Bab #19. Siapa Hanum?

Roma menghela napasnya pelan dan mengaturnya sebisa mungkin demi mengurangi kadar kegugupannya pasca mendengar pengakuan dari Hanum barusan.

Kemana saja gadis ini? Kenapa setelah dirinya menikah dengan Mikha, tiba-tiba Hanum datang serta mengutarakan perasaan kepadanya. Kenapa tidak sejak awal saja ketika mereka sama-sama masih kuliah. Tentu Roma tidak akan sesulit ini dalam menghadapi situasinya.

"Hanum, aku--" Belum sampai Roma menyelesaikan ucapannya terdengar lebih dulu ketukan di depan pintu.

Keduanya pun menoleh pada saat sosok itu masuk melalui pintu yang belum di tutup secara sempurna tadi.

"Mikha," gumam Roma pelan. "Kenapa aku sampai melupakan dia? Apakah dia sudah mendengar semuanya tadi?" batin Roma mendadak risau.

"Ah, Kakak rupanya lagi ada bimbingan sama mahasiswi ya. Sepertinya Hanum datang tidak tepat waktu, maaf ya," ucap Hanum begitu lembut dan anggun. Perempuan ini pun hendak bangun dari duduknya.

"Oh itu, kita hanya sebentar ... maksudnya, tetaplah di sini," kata Roma kepada Hanum. Soal gadis muslimah yang mengenakan pakaian tertutup dengan pasmina yang menutupi kepala hingga menjulur ke dadanya.

Mikha tanpa sadar langsung membandingkan gaya berpakaian Hanum dengan dirinya saat ini. Mikha pun menyentuh pasmina yang ia kenakan asal nempel saja.

"Hanum tunggu di taman saja, itupun kalau Kakak ada waktu," kata Hanum tetap bernada lembut dan sangat manis di dengar telinga.

Roma tak tau harus menjawab apa, di satu sisi ada hal yang harus ia luruskan dengan Hanum. Bagaimanapun perasaannya terhadap gadis itu sudah lama bersarang di dalam hatinya.

Dan hari ini perempuan itu datang tiba-tiba menemuinya lalu mengatakan hal tadi kepadanya, bahkan masih ingin membicarakan sesuatu dengannya.

Sementara di sisi lain, Roma sudah memiliki tanggung jawab terhadap seorang gadis. Ya, dimana kehadirannya sungguh tak di duga sama sekali. Dengan perangai dan sifat yang setiap hari menguras emosi serta menguji kesabaran diri.

"Apakah ini ujian darimu ya Allah?" batin Roma yang benar-benar berada dalam kebingungan.

"Kak, Kakak!" panggil Hanum, karena Roma nampak melamun untuk beberapa saat tadi.

Bahkan Mikha pun sampai mengerutkan dahinya. "Dia ini kenapa? Siapa perempuan ini sebenarnya? Apakah mantan yang mau ngajak balikan atau penggemar yang mengutarakan perasaan?" batin Mikha dengan segala persepsi yang berkelebat.

Roma pun terkesiap karena tanpa sadar telah termenung sesaat.

"Ah, maaf. Ya, aku akan menemuimu nanti, Hanum," kata Roma kikuk. Entah kenapa ia merasa gugup pada saat Mikha juga ada di saat yang sama.

Roma merasa berkewajiban menjaga dia hati wanita ini.

Ah, bukankah ia terlalu berpikir berlebihan? Memang apa urusan Mikha? Juga apa urusannya dengan Hanum?

"Baiklah, Hanum pamit ya kak, Assalamualaikum," ucap perempuan berusia dua puluh dua tahun ini yang memang selalu memanggil Roma dengan sebutan kakak padahal mereka hanya selisih usia lebih tua Roma lima bulan saja.

Mikha agak terganggu dengan cara bicara Hanum yang nampak terdengar manja di telinganya. Nampak sekali jika perempuan ini, ada perasaan terhadap suaminya.

"Eh, suami?" batin Mikha seraya mengatupkan mulutnya.

Mikha berdecak pelan menyangkal isi dalam pikirannya.

Selepas kepergian Hanum, Roma beralih menatap Mikha.

"Duduk sini," kata Roma mengajak Mikha duduk di sofa.

"Ada apa sih manggil aku kesini? Gak tau apa ini tuh jam makan siang dan aku udah laper banget. Kalo mau nunjukin pacar ataupun mantan kamu yang cantik, sumpah itu gak guna banget sama aku!" kata Mikha beruntun sampai Roma melebarkan mata dan juga merenggangkan rahangnya hingga mulut terbuka lebar alias menganga.

Sementara itu, Hanum berjalan sambil melemparkan senyumnya. Gamis bagian bawahnya melambai tertiup angin sepoi-sepoi macam hatinya yang juga seakan melayang.

Ia tak menyangka akan mengutarakan perasaannya pada Roma. Kawan kuliah yang selama ini ia kagumi dan satu-satunya pertimbangan apakah dirinya akan kuliah ke Al-Azhar atau tidak.

Hanum telah sampai di taman dan ia .enunggu dengan senyum terus terpatri di wajahnya yang cantik. Tidak salahkan kalau ia maju lebih dulu dalam mengungkapkan perasaannya pada laki-laki baik secara akhlak dan juga agamanya.

Kemana lagi mencari tipikal laki-laki seperti Roma Al Qory. Karena di jaman ini sosok pria yang seimbang antara akhlak dan ilmunya sangatlah susah.

Karena itulah, Hanum bahkan rela melepaskan kesempatannya untuk meraih ilmu di tempat yang jauh karena ia khawatir dah takut jika kesempatannya untuk mendapatkan calon imam seperti Roma tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya.

Hanum berpikir selama ini hubungannya dengan Roma baik dan lelaki itu sering memberi perhatian padanya. Roma juga terlihat selalu mencoba melindunginya, ketika keduanya masih sama-sama kuliah kala itu.

"Kak Roma. Hanum harap, kamu juga memiliki perasaan yang sama. Hanum tidak tahan bersikap seperti Sayidah Fatimah dalam mencintai Sayyidina Ali dalam diam. Hanum, ingin mencintaimu seperti Sayyidah Khadijah dalam mencintai Rasulullah Muhammad," gumam Hanum dengan kedua pipi yang bersemu merah bak Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar As-shiddiq.

Hanum menggerakkan kakinya hingga ayunan besi yang ia duduki itu mengayun tubuhnya perlahan.

Senyumnya tak pernah pudar, menghiasi wajahnya yang jelita dan rupawan. Seandainya ia tau jika pria yang ia maksudkan telah memiliki seorang istri. Apakah, senyum itu masih seindah pelangi ataukah akan semuram awan hitam?

Di dalam kantor, Mikha bingung kenapa ekspresi Roma seperti itu padanya.

"Siapa mantan? Aku gak pernah memiliki kekasih sebelumnya," sangkal Roma, seraya mengeluarkan sesuatu dari bawah meja, lalu meletakkannya di hadapan Mikha.

Beberapa kotak makanan membuat Mikha senang tapi tidak dapat mengalihkan pikirannya dari sosok perempuan cantik barusan.

"Lalu tadi siapa? Bahkan dia bilang kangen segala?" cecar Mikha yang rupanya penasaran juga.

Glek!

Roma sontak susah menelan ludahnya.

"Eh, kok kamu tau? Kamu ... nguping ya?" tanya Roma berlagak santai padahal hatinya dag-dig-dug tak karuan. Memikirkan apa tanggapan Mikha setelah mengetahui ungkapan Hanum.

Perempuan yang selama ini Roma harapkan dapat menjadi pendamping hidup. Nyatanya, gadis barbar ini yang datang secara tiba-tiba ke atas tempat tidurnya hingga mereka di nikahkan hari itu juga.

Tanpa persiapan apapun termasuk mental.

"Heh, aku gak nguping ya. Kamu kan yang sengaja manggil aku karena mau pamer!"

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

alah mikha gak usah banyak ngomong yg jelas kamu jealous right? kalau gak cemburu kenapa banyak ngomong ?

2024-12-21

1

Uyhull01

Uyhull01

scra tak langsung knu memendm rasa cmburu Mikha,

2023-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab#1. Kesalahpahaman.
2 Bab#2. Malam Pernikahan.
3 Bab#3. Membuat Perjanjian.
4 Bab#4. Cih, Suami!
5 Bab#5. Pindah.
6 Bab#6. Terlambat Bangun.
7 Bab#7. Hari Pertama Ke Kampus.
8 Bab#8. Hari Pertama Mengajar.
9 Bab#9. Musuh Mikha Bersekutu.
10 Bab#10. Menunggu Mikha Pulang.
11 Bab#11. Apakah Itu Mikha? ( Siapa istriku yang sebenarnya. )
12 Bab#12. Meredam Amarah.
13 Bab#13. Obrolan Panas Setelah Sarapan.
14 Bab#14. Menemui Fauzan.
15 Bab#15. Berhadapan Dengan Pria Pengacau.
16 Bab #16. Ternyata Jago Berkelahi.
17 Bab#17. Siapa Janet? Oh Ternyata ...
18 Bab#18. Ciee ... Salah Sangka Gak Tuh?
19 Bab #19. Siapa Hanum?
20 Bab#20. Cieee ... Makan Siang Bareng.
21 Bab#21. Ungkapan Hati.
22 Bab#22. Sebuah Kenyataan.
23 Bab#23. Mendalami Sifat dan Sikap Mikha.
24 Bab#24. Aku Juga Suka Balapan Motor.
25 Bab#25. Ingatan Yang Berkelebat.
26 Bab#26. Nasihat Untuk Istri Kecil.
27 Bab#27. Ketiduran.
28 Bab#28. Bermuka Dua.
29 Bab#29. Kedatangan Umma dan Abi.
30 Bab#30. Terpaksa Satu Kamar Bag 1.
31 Bab#31. Terpaksa Satu Kamar Bag 2.
32 Bab#32. Terpaksa Satu Kamar Bag 3.
33 Bab#33. Bersin Tanda Apa?
34 Bab#34. Obrolan Tengah Malam.
35 Bab#35. Doa Seorang Roma.
36 Bab#36. Salah Siapa Coba?
37 Bab#37. Enak Sih, Makanya Lupa.
38 Bab#38. Ibu Mertua Yang Baik.
39 Bab#39. Tersentuh.
40 Bab#40. Keromantisan Yang Menurun.
41 Bab#41. Insecure.
42 Bab#42. Menahan Yang Bergejolak.
43 Bab#43. Siapa Yang Cemburu bag 1.
44 Bab#44. Siapa Yang Cemburu bag 2.
45 Bab#45. Dia Istriku.
46 Bab#46. Kompromi.
47 Bab#47. Doa diantara Adzan dan Iqomah.
48 Bab#48. Ada Penguntit.
49 Bab#48. Tuduhan Janet.
50 Bab#50. Buah Tangan Untuk Umma.
51 Bab#51. Sedekat Itu.
52 Bab#52. Curhat Dong By!
53 Bab#53. Nikmat Sepotong Roti.
54 Bab#54. Ketemu Opa dan Oma di Bandara.
55 Bab#55. Demi Kesejahteraan Bersama.
56 Bab#56. Solat Sunnah Pengantin.
57 Bab#57. Kembali Melayang.
58 Bab#58. Roma Ketagihan Terus.
59 Bab#59. Liburan Manis.
60 Bab#60. Wajah-wajah Bahagia.
61 Bab #61. IBG. Penyebaran Gosip.
62 Bab#62. IBG. Tua Vs Muda.
63 Bab#63. IBG. Perhatiaan Roma.
64 Bab#64. IBG. Bertemu Rudy.
65 Bab#65. Mengungkap Tabir.
66 Bab#66. IBG. Mencuri Kemesraan.
67 Bab#67. IBG.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab#1. Kesalahpahaman.
2
Bab#2. Malam Pernikahan.
3
Bab#3. Membuat Perjanjian.
4
Bab#4. Cih, Suami!
5
Bab#5. Pindah.
6
Bab#6. Terlambat Bangun.
7
Bab#7. Hari Pertama Ke Kampus.
8
Bab#8. Hari Pertama Mengajar.
9
Bab#9. Musuh Mikha Bersekutu.
10
Bab#10. Menunggu Mikha Pulang.
11
Bab#11. Apakah Itu Mikha? ( Siapa istriku yang sebenarnya. )
12
Bab#12. Meredam Amarah.
13
Bab#13. Obrolan Panas Setelah Sarapan.
14
Bab#14. Menemui Fauzan.
15
Bab#15. Berhadapan Dengan Pria Pengacau.
16
Bab #16. Ternyata Jago Berkelahi.
17
Bab#17. Siapa Janet? Oh Ternyata ...
18
Bab#18. Ciee ... Salah Sangka Gak Tuh?
19
Bab #19. Siapa Hanum?
20
Bab#20. Cieee ... Makan Siang Bareng.
21
Bab#21. Ungkapan Hati.
22
Bab#22. Sebuah Kenyataan.
23
Bab#23. Mendalami Sifat dan Sikap Mikha.
24
Bab#24. Aku Juga Suka Balapan Motor.
25
Bab#25. Ingatan Yang Berkelebat.
26
Bab#26. Nasihat Untuk Istri Kecil.
27
Bab#27. Ketiduran.
28
Bab#28. Bermuka Dua.
29
Bab#29. Kedatangan Umma dan Abi.
30
Bab#30. Terpaksa Satu Kamar Bag 1.
31
Bab#31. Terpaksa Satu Kamar Bag 2.
32
Bab#32. Terpaksa Satu Kamar Bag 3.
33
Bab#33. Bersin Tanda Apa?
34
Bab#34. Obrolan Tengah Malam.
35
Bab#35. Doa Seorang Roma.
36
Bab#36. Salah Siapa Coba?
37
Bab#37. Enak Sih, Makanya Lupa.
38
Bab#38. Ibu Mertua Yang Baik.
39
Bab#39. Tersentuh.
40
Bab#40. Keromantisan Yang Menurun.
41
Bab#41. Insecure.
42
Bab#42. Menahan Yang Bergejolak.
43
Bab#43. Siapa Yang Cemburu bag 1.
44
Bab#44. Siapa Yang Cemburu bag 2.
45
Bab#45. Dia Istriku.
46
Bab#46. Kompromi.
47
Bab#47. Doa diantara Adzan dan Iqomah.
48
Bab#48. Ada Penguntit.
49
Bab#48. Tuduhan Janet.
50
Bab#50. Buah Tangan Untuk Umma.
51
Bab#51. Sedekat Itu.
52
Bab#52. Curhat Dong By!
53
Bab#53. Nikmat Sepotong Roti.
54
Bab#54. Ketemu Opa dan Oma di Bandara.
55
Bab#55. Demi Kesejahteraan Bersama.
56
Bab#56. Solat Sunnah Pengantin.
57
Bab#57. Kembali Melayang.
58
Bab#58. Roma Ketagihan Terus.
59
Bab#59. Liburan Manis.
60
Bab#60. Wajah-wajah Bahagia.
61
Bab #61. IBG. Penyebaran Gosip.
62
Bab#62. IBG. Tua Vs Muda.
63
Bab#63. IBG. Perhatiaan Roma.
64
Bab#64. IBG. Bertemu Rudy.
65
Bab#65. Mengungkap Tabir.
66
Bab#66. IBG. Mencuri Kemesraan.
67
Bab#67. IBG.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!