Eric

Itu adalah musim panas yang cerah saat Fredrick dan ordo ksatria keluarga Heisenberg sedang latihan bersama. Sekitar tiga bulan setelah pesta ulang tahunnya yang ke-10. Walaupun relatif cepat, Fredrick telah melakukan banyak hal selama tiga bulan itu.

Ayahnya, Paul, menjadi lebih sering dalam melibatkan Fredrick dalam urusan militer maupun kepemerintahan. Carla juga mulai meningkatkan level kesulitan belajar Fredrick secara signifikan. Dia harus membaca lebih banyak buku, mempelajari lebih banyak bahasa, dan memahami lebih banyak aritmatika dasar.

Bisa dibilang, semenjak memasuki umur 10 tahun, Dirinya menjadi lebih sibuk dan memiliki sedikit waktu luang. Terkadang bosan. Tetapi ada banyak momen dimana Fredrick menikmati setiap hal baru yang ia pelajari.

Siang ini, Fredrick kembali berlatih dengan para ksatria. Ayahnya yang sedang ditugaskan untuk melakukan sesuatu oleh kerajaan, tidak menemaninya. Sebagai gantinya, Gerard von Manstein, kepala keluarga Manstein, yang juga ayah Louise, mengawasi Fredrick.

'Aku tidak menyangka Putra tuan Paul memiliki bakat yang sangat hebat dalam berpedang. Padahal usianya baru 10 tahun, tetapi dia dapat mengalahkan para ksatria yang jauh lebih senior dan berpengalaman, tanpa mereka menahan diri.' Dalam diamnya, Gerard memberikan penilaian. Tidak mengherankan jika Tuannya berani membawa Fredrick ke medan perang nyata ataupun melibatkan putranya untuk menumpas monster.

Gerard terus memperhatikan Fredrick dan para ksatria lainnya, hingga disuatu momen, seorang anak muda, yang mungkin seumuran dengan anak tuannya, berhadapan dengan Fredrick.

Anak itu cukup istimewa. Entah bagaimana, Gerard merasakan sesuatu yang berbeda dari anak itu. Rambut dan mata coklatnya, juga bentuk wajah anak itu membuktikan kalau dia juga berasal dari wilayah Heisenberg. Tetapi ada sesuatu yang membuatnya berbeda.

Namun yang lebih penting lagi... Dia terlihat tidak bersahabat dengan Fredrick. Tatapan matanya jelas-jelas memandang rendah sang pewaris Heisenberg. Seolah dirinya sedang melihat sampah tidak berguna. Gerard mengernyitkan dahinya. Sangat tidak sopan. Kurang ajar.

"Ah, ternyata engkau lagi, Eric. Masih dengan tatapan yang mata sama, ya? Mau kuhajar lagi sampai kau babak belur?"

Pemuda itu, yang bernama Eric, bahkan tidak repot-repot menyembunyikan ketidaksukaan pada Fredrick. Lagi-lagi membuat Gerard bertanya-tanya. Siapa sebenarnya dia? Dan kenapa tuannya tidak melakukan apapun pada anak ini?

"Hari ini saya pasti mengalahkan anda, tuan muda." Katanya dengan tegas, sudah dalam posisi bersiap. Tidak lama setelah kode untuk memulai dibunyikan, anak muda itu langsung menerjang Fredrick.

"Itulah yang kau katakan berkali-kali, kan?". Serangan Eric dengan mudah dihindari oleh Fredrick. Padahal serangan itu cukup cepat. Akan sangat sulit untuk mengikuti gerakannya dengan mata telanjang. Meski begitu Fredrick tidak mengalami kesulitan sedikitpun untuk menghindarinya.

Senyum Gerard mengembang. 'Menarik.' pikirnya. 'Ternyata anak itu cukup berbakat. Mungkin itulah yang membuat tuan Paul menoleransi perilakunya pada Fredrick. Diantara ksatria lain, Pemuda itulah yang paling mungkin untuk membuat Fredrick berkembang.

Pertarungan terus berlanjut. Namun sementara keduanya terus beradu otot, seorang pria yang usianya tidak lebih dari 45 tahun menghampiri Gerard. Berdiri ia disamping Gerard, dia memberikan salam hormat, yang dibalas oleh anggukan kecil dan senyum tipis darinya.

"Oh, Bezos. Sudah lama tidak bertemu. Kau terlihat sehat, huh." Pria bernama Bezos itu tersenyum. Tidak, mana mungkin mereka tidak lama bertemu. Mereka baru saja bertemu beberapa hari yang lalu, menjelang kepergian sang Duke untuk menjalankan titah dari raja.

"Hahaha, Tolong jangan berlebihan, tuan Gerard. Ngomong-ngomong, anda terlihat menikmati pertandingan ini. Mungkin sesuatu semacam ini jarang terjadi di wilayah anda?"

Gerard terkekeh. Itu benar, pertandingan sesengit ini adalah hal yang jarang terjadi di wilayahnya. Ah, Gerard dan Bezos adalah teman seperjuangan. Itulah kenapa mereka terlihat akrab dan tidak begitu formal satu sama lain.

"Hei Bezos, diriku penasaran. Siapa sebenarnya anak laki-laki yang menjadi lawan tanding tuan muda Fredrick?"

"Oh, anak itu rupanya. Eric, itulah nama dia. Ditemukan bersama oleh seorang anak perempuan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Saat itu, tuan Paul mengatakan bahwa mungkin ada sesuatu yang istimewa dari kedua anak ini, insting belaka mungkin, dan memutuskan untuk membawa dan merawat mereka berdua. "

"Dan insting tuan Paul terbukti benar. Luar biasa." Gumam Gerard sambil mengusap dagunya. "Bisakah kita berasumsi bahwa bocah Eric ini sama berbakatnya dengan tuan muda?"

Sembari mengamati Fredrick yang sedang 'bermain' dengan Eric, Bezos menggeleng. "Sayangnya, tidak. Bisa dipastikan kalau Eric memiliki bakat yang bagus. Tetapi jika dibandingkan dengan tuan muda.... Saya yakin pasti anda paham maksud saya."

Gerard mengangguk. Terbukti dari pertarungan pura-pura antara dirinya dengan Eric. Harus diakui, gaya pertarungan Eric matang dan penuh perhitungan. Tidak membabi-buta dan sembrono. Dengan memanfaatkan celah dan titik buta, Eric terus menerus menargetkan Fredrick, tanpa repot repot menahan diri.

Sayangnya, Fredrick dengan mudah menangkis dan menghindari seluruh serangan Eric. Tidak terlihat dirinya sedang berada di posisi sulit. Meski sejauh ini Fredrick hanya bersikap defensif, dia terlihat menikmati pertarungannya dengan Eric.

Pertandingan keduanya terus berlanjut.

Terpopuler

Comments

kanm

kanm

lanjut

2023-08-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!