fredrick bertanding melawan para senior, dia memutuskan untuk tidak melakukan hal itu. Ingat, Paul tidak terburu-buru. Dia harus memastikan terlebih dahulu apakah Fredrick memang benar-benar berkembang.

"Hari ini kau hanya akan melawan para Junior yang mendapatkan pelatihan dasar. Persiapkan dirimu."

Fredrick mengangguk. Dia mengikuti ayahnya menuju pusat pelatihan. Di sana, beberapa ksatria senior langsung memberikan hormat dan membukan jalan untuk mereka berdua. Kelihatannya Paul telah membicarakan sparing ini dengan ksatria senior sehingga mereka langsung memanggil seorang junior untuk bertanding melawan Fredrick.

Keduanya berdiri di posisi masing dengan pedang kayu di tangan mereka. Meskipun banyak ksatria junior dan senior yang berada di lokasi, membentuk lingkaran mengitari mereka berdua, semuanya terdiam. Mereka ingin melihat kemampuan dari anak dari sang duke.

Salah seorang senior ditunjuk oleh duke untuk menjadi wasit pertandingan. Perlu diketahui bahwa ksatria junior yang akan bertanding dengan Fredrick adalah junior yang paling berbakat di antara yang lain. Dia digadang-gadang akan bergabung dalam barisan ksatria resmi setelah menerima beberapa pelatihan dan terlibat dalam setidaknya satu pengalaman tempur.

Sementara itu, Fredrick menatap lamat-lamat pria yang akan menjadi lawannya. Secara alamiah dirinya berusaha untuk memahami kemampuan lawannya lewat analisis sekilas. Usianya mungkin sekitar 14 sampai 15 tahun. Tubuhnya lebih tinggi daripada Fredrick dan memiliki otot yang lebih besar.

"Siapa namamu, ksatria junior?"

Ksatria junior itu memandang Fredrick. Meskipun lawannya adalah putra pertama duke Heisenberg, tatapannya cenderung meremehkan. Selain karena lebih kuat, dirinya juga masih memiliki kartu truf lain jika seandainya Fredrick dapat mengimbangi dirinya.

"Nama saya adalah Joan, tuan muda. Hanya Joan. Saya bukan bangsawan, hanya rakyat jelata saja. Sebuah kehormatan untuk bertanding dengan anda, tuan muda."

Fredrik mengangguk. Dia dengan cepat memasang kuda-kuda, bersiap ke dalam mode bertarung. Joan juga. Mereka siap untuk bertarung kapan saja.

"Kedua pihak bersiap.... Mulai!!"

Dan Joan langsung melesat menuju Fredrick.

...***...

Begitu pertarungan dimulai, Joan langsung mengambil inisiatif untuk menyerang. Dia mengayunkan pedangnya, mengincar kepala Fredrick. Dengan kecepatan refleks yang bagus, Fredrick berhasil menahan ayunan pedang Joan dengan pedang kayunya. Dirinya juga berhasil mendorong balik Joan dengan tenaga yang ia miliki hingga dirinya mundur beberapa langkah dari posisi sebelumnya.

Joan tidak menduga bahwa tubuh kecil Fredrick dapat mengeluarkan tenaga sebesar itu mendorong dirinya. Ketika ia kembali bersiap, Fredrick telah maju dan menusukan pedangnya, mengincar perut Joan yang cukup terbuka. Untung baginya, dia berhasil menahan tusukan Joan dengan pedang kayunya. Namun ia merasa hentakan yang cukup kuat ketika ia menahan tusukan tersebut.

Joan mulai mengubah penilaiannya, ia tidak bisa lengah dihadapan Fredrick. Dengan gesit, dirinya mulai melancarkan serangan dari berbagai arah untuk menghentikan Fredrick, yang sayangnya ditangkis dengan mudah oleh anak itu.

Yang Joan tidak tahu, Fredrick memiliki kebiasaan untuk memperhatikan bagaimana para ksatria berlatih. Mulai dari langkah kaki mereka, teknik berpedang, dan kekuatan yang mereka keluarkan. Dan yang tidak disadari oleh semua yang hadir di sana, Fredrick memiliki sebuah bakat yang unik.

Bakat itu memungkinkan dirinya mengikuti sebuah gerakan secara sempurna hanya dalam sekali melihat. Bahkan, ia dapat mengimprovisasi gerakan tersebut dengan teknik lain jika diperlukan. Semacam campuran antara photographic memory dan copying mechanism.

Lima menit berlalu dan kondisi berbalik. Jika tadi Joan mengambil inisiatif, maka kini giliran Fredrick. Gerakan yang ia lakukan persis dengan Joan ketika menyerang dirinya. Hanya saja teknik yang Fredrick lakukan lebih efisien dan efektif. Dirinya berhasil mengincar dan mengenai berbagai titik lemah Joan, membuat lawannya mengalami beberapa luka dan memar di bagian tubuhnya.

Joan yang terdesak merasa tidak punya pilihan lain. Dia terpaksa mengeluarkan kartu trufnya untuk mengalahkan Fredrick. Sejenak dia menghirup nafas dalam-dalam dan....

"RAAAAHHHHHHH!!!"

Sebuah energi meledak-ledak di tubuh Joan. Semua yang hadir di sana terkejut. Termasuk Paul. Seorang pemuda dari rakyat jelata berhasil menggunakan [mana] di usia yang muda.

Ya, belum lama ini, Joan menyadari bahwa dirinya bisa menggunakan mana akan dapat menggunakan sihir. Setiap orang memiliki kuantitas mana yang berbeda. Meskipun kekuatan sihir tidak selalu ditentukan dari mana yang kau miliki, namun kuantitas mana tetap menjadi penentu utama.

Dengan seluruh tubuh yang dipenuhi oleh mana, Joan melesat ke arah Fredrick. Kecepatan dan kekuatannya bertambah dua kali lipat. Ekspresi terkejut muncul di wajahnya. Dia memang berhasil menangkis serangan Joan. Namun itu membuat dirinya terpental beberapa meter.

Wasit ingin mengakhiri pertandingan. Namun Paul menahannya. Dengan cermat, dia memperhatikan Fredrick yang mulai berdiri.

...****...

Ketika Fredrick terpental, dirinya tidak merasakan sakit. Tentu saja ia terluka, tetapi ada sensasi lain yang menyerang dirinya. Dia merasakan sebuah energi mengalir ke seluruh dirinya. Itu hangat dan nyaman. Pada awalnya, dia tidak memiliki kendali atas energi tersebut. Namun sesaat kemudian, ketika ia mulai memahaminya, dia berhasil mengendalikan energi tersebut.

Hingga sesaat sebelum terjatuh, Fredrick berhasil mengedarkan seluruh energi tersebut ke seluruh tubuhnya. Itulah mengapa ketika ia terjatuh, Fredrick tidak merasakan sakit dan dapat langsung berdiri.

Kali ini, lagi-lagi semua tertegun. Mereka melihat Fredrick mengeluarkan aura berwarna biru tua di sekelilingnya. Benar, dia telah dapat menggunakan mana di usia lima tahun. Joan merasakan alarm bahaya berbunyi di tubuhnya. Tanpa ragu dia melesat menuju Fredrick, begitu juga Fredrick melesat ke arahnya. Kemudian, sebuah dentuman akibat tabrakan antara dua kekuatan terjadi. Fredrick hanya mundur beberapa langkah sementara itu Joan terpental dan terluka. Ia tak sadarkan diri dan tidak bisa melanjutkan pertarungan.

"Pemenangnya adalah tuan muda!!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!