Bukan Sekedar Dongeng Belaka

Paul hanya bisa menggeleng ketika dia, bawahannya, dan para petualang tiba di desa yang dilaporkan mendapat serangan monster. Mereka terlambat. Meskipun para monster berhasil ditumpas, tetapi desa telah hancur. Mayat-mayat manusia terlihat bergelimpangan hingga ke sudut-sudut desa. Darah berceceran dimana-mana. Beberapa bawahan Paul yang melihat kondisi ini tidak kuat menahan diri. Mereka muntah.

"Sisir seluruh desa. Pastikan adakah dari mereka yang masih bisa di selamatkan atau tidak!"

Dengan gesit, bawahan Paul dan para petualang segera melakukan pengecekan. Bagi mereka yang mual, mau tidak mau mereka harus menahan hal itu. Mereka menyusuri setiap bagian desa. Mereka menyisir sawah, ladang, rumah-rumah, dan berbagai area yang bisa dijadikan tempat persembunyian. Nihil. Mereka tidak menemukan satu orang pun yang selamat.

"Apakah ada kemungkinan kalau iblis terlibat dalam penyerangan ini?"

Bawahan Paul yang bertanggung jawab untuk melapor tidak tahu harus menjawab apa. Selama perjalanan, mereka memang berhasil menumpas monster-monster. Tetapi ada sesuatu yang berbeda.

Di dunia ini, terutama pada era ini, tidak jarang sebuah desa menjadi target penjarahan dan penghancuran. Entah itu oleh bandit maupun monster. Meski begitu, jika monster yang menyerang, maka hal tersebut lebih mudah diatasi. Ada banyak orang dewasa di pedesaan yang bisa melawan monster semacam goblin, bahkan tanpa mana sedikit pun. Meski berbahaya, goblin adalah lawan yang relatif lebih mudah.

Tetapi bahkan, orang-orang dewasa yang ada di desa ini terbunuh. Semuanya. Kecurigaan Paul mengenai keterlibatan iblis dalam peristiwa ini semakin membesar. Goblin yang mereka lawan juga lebih kuat daripada goblin pada umumnya. Besar kemungkinan bahwa makhluk-makhluk itu dikendalikan oleh iblis yang menjadi seteru abadi umat manusia.

"Aku akan mengirimkan tim investigasi ke tempat ini. Juga guild petualang. Dan juga, tambah jumlah personil untuk mengawasi jalur menuju wilayah Heisenberg. Kita tidak mau ada bandit yang memanfaatkan situasi ini."

Bawahan Paul mengangguk. Paul yang telah selesai memberikan instruksi memutuskan untuk ikut berkeliling desa. Ia memerintahkan untuk menggali sebuah lubang besar yang akan digunakan sebagai kuburan massal. Tidak punya banyak waktu untuk mengubur korban tewas satu per satu. Dia dan bawahannya berpacu dengan waktu. Mayat yang dibiarkan begitu saja akan dengan mudah dijadikan sebagai undead atau menjadi media penyebaran penyakit.

Saat Paul melintasi sebuah reruntuhan rumah, sayup-sayup ia mendengar suara tangisan. Dengan tenaga supernya, Paul menyingkirkan puing-puing rumah itu. Melihat tuan mereka melakukan pekerjaan kasar semacam itu, bawahan Paul yang lain lantas membantunya.

Beberapa saat kemudian, mereka menemukan dua orang anak kecil yang sedang meringkuk. Laki-laki dan perempuan. Bocah laki-laki itu terlihat tidak sadarkan diri. Sementara bocah perempuan menangis di samping adiknya. Paul memastikan denyut nadi pada bocah laki-laki itu. Dia masih hidup.

"Angkat mereka dan bawa menuju tempatku. Carla akan mengobati mereka berdua."

Para bawahannya mengangguk. Dia bisa saja menyerahkan dua anak ini ke gereja kota untuk diobati oleh mereka. Tetapi Paul merasakan ada sesuatu yang istimewa dalam dua anak ini. Setidaknya, mereka akan berguna di masa depan jika Paul mengurus mereka.

Mereka semua meninggalkan desa menjelang terbenamnya matahari. Ketika seluruh korban telah dikuburkan dan barang-barang yang masih bisa bermanfaat dan digunakan telah diamankan.

...****...

Fredrick mengamati Carla yang sedang menyembuhkan kedua anak kecil yang Paul bawa ke mansion keluarga Heisenberg. Cahaya hijau menyinari kedua anak itu. Memar dan luka terbuka yang mereka alami mulai sembuh. Sedikit-sedikit, Carla juga menjelaskan cara kerja sihir penyembuhan pada Fredrick.

"Sihir penyembuhan, tergantung tingkatannya, memiliki efek yang berbeda-beda, Freddie. Untuk menyembuhkan luka yang mereka alami, cukup menggunakan sihir penyembuhan tingkat bawah. Sihir tingkat menengah digunakan untuk menyembuhkan luka yang lebih parah. Dan sihir penyembuhan tingkat tinggi biasanya digunakan untuk menyambungkan kembali bagian anggota tubuh yang terputus."

Tidak butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka kedua anak itu. Setelah prosesnya selesai, Carla dan Fredrick meninggalkan mereka. Memberikan waktu untuk keduanya beristirahat. Paul telah menceritakan tentang bagaimana dia bisa bertemu dengan mereka berdua dan alasan membawa mereka ke mansion. Tentu, Carla dengan senang hati membantu mereka.

Fredrick merasakan sesuatu dari keduanya. Nalurinya mengatakan bahwa mereka memiliki sesuatu yang sangat kuat dalam diri mereka. Mana milik kedua anak itu. Ya, Fredrick merasa bahwa mereka memiliki mana yang kuat.

Apakah itu berarti mana Fredrick lebih lemah daripada keduanya? Tidak. Fakta bahwa Fredrick dapat menyadari betapa kuatnya mana mereka bahkan ketika kedua anak itu dan keluarganya belum mengetahui keistimewaan yang mereka miliki, membuktikan bahwa kekuatan mana Fredrick jauh lebih superior dibandingkan mereka. Memang hal semacam itu tidak selalu menjadi penentu. Namun jangan lupa, usia Fredrick masih lima tahun.

Setelah mengucapkan selamat malam pada Carla, Fredrick beranjak menuju kamarnya. Malam ini bulan purnama. Cahaya bulan sedikit menyinari kamarnya. Untuk membuat kamarnya menjadi lebih terang, Fredrick menyalakan lilin yang berada di sudut kamar dan meja belajarnya dengan sihir api. Alih-alih tidur, Fredrick ingin menggunakan sedikit waktunya untuk belajar.

Fredrick membuka sebuah buku yang cukup besar untuk anak seusianya. Entah itu ukurannya maupun konten yang tersaji di dalamnya. Dilihat sekilas, buku itu berisi berbagai dongeng dari era kuno. Dan memang itulah isinya.

Fredrick mengagumi berbagai cerita yang tersaji di dalam buku itu. Dirinya membayangkan bagaimana seorang penyihir kuno dapat menghancurkan sebuah negara seorang diri hanya dengan menggunakan sihir es belaka. Dia terpukau dengan kisah seseorang yang dapat menciptakan bola api sebesar matahari. Fredrick jatuh hati dengan kisah pertarungan 1000 hari tanpa henti antara malaikat Agung dan iblis kehancuran.

Fredrick tidak hanya memperlakukan dongeng tersebut sebagai sekedar dongeng belaka. Dia menjadikan cerita-cerita itu sebagai sumber inspirasinya dalam berlatih sihir maupun pertarungan jarak dekat.

Fredrick memejamkan matanya. Dirinya berusaha membayangkan sebuah bola air di atas tangannya. Secara naluriah, Fredrick berusaha mengharmonikan mana yang mengalir dalam dirinya dengan alam di sekitarnya. Fredrick membuka mata dan sebuah bola air terwujud.

Menggunakan imajinasi dan kehendaknya, Fredrick memanipulasi bola air itu menjadi berbagai bentuk yang dia inginkan. Kupu-kupu, burung, kelinci, kucing, dan bentuk-bentuk lainnya. Tidak hanya elemen air. Fredrick juga mencoba memanipulasi berbagai elemen sesuai dengan khayalannya.

Fredrick baru berhenti tiga jam kemudian. Ketika awan malam mulai menutupi bulan purnama yang menggantung di langit. Fredrick menaiki kasusrnya dan menutupi dirinya dengan selimut. Dia mematikan lilin dengan sihir anginnya. Dan dengan begitu, Fredrick mulai terlelap dan masuk ke dalam dunia mimpinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!