Masa bodo dengan kisah cinta playboy itu. Kata Janette kantor masih heboh dengan terbongkarnya kenyataan bahwa Margie adalah kekasih gelap bosnya.
Dan semua orang membicarakan tas LV pinknya, tak perlu aku yang membocorkan soal tas LV itu, semua orang menyimpulkan sendiri.
"Mulai banyak yang berani memepet David di kantor. Gadis-gadis mengirimkan makanan secara terang-terangan untuknya. Ada yang mencoba bicara dengannya di lift. Di kantor dia mempertahankan sikap dingin tak tersentuh, rupanya ada yang bisa menyentuhnya. Sekarang beberapa orang dengan berani mencoba keberuntungan, mungkin satu malam pun tak apa." Janette masih menambahkan gosip untukku.
"Nampaknya sebentar lagi klub penggemar buka di sini."
"Kau benar boss!"
Aku meringis, Iblis itu berusaha menjaga citra dingin tak tersentuh di kantor ini ternyata dia jatuh juga. Oleh assistennya yang terlalu cantik itu. Mungkin saat itu sudah tak tertahankan, salah sendiri kenapa memilih assisten sese*kal itu. Aku juga ikut membayangkan drama sendiri tentang cerita mereka berdua di kepalaku.
Tapi itu adalah gosip yang beredar di bagian bawah soal atasan mereka yang kaya dan tampan. Pekerjaanku di level menagement tidak dipengaruhi oleh gosip yang beredar. Walaupun secara pribadi aku memang tak menyukainya tapi tetap saja pekerjaan harus tetap ditempatkan pada tempatnya.
"Nona Carla, saya Donna, assisten Sir David. Apa Nona sudah menyelesaikan approval pembelian hotel baru yang diminta Sir David." Kali ini seseorang dengan kacamata dan wajah yang biasa saja yang jadi assistennya, kali ini rupanya dia sementara kapok dengan assisten terlalu cantik. Itulah resiko mencampurkan profesional dan pribadi, semua berakhir tidak baik jika kau bertengkar.
"Oh aku baru menyelesaikannya? Kapan Sir David meeting?"
"Sir David memunggu dari Nona?"
"Oke sore ini? Bisa?" Gadis itu melihat jadwalnya.
"Sekitar jam 4 Nona?"
"Oke. Jam 4." Assitennya langsung menemukan jadwalnya.
Jadi aku bertemu Donna lagi di ruang meeting divisi jam 4. Aku dan David sama-sama membawa assisten, dia sudah menungguku, wajahnya sedikit terlihat tak bersemangat. Rupanya dia terpengaruh juga dengan berita itu.
"Sore Carla, maaf buru-buru. Minggu depan Rabu aku harus ke Dominika, ini belum beres, sementara pertemuan pertama awal pekan berikutnya. Bisa-bisa bagianku lembur di akhir pekan untuk meeting jika ini belum selesai." Ini kali pertama kami harus kerjasama antar bagian.
"Ohh Dominika, ada pengembangan di sana?"
"Ada investor lokal menawarkan lahan, kami bertemu saat kunjunganku ke Jamaica, aku lihat dari fotonya memang lokasinya bagus. Baru pembicaraan awal, aku bawa surveyor ke sana."
"Ohh kita memang belum punya lahan di sana."
"Iya kau benar."
"Ini aku menyetujui proposal ini, dananya akan kusiapkan. Catatanku untuk proposal ini sudah ada di sana, sudah kusampaikan ke Sir Gabriel sendiri, kau harus ingat ini alih management, manager keuangan tidak bisa dari mereka, aku akan menaruh orangku di sana..."
Kali ini aku menjelaskan pekerjaan dengan lancar padanya. Di samping wangi parfum yang terlalu menggoda itu, kali ini aku bisa menatap Iblis ini. Jabatan Direktur Pengembangan Business cocok untuknya, dia tahu tugasnya dengan baik. Walaupun dia mungkin mendapat jabatan ini karena dia ahli waris dia tahu mengerjakan bagiannya dengan benar. Untunglah aku tidak berhadapan dengan anak manja.
"Iya, kita akan meeting awal dengan mereka bagaimana kalau kau ikut?"
"Baiklah, kapan."
"Minggu depan di sini. Kau boleh membawa poin yang kau ingin tekankan kepada mereka. Masalah uang kita harus bereskan dulu, masalah operasional bisa belakangan lagipula ini harus di renovasi, kami masih mencari design yang sesuai."
"Baik, akan kususun segera. Itu saja, aku kembali dulu." Kami bersama-sama keluar ruangan. Assisten kami sudah berjalan keluar ruangan dulu.
"Carla, mau makan malam? Kita akan banyak bekerja sama di depan. Permintaan maaf karena pernah membuatmu marah." Rupanya dia masih berkeras mengajakku makan malam. Mungkin menurutnya makan malam adalah jalan untuk menaklukkan wanita.
"Tidak usah. Aku harus pulang." Jelas aku tidak mau makan malam dengan Iblis ini.
"Kau membenciku rupanya?" Aku menatapnya yang sekarang sedang memainkan peran sebagai peliharaan yang mengharapkan perhatian dari Tuannya.
"Kita kolega profesional David, bukan teman. Kau kekurangan teman sekarang? Hubungan kita akan terbatas pada pekerjaan, itu saja." Aku terang-terangan padanya, dia masih berjalan bersamaku.
"Kau belum menikah bukan? Kita hanya berbeda 2 tahun."
"Belum."
"Kenapa?" Aku berhenti menatapnya. Iblis ini, kenapa dia membuatku menghela napas panjang dengan pertanyaannya yang tak perduli dia melanggar privasi orang lain itu. Dia pikir siapa dia bisa bertanya hal pribadiku.
"Kita tak sedekat itu untuk membuatmu bisa bertanya soal pribadi."
"Kau lesbian?" Walau aku sudah mengingatkannya dia tak perduli dengan itu.
"Fu*ck you." Umpatanku membuat dia tertawa.
"Jadi benar, kudengar kau adalah gunung es di bagian timur yang panas sana. Tak seorangpun bisa melelehkanmu. Jika laki-laki tak bisa melelehkanmu berarti wanita bisa. Menarik."
"Aku straight, assh*ole, aku bukan kau yang memacari setiap wanita..."
"Kata siapa aku memacari setiap wanita." Dia langsung memotongku.
"Kau pikir aku perduli." Dia diam waktu aku memelototinya. Menghela napas panjang, aku sadar apa perlunya aku berdebat dengannya. "Aku pergi, semoga akhir pekanmu baik."
Dan tanpa perduli apa reaksinya aku berjalan cepat meninggalkannya di koridor. Iblis gila itu, dia pasti berpikir aku salah satu species baru yang menarik dan harus didapatkan sebagai koleksi.
Iblis tetaplah iblis walaupun dia berwajah dewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dwi Sasi
Hmmm...
Ada yg mulai penasaran
2024-01-01
0
💕Bernadet Wulandari💕
wadaw. Carla kayanya udah Gedeg banget sama David. /Joyful//Joyful//Joyful/
2023-12-20
0
Klara Rosita
Kau membuat David penasaran Carlaaa... 😂😂😂😂
2023-10-03
0