Bab#10. Menunggu Mikha Pulang.

Keduanya pun menoleh bersamaan dan mendapati sosok tinggi tegap itu yang ternyata adalah dosen mereka.

Roma menatap tangan Dicky yang mencekal lengan Mikha dengan sorotan mata yang sangat tajam. Ia menahan debar jantungnya yang tak menentu pada saat miliknya di sentuh oleh orang lain seenaknya begini.

Mikha yang sadar akan arti tatap dari Roma maka segera menepis tangan Dicky dengan satu tangannya yang lain.

Dengan cepat, Mikha berlalu dari tempat itu. Ia tak peduli tanggapan dari Roma akan seperti apa nanti. Satu hal yang pasti, Mikha ingin mendatangi suatu tempat untuk mengambil barang berharga miliknya.

Roma menghela napasnya ketika sosok Mikha dalam sekejap telah menghilang dari hadapannya. Maka itu, lelaki ini pun maju untuk menghampiri mahasiswanya yang sedang mematung kaku.

Entah kenapa aura dari Roma begitu nampak menakutkan. Padahal wajah dosen muda ini cukup manis dengan senyumnya yang lembut. Tetapi, karena Roma kesal maka sorot matanya menjadi teramat tajam menusuk hingga ke relung jiwa.

"Kamu, mahasiswa saya kan?" tanya Roma dengan ekspresi datar, namun tatapannya begitu tajam.

"I–iya Pak," jawab Dicky terbata.

"Apa yang ingin kamu lakukan pada Mikha? Kenapa kamu terlihat memaksakan kehendaknya padanya?" cecar Roma lagi dengan nada suara penuh penekanan serta tatapan yang mengintimidasi.

"Sa–saya hanya ingin mengantarnya pulang," jawab Dicky sambil mengusap tengkuknya yang berkeringat dingin.

"Jadi sebenarnya kau itu berniat untuk menolongnya atau ada maksud tertentu di balik tawaranmu itu?" tanya Roma lagi.

Pemuda di hadapannya ini semakin menciut takut bahkan berusaha untuk tak jujur akan niatnya tadi.

"Menolong, Pak," jawabnya dengan gemetar.

"Menolong dengan cara memaksa. Hemm ...apakah ini cara baru? Tapi saya tidak peduli. Satu hal yang perlu kamu tau untuk ke depannya jangan pernah lagi mendekati ataupun berniat untuk menyentuh Mikha," kecam Roma dengan senyum sinis di wajah datarnya.

"I–iya, Pak. Bolehkah saya permisi," kata Dicky terbata-bata.

"Pergilah, dan jangan pernah lakukan hal itu lagi, terlebih aku melihatnya. Karena, aku pasti akan tau!" kecam Roma, masih dengan tatapannya yang dingin dan mengintimidasi.

Glek.

Dicky merasakan tenggorokannya kering namun sulit sekali untuk membasahinya dengan ludahnya sekalipun. Sehingga tak ada lagi satu kata pun yang mampu keluar dari mulut Dicky.

Roma membiarkan mahasiswanya itu pergi. Setelahnya ia memejamkan mata. Apa begini rasanya main kucing-kucingan dengan wanita yang telah sah menjadi miliknya itu. Meskipun, ia harus menahan rasa yang bergemuruh dalam dadanya acap kali ada pria lain yang berinteraksi bahkan dengan sengaja menyentuh Mikha.

Sekali lagi Roma menghela napasnya sebelum ia kembali ke dalam gedung tersebut. Karena jam pulangnya baru nanti selepas ashar.

"Sabar Roma, ini belum seberapa," ucapnya dalam hati.

Lelaki berhidung mancung ini pun melangkah kembali masuk ke dalam gedung dimana ia menimba ilmu selama empat tahun dan kini mengajar juga di tempat yang sama.

Sementara itu, Mikha tengah berada di atas kendaraan roda dua. Jasa driver ojek online yang sengaja ia pesan melalui aplikasi.

"Ngebut gak neng!" serunya kencang agar sang costumer dapat mendengar ucapannya dari belakang.

"Ngebutlah! Jangan sampe gue gantiin lagi!" Setu Mikha balik, menjawab pertanyaan dari sang driver ojek online tersebut. Karena secara kebetulan Mikha mendapatkan driver yang sama dengan yang tadi pagi mengantarnya ke kampus.

Pengemudi ojek itu pun melajukan kendaraannya dengan cepat dan meliuk-liuk di antara pengguna jalan yang lainnya.

Tak lama kemudian Mikha telah sampai di suatu tempat yang memang hendak ia tuju. Gadis itu menyerahkan ongkos dan membiarkan kembaliannya untuk sang driver. Karena dia puas dengan cara sang pengemudi ojek melajukan kendaraannya.

Mikha melangkah cepat ketika sebuah bangunan bengkel sederhana telah terlihat dalam jarak beberapa meter dari jalan raya.

"Ojaaannn!!" teriak Mikha memanggil sang empunya bengkel tersebut.

Sepersekian detik kemudian setelah suara nyaring menggelegar maka muncullah satu sosok pria yang mengenakan kostum werpak dengan beberapa bagian dari tubuhnya yang terkena oli hingga berwarna hitam dan lengket. Kulitnya sawo matang

"Lele? Lo kemana aja?" kaget pria tersebut, dan mereka berdua pun melakukan tos.

"Ada urusan Jan, sorry ya lama. Oh iya, gimana motor gue?" tanya Mikha langsung kepada persoalan yang sangat ingin ia ketahui itu.

"Udah kelar dari kemaren. Demi lu, gue begadangin tuh si Jalu dan gue belakangin pasien yang lainnya," terang pria yang bernama Fauzan ini. Akan tetapi Mikha biasa memanggilnya dengan sebutan Ojan. Sebab mereka sudah kenal sejak bangku sekolah dasar, sehingga Fauzan pun memiliki panggilan khusus pada Mikha.

"Ya ampun, makasih banget ya Jan. Lo emang brader yang paling top!" puji Mikha dengan senyum lebarnya.

"Kalo begini aja lu muji gue," cebik Fauzan, bercanda.

"Sialan Lo! Eh tapi Jan, gue kagak megang duit nih," ucap Mikha dengan ekspresi penuh sesal dan malu. Pasalnya ia merasa tak enak hati karena sudah merepoti kawannya ini tetapi tak mampu membayar biaya perbaikan motor yang rusak karena balapan terakhirnya.

"Tumben seorang Lele kagak megang duit," ledek Fauzan. Pria dengan muka celemotan hitam itu seraya memasang cengir kudanya.

"Diem lu, Jan! Gue lagi banyak banget masalah, dan sekarang ayah udah batasin uang jajan gue. Nih ATM gue cuma ada duit tiga ratus ribu doang?" terang Mikha jujur pada keadaannya namun tidak pada inti masalahnya.

"Terus gimana sama biaya kuliah Lu?" tanya pria yang memiliki bentuk tubuh atletis dan warna kulit eksotis itu.

"Kuliah si aman," jawab Mikha singkat. Ia harus menjaga lidahnya agar kejadian yang menimpa hidupnya saat ini tidak terkuak ke luar sekalipun dengan kawannya sendiri yang sangat ia percaya ketimbang siapapun.

Mikha tetap tidak mau identitasnya yang sudah menikah ini di ketahui orang lain.

"Udah, gak udah Lu pikirin dulu. Nanti kalo udah ada baru deh ganti tuh spare part yang gue ganti buat si Jalu," kata Fauzan seraya menepuk bahu Mikha dan sontak hal itu membuat gadis dengan bibir seksi ini beringsut.

Seketika, Fauzan kaget karena ia telah melupakan sesuatu hal yang sangat tidak di sukai oleh Mikha.

"So–sorry, Le. Lu jangan marah ya, gue kelepasan," ucap Fauzan dengan ekspresi takut karena reaksi Mikha juga seperti yang langsung menjauh darinya.

"Its oke. Tapi, jangan lakukan lagi," ucapnya pada Fauzan.

"Sebagai permintaan maaf, gimana kalo gue beliin cilok kuah mang Asep, hm?" tawar Fauzan berusaha mengalihkan suasana hati Mikha saat ini.

"Boleh banget dong. Kebetulan gue laper," sahut Mikha dengan ekspresi yang kembali ceria. Nyatanya gadis ini tak bisa juga berlama-lama marah dengan Fauzan. Karena pria tersebut telah begitu banyak membantunya hingga saat ini.

"Okan tenang aja. Mikha pasti bisa menangin balapan setelah ini!" Setu Mikha berjanji untuk melunasi biaya perbaikan motornya dengan uang hasil usahanya sendiri. Meskipun dengan mengandalkan skillnya dalam merajai aspal.

"Gak usah di pikirin. Mending lu makan yang banyak sebelum pulang kerumah," kata Fauzan seraya mendorong mangkuk berisi cilok panas itu lebih mendekat ke depan Mikha.

Gadis itu kembali tersenyum dan meneruskan makannya. Tak lama kemudian, Mikha ijin pamit dengan mengendarai Jalu si motor kopling. Kendaraan roda dua yang biasa di kendarai oleh laki-laki.

"Lu pasti gak langsung pulang, ya kan?" tebak Fauzan.

"Iya, gue mau nyari duit di arena balapan liar," kata Mikha enteng.

"Nanti kalo orang rumah nyariin lu gimana?" tanya Fauzan lagi berusaha untuk menyadarkan kawannya ini untuk mengurangi aktivitasnya diluar rumah.

"Gak akan ada yang nyariin selama gue masih balik!" sahut Mikha yang telah mengenakan helm full face berwarna hitam itu.

Tangannya pun melambaikan dia jari sebagai perpisahan sementara mereka karena Mikha memang sering main ke bengkel ini dengan atau tanpa keadaan motornya yang rusak sekalipun.

Tanpa ia ketahui bahwa ada satu sosok pria berbadan tinggi dengan sweater yang membalut tubuh atletisnya itu. Roma menunggu tanda-tanda kepulangan istri kecilnya dari atas balkon kamar apartemennya.

"Udah jam delapan malam. Tapi Mikha tak kunjung pulang," gumam Roma yang merutuk dirinya karena ia tidak meminta nomer ponsel gadis itu.

...Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

yah itu risiko punya bini berandalan wajar aja jam 8 malam belum habis nyari duit dulu dari balapan untung pulang juga

2024-12-20

2

Yunia Afida

Yunia Afida

roma bakal jadi pelindung mikha ni

2023-06-07

1

Uyhull01

Uyhull01

serem juga ya Klo Roma masang wajah prisai kya gtu,
owhhh pemblap tohh Mikha ini,

2023-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab#1. Kesalahpahaman.
2 Bab#2. Malam Pernikahan.
3 Bab#3. Membuat Perjanjian.
4 Bab#4. Cih, Suami!
5 Bab#5. Pindah.
6 Bab#6. Terlambat Bangun.
7 Bab#7. Hari Pertama Ke Kampus.
8 Bab#8. Hari Pertama Mengajar.
9 Bab#9. Musuh Mikha Bersekutu.
10 Bab#10. Menunggu Mikha Pulang.
11 Bab#11. Apakah Itu Mikha? ( Siapa istriku yang sebenarnya. )
12 Bab#12. Meredam Amarah.
13 Bab#13. Obrolan Panas Setelah Sarapan.
14 Bab#14. Menemui Fauzan.
15 Bab#15. Berhadapan Dengan Pria Pengacau.
16 Bab #16. Ternyata Jago Berkelahi.
17 Bab#17. Siapa Janet? Oh Ternyata ...
18 Bab#18. Ciee ... Salah Sangka Gak Tuh?
19 Bab #19. Siapa Hanum?
20 Bab#20. Cieee ... Makan Siang Bareng.
21 Bab#21. Ungkapan Hati.
22 Bab#22. Sebuah Kenyataan.
23 Bab#23. Mendalami Sifat dan Sikap Mikha.
24 Bab#24. Aku Juga Suka Balapan Motor.
25 Bab#25. Ingatan Yang Berkelebat.
26 Bab#26. Nasihat Untuk Istri Kecil.
27 Bab#27. Ketiduran.
28 Bab#28. Bermuka Dua.
29 Bab#29. Kedatangan Umma dan Abi.
30 Bab#30. Terpaksa Satu Kamar Bag 1.
31 Bab#31. Terpaksa Satu Kamar Bag 2.
32 Bab#32. Terpaksa Satu Kamar Bag 3.
33 Bab#33. Bersin Tanda Apa?
34 Bab#34. Obrolan Tengah Malam.
35 Bab#35. Doa Seorang Roma.
36 Bab#36. Salah Siapa Coba?
37 Bab#37. Enak Sih, Makanya Lupa.
38 Bab#38. Ibu Mertua Yang Baik.
39 Bab#39. Tersentuh.
40 Bab#40. Keromantisan Yang Menurun.
41 Bab#41. Insecure.
42 Bab#42. Menahan Yang Bergejolak.
43 Bab#43. Siapa Yang Cemburu bag 1.
44 Bab#44. Siapa Yang Cemburu bag 2.
45 Bab#45. Dia Istriku.
46 Bab#46. Kompromi.
47 Bab#47. Doa diantara Adzan dan Iqomah.
48 Bab#48. Ada Penguntit.
49 Bab#48. Tuduhan Janet.
50 Bab#50. Buah Tangan Untuk Umma.
51 Bab#51. Sedekat Itu.
52 Bab#52. Curhat Dong By!
53 Bab#53. Nikmat Sepotong Roti.
54 Bab#54. Ketemu Opa dan Oma di Bandara.
55 Bab#55. Demi Kesejahteraan Bersama.
56 Bab#56. Solat Sunnah Pengantin.
57 Bab#57. Kembali Melayang.
58 Bab#58. Roma Ketagihan Terus.
59 Bab#59. Liburan Manis.
60 Bab#60. Wajah-wajah Bahagia.
61 Bab #61. IBG. Penyebaran Gosip.
62 Bab#62. IBG. Tua Vs Muda.
63 Bab#63. IBG. Perhatiaan Roma.
64 Bab#64. IBG. Bertemu Rudy.
65 Bab#65. Mengungkap Tabir.
66 Bab#66. IBG. Mencuri Kemesraan.
67 Bab#67. IBG.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab#1. Kesalahpahaman.
2
Bab#2. Malam Pernikahan.
3
Bab#3. Membuat Perjanjian.
4
Bab#4. Cih, Suami!
5
Bab#5. Pindah.
6
Bab#6. Terlambat Bangun.
7
Bab#7. Hari Pertama Ke Kampus.
8
Bab#8. Hari Pertama Mengajar.
9
Bab#9. Musuh Mikha Bersekutu.
10
Bab#10. Menunggu Mikha Pulang.
11
Bab#11. Apakah Itu Mikha? ( Siapa istriku yang sebenarnya. )
12
Bab#12. Meredam Amarah.
13
Bab#13. Obrolan Panas Setelah Sarapan.
14
Bab#14. Menemui Fauzan.
15
Bab#15. Berhadapan Dengan Pria Pengacau.
16
Bab #16. Ternyata Jago Berkelahi.
17
Bab#17. Siapa Janet? Oh Ternyata ...
18
Bab#18. Ciee ... Salah Sangka Gak Tuh?
19
Bab #19. Siapa Hanum?
20
Bab#20. Cieee ... Makan Siang Bareng.
21
Bab#21. Ungkapan Hati.
22
Bab#22. Sebuah Kenyataan.
23
Bab#23. Mendalami Sifat dan Sikap Mikha.
24
Bab#24. Aku Juga Suka Balapan Motor.
25
Bab#25. Ingatan Yang Berkelebat.
26
Bab#26. Nasihat Untuk Istri Kecil.
27
Bab#27. Ketiduran.
28
Bab#28. Bermuka Dua.
29
Bab#29. Kedatangan Umma dan Abi.
30
Bab#30. Terpaksa Satu Kamar Bag 1.
31
Bab#31. Terpaksa Satu Kamar Bag 2.
32
Bab#32. Terpaksa Satu Kamar Bag 3.
33
Bab#33. Bersin Tanda Apa?
34
Bab#34. Obrolan Tengah Malam.
35
Bab#35. Doa Seorang Roma.
36
Bab#36. Salah Siapa Coba?
37
Bab#37. Enak Sih, Makanya Lupa.
38
Bab#38. Ibu Mertua Yang Baik.
39
Bab#39. Tersentuh.
40
Bab#40. Keromantisan Yang Menurun.
41
Bab#41. Insecure.
42
Bab#42. Menahan Yang Bergejolak.
43
Bab#43. Siapa Yang Cemburu bag 1.
44
Bab#44. Siapa Yang Cemburu bag 2.
45
Bab#45. Dia Istriku.
46
Bab#46. Kompromi.
47
Bab#47. Doa diantara Adzan dan Iqomah.
48
Bab#48. Ada Penguntit.
49
Bab#48. Tuduhan Janet.
50
Bab#50. Buah Tangan Untuk Umma.
51
Bab#51. Sedekat Itu.
52
Bab#52. Curhat Dong By!
53
Bab#53. Nikmat Sepotong Roti.
54
Bab#54. Ketemu Opa dan Oma di Bandara.
55
Bab#55. Demi Kesejahteraan Bersama.
56
Bab#56. Solat Sunnah Pengantin.
57
Bab#57. Kembali Melayang.
58
Bab#58. Roma Ketagihan Terus.
59
Bab#59. Liburan Manis.
60
Bab#60. Wajah-wajah Bahagia.
61
Bab #61. IBG. Penyebaran Gosip.
62
Bab#62. IBG. Tua Vs Muda.
63
Bab#63. IBG. Perhatiaan Roma.
64
Bab#64. IBG. Bertemu Rudy.
65
Bab#65. Mengungkap Tabir.
66
Bab#66. IBG. Mencuri Kemesraan.
67
Bab#67. IBG.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!