Gerakan Mikha yang sangat cepat, membuat dua pemuda ini tak melihat sama sekali arah serangan tersebut.
Wandi yang geram kembali nekat untuk maju. Meskipun, ia tau jika gadis di hadapannya ini bukan perempuan sembarangan. Tentu saja hal itu, membuat Mikha berdecak.
Dengan mudah, ia pun kembali dapat menangkis pukulan Wandi dengan siku, dan setelahnya ia mengarahkan lutut menuju perut lawannya.
Dugh!
Ough!!
Wandi pun tersungkur kebelakang, kemudian meringis sambil memegangi perutnya.
Melihat kawannya jatuh membuat Ferdi tak terima dan kembali maju dengan pukulan sungguhan saat ini.
Dengan gerakan cepat dan gesit pula Mikha kembali mengarahkan kakinya ke atas hingga, mendarat telak di rahang pemuda tersebut.
Krakk!
Argh!
Kini giliran Ferdi yang meraung sambil memegangi rahangnya yang mungkin bergeser itu.
Haih, ngilu.
Mikha merapikan Hoodie yang sempat berantakan. Kemudian memasang senyum tipis pada sosok Roy yang menatapnya kaget.
Begitupun dengan beberapa mahasiswi di belakang dinding. Mereka semua membekap mulutnya lantaran kaget. Betapa Mikha berani dan hebat mampu melumpuhkan tiga pria sendirian. Bahkan, dengan terlihat begitu mudah tanpa keringat membasahi tubuhnya.
"Gue harap setelah ini lo sadar diri dan buka mata Roy. Bahwa, orang yang lo anggap lemah bukan berarti tak bisa lebih kuat dibandingkan lo!" sarkas Mikha.
"Sial! Gadis itu ternyata jago beladiri." batin Roy yang merasa semakin kesal. Ia tak terima karena merasa telah di bodohi oleh seorang wanita. Akan tetapi keadaanya pada saat ini sudah tak mampu lagi melawan.
Melihat Roy memaku saja dan tak mampu berkata apapun. Mikha kemudian berbalik, meraih tas yang ia letakkan di atas tanah. Kemudian kembali membawanya di belakang punggung.
Sebelum melangkah, Mikha kembali berbalik. Tatapannya laksana ujung belati menusuk ke manik abu-abu milik pemuda itu.
"Sebaiknya kita sepakat. Lo, termasuk kedua anggota gak berguna itu bakal angkat kaki dari sini. Atau ... Lo bakal jadi pecundang selamanya!" ucap Mikha kembali memberi peringatan. Dirinya juga menyadari jika terdapat beberapa mahasiswi yang merekam aksinya barusan.
"Roy," panggil Ferdi tak jelas karena pemuda itu mengalami patah pada rahangnya.
Apa yang dialami oleh mereka bertiga hari ini pun membuatnya pasrah. Suatu saat nanti tentu dirinya akan menuntut balas atas kekalahannya hari ini.
"Mikha!" teriak si kembar manis yang langsung keluar dari persembunyian dan berlari untuk menghambur memeluk sahabatnya ini.
"Kamu gapapa kan, Mi? Badan kamu ada yang luka gak?" cecarnya penuh selidik karena terlihat khawatir.
"Kan Lo liat sendiri tadi. Satupun serangan mereka gak ada yang bisa nyentuh gue. Apalagi, ngelukain," jawab Mikha seraya tertawa. Ia menepuk pipi Ichi yang sudah basah dengan air mata.
Kemudian Mikha menatap para mahasiswi yang lainnya. Dimana mereka pada saat ini juga tengah meneteskan air mata kegembiraan, karena Mikha berhasil membuat Roy dan kawannya bertekuk lutut.
"Lo semua, udah bisa tenang. Roy dan dua temannya itu gak bakalan ganggu kalian yang notabenenya anak beasiswa lagi mulai hari ini," jelas Mikha.
"Tapi, Mi. Kalo mereka tetap menindas kaki pas kamu gak ada di sini gimana?" tanya Ocha ragu.
"Dih, gitu aja takut. Kalian tinggal sebar Vidio barusan. Lagipula, Roy udah gak punya muka lagi sekarang," jelas Mikha. Membuat si kembar dan para mahasiswi lainya mengangguk mengerti.
"Na ...," panggil Ichi lirih.
"Apa lagi ...?"
"Lo gak ada niat gitu buat ngasih pelajaran sama tuh cewek?" tanya Kembarannya Ocha ini.
"Siapa? Janet maksud Lo?" tanya Mikha balik dengan senyum remeh. Karena Mikha tau pada saat gadis itu berlari terbirit-birit dengan menggandeng kawannya.
"Lo gak perlu risau. Nanti bakalan ada momennya di ngerasain tangan gue," kata Mikha.
"Tuh anak rese, Mi. Gayanya selangit padahal juga kita tau gimana keadaan keluarganya," timpal Ocha.
Mikha tertawa getir, ketika menyadari bahwa gadis yang masih ada silsilah kekerabatan dengan keluarga ibunya itu selalu ingin berniat menghancurkan dirinya.
Dengan berbagai cara Janet menjebaknya.
"Lo liat aja nanti. Ini kesempatan terakhir yang gue kasih buat dia," kata Mikha yang mengajak kedua kawannya itu menuruni roof top.
_______
"Sial! Ternyata Mikha bisa berantem dan jago lagi!" gumam Janet sembari mencengkeram kepalanya.
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Neulis Saja
makanya jadi org jgn sirik melulu tapi tunjukkan prestasimu
2024-12-21
1
Uyhull01
akhhh mantap enak gak Roy dan kawan kawan,
2023-06-09
1