Bab#12. Meredam Amarah.

Di saat Roma masih termenung memikirkan segala kemungkinan tentang Mikha. Terdengar suara pintu apartemen yang di buka. Kebetulan, Mikha tau kata sandinya yang merupakan tanggal pernikahannya itu.

"Kenapa harus pake tanggal pernikahan sih? Menyebalkan!" gerutu Mikha yang terlihat menguap beberapa kali. Sehingga gadis itu meletakkan sepatunya sembarang.

Mikha kembali menguap pada saat melewati ruang tamu untuk berjalan ke arah kamarnya. Akan tetapi langkahnya seketika berhenti pada saat ekor matanya menyadari kehadiran seseorang yang menatapnya intens.

Roma, ingin sekali marah dan menanyakan kemana Mikha pergi hingga pulang selarut ini. Tetapi, pria ini memilih untuk menghela napas dan berkata ...

"Letakan sepatumu dengan benar, lalu bersihkan tubuhmu sebelum naik ke tempat tidur," kata Roma dengan nada pelan dan lembut.

Padahal, hatinya laksana air mendidih yang ingin menyemburkan uap panasnya.

Mikha sempat kaget dan menatap sosok pria yang mengenakan Koko serta sarung itu dengan tatapan bingung namun, sejurus kemudian gadis itu mengangguk.

Setelah Mikha masuk ke dalam kamarnya. Roma langsung mendudukkan tubuhnya di atas sofa.

Lagi, pria itu menghela napasnya. Kali ini dengan kelegaan dan penuh ucapan syukur karena Mikha kembali dalam keadaan selamat.

Meskipun banyak pertanyaan yang berputar di dalam kepalanya saat ini. Serta amarah yang membuat dadanya terasa sesak. "Astagfirullah. Astagfirullahal adzim," gumam Roma. Berkali-kali untuk meradang emosi yang hampir menguasainya.

Beberapa saat kemudian, tanpa sadar Roma ketiduran di sofa pada ruang tamu apartemennya.

Hal itu nyatanya di sadari Mikha ketika gadis itu kembali keluar kamar karena lapar yang mendera perutnya.

"Ngapain dia tidur di sofa. Emang kamarnya kurang enak apa?" heran Mikha yang berlalu begitu saja ke dapur tanpa memperdulikan keadaan Roma setelahnya.

Mikha memasak mi instan yang ia campur dengan telur dan juga sayuran. Tak lupa cabai rawit sebanyak sepuluh buah.

Aroma masakan Mikha sampai ke ruang tamu sehingga membuat kedua mata yang terlelap itu membuka seketika.

"Siapa yang lagi masak? Apa itu Mikha?" batin Roma yang bangun dan melangkah pelan menuju dapur.

Gadis itu menikmati mi rebus buatannya di atas meja makan sampai bersimbah peluh. Sesekali terlihat Mikha menyeka keringatnya dengan lengan piyama tidur yang ia kenakan.

Tanpa gadis itu ketahui bahwa ada sepasang mata yang mengawasinya dari balik dinding antara pintu dapur dan ruang tamu.

"Dia penyuka pedas rupanya," batin Roma, seraya meringis ngilu. Pasalnya pria ini tak suka pedas karena sejak kecil ia memiliki lambung yang sensitif.

Mikha telah selesai dan kembali mencuci piring serta perabot lainnya di wastafel. Setidaknya gadis itu sadar untuk kembali membersihkan barang yang telah ia gunakan.

Melihat Mikha yang berbalik, sontak kedua mata Roma pun membulat. Pria itu pun langsung berlalu pelan untuk kembali ke tempat semula.

Gadis berambut panjang hitam legam itu melewati Roma dengan acuh. Hal yang cukup membuat pria yang pura-pura tidur di sofa itu tertawa getir. Akan tetapi sekilas kemudian pintu kamar Mikha terbuka kembali.

Menampilkan sosok cantik yang mengenakan piyama tidur itu keluar dengan membawa sesuatu di tangannya.

Seketika, dada Roma berdebar dengan hebat. Semakin langkah Mikha mendekat maka semakin detak jantung pria itu terasa cepat.

"Eh, dia mau ngapain?" batin Roma yang merasakan melalui instingnya bahwa Mikha berjalan semakin mendekat ke arah sofa, tempat dimana ia pura-pura ketiduran padahal sudah bangun tadi.

Zeepp.

Roma merasakan kulitnya di tutupi benda yang hangat dan lembut. Pria itu tak berani membuka matanya meski ia tau jika saat ini Mikha masih berada di sana.

Mikha, tanpa sadar menatap wajah bersih putih dengan hidungnya yang lancip itu. Kedua alis hitam tebal yang membingkai wajah Roma membuat tampilan pria itu menawan dan mampu memikat perhatian para mahasiswi dalam sekejap.

"Ternyata kalo lagi tidur gini, dia manis juga," batin Mikha yang tanpa sadar menyunggingkan senyumnya.

"Idih, Lo mikir apa sih Mi," sesalnya dari sisi hatinya yang lain.

Mikha pun melangkah cepat menjauh dan kembali kedalam kamarnya. Merebahkan raganya yang penat setelah aktivitasnya seharian. Apalagi balapan kali ini cukup menguras tenaganya.

Membiarkan uang yang ia dapatkan tadi tetap di dalam tas ranselnya.

"Sering-seringlah ada yang nantang balapan. Maka aku gak akan lagi bergantung pada ayah," gumam Mikha sebelum gadis itu memejamkan kedua matanya.

Masa remaja yang berat karena perpisahan kedua orang tuanya, ditambah omongan serta cerita yang tidak sebenarnya membuat Mikha perlahan membenci Rudi sebagai ayahnya.

Bahkan Mikha yang menyalahkan Rudi atas kepergian ibunya selama lima tahun ini.

Di ruang tamu, Roma kembali membuka matanya dan terduduk. Kedua tangannya menggenggam selimut tebal yang Mikha sampirkan untuk menutupi raganya.

"Dia perhatian juga," gumam Roma seraya tersenyum tipis. Tetapi, pria ini tetaplah khawatir dan sangat ingin tau apa yang telah gadis itu lakukan hingga pulang selarut ini. Juga, kenapa Mikha membawa helm dan mengenakan atribut pengendara motor.

Terlihat begitu maskulin di matanya.

Roma mengusap wajahnya kasar. Dia sama sekali tidak mengenal siapa gadis yang telah ia sebut namanya beberapa hari yang lalu saat ijab dan qobul.

Pernikahan paksa yang terkesan mendadak sehingga memaksa keduanya untuk menerima dan menjalani. Akan tetapi di sisi lain, hanya dirinya seorang yang mau menerima takdir ini dengan lapang hati.

Roma beranjak bangun untuk kembali kedalam kamarnya. Jam sudah menunjukkan angka dua sini hari dan Roma memutuskan untuk melaksanakan solat sunah dua rokaat atau qiyamullail.

Sepintas Roma memandangi pintu kamar Mikha yang tertutup rapat. "Dia pasti baru tidur. Mungkin, lain kali saja aku ajak dia solat malam," gumam Roma, berbicara pada dirinya sendiri.

___________

Pagi ini Roma kembali menyiapkan sarapan untuk ia dan juga istrinya itu. Mikha meksipun sudah ia bangunkan untuk solat subuh tetapi, gadis itu tak keluar dari kamar setelahnya.

Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Bahkan matahari sudah bersinar dengan terangnya.

Roma kembali memutuskan untuk mengetuk pintu kamar Mikha dengan celemek yang masih ia kenakan di luar kemeja kerjanya.

Tok tok tok!

"Mikha! Keluarlah!" panggil Roma dan setelahnya pria itu meninggalkan tempat tersebut. Karena Roma sudah mendengar sesuatu yang jatuh dari nakas dan itu artinya Mikha sudah bangun.

Hanya butuh waktu lima belas menit hingga pintu kamar Mikha terbuka dan menampilkan sosok gadis cantik yang sudah rapi dengan pakaiannya.

Tetapi, minus karena lagi-lagi Mikha mengenakan celana levis serta kaus yang ketat, juga pasmina yang hanya digelung asal saja.

Penampilannya cukup membuat Roma kesusahan menelan ludahnya sendiri. Langsung saja pria itu membayangkan bagaimana tatapan anak kampus nanti.

"Apa kamu gak punya pakaian lain, Mikha?"

Gadis yang ditanya sontak mendongakkan wajahnya, dengan alis yang saling bertautan.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Roma ibarat mendapatkan durian runtuh nih,Bisa mendapat kan perhatian kecil dari Mikha..😅👍

2025-02-03

0

Neulis Saja

Neulis Saja

kenapa pakai pasmina kalau pakaiannya aja ketat ?

2024-12-20

1

Uyhull01

Uyhull01

hmmm yng mulai melirik dgan kekaguman,
plan plan aja Roma,

2023-06-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab#1. Kesalahpahaman.
2 Bab#2. Malam Pernikahan.
3 Bab#3. Membuat Perjanjian.
4 Bab#4. Cih, Suami!
5 Bab#5. Pindah.
6 Bab#6. Terlambat Bangun.
7 Bab#7. Hari Pertama Ke Kampus.
8 Bab#8. Hari Pertama Mengajar.
9 Bab#9. Musuh Mikha Bersekutu.
10 Bab#10. Menunggu Mikha Pulang.
11 Bab#11. Apakah Itu Mikha? ( Siapa istriku yang sebenarnya. )
12 Bab#12. Meredam Amarah.
13 Bab#13. Obrolan Panas Setelah Sarapan.
14 Bab#14. Menemui Fauzan.
15 Bab#15. Berhadapan Dengan Pria Pengacau.
16 Bab #16. Ternyata Jago Berkelahi.
17 Bab#17. Siapa Janet? Oh Ternyata ...
18 Bab#18. Ciee ... Salah Sangka Gak Tuh?
19 Bab #19. Siapa Hanum?
20 Bab#20. Cieee ... Makan Siang Bareng.
21 Bab#21. Ungkapan Hati.
22 Bab#22. Sebuah Kenyataan.
23 Bab#23. Mendalami Sifat dan Sikap Mikha.
24 Bab#24. Aku Juga Suka Balapan Motor.
25 Bab#25. Ingatan Yang Berkelebat.
26 Bab#26. Nasihat Untuk Istri Kecil.
27 Bab#27. Ketiduran.
28 Bab#28. Bermuka Dua.
29 Bab#29. Kedatangan Umma dan Abi.
30 Bab#30. Terpaksa Satu Kamar Bag 1.
31 Bab#31. Terpaksa Satu Kamar Bag 2.
32 Bab#32. Terpaksa Satu Kamar Bag 3.
33 Bab#33. Bersin Tanda Apa?
34 Bab#34. Obrolan Tengah Malam.
35 Bab#35. Doa Seorang Roma.
36 Bab#36. Salah Siapa Coba?
37 Bab#37. Enak Sih, Makanya Lupa.
38 Bab#38. Ibu Mertua Yang Baik.
39 Bab#39. Tersentuh.
40 Bab#40. Keromantisan Yang Menurun.
41 Bab#41. Insecure.
42 Bab#42. Menahan Yang Bergejolak.
43 Bab#43. Siapa Yang Cemburu bag 1.
44 Bab#44. Siapa Yang Cemburu bag 2.
45 Bab#45. Dia Istriku.
46 Bab#46. Kompromi.
47 Bab#47. Doa diantara Adzan dan Iqomah.
48 Bab#48. Ada Penguntit.
49 Bab#48. Tuduhan Janet.
50 Bab#50. Buah Tangan Untuk Umma.
51 Bab#51. Sedekat Itu.
52 Bab#52. Curhat Dong By!
53 Bab#53. Nikmat Sepotong Roti.
54 Bab#54. Ketemu Opa dan Oma di Bandara.
55 Bab#55. Demi Kesejahteraan Bersama.
56 Bab#56. Solat Sunnah Pengantin.
57 Bab#57. Kembali Melayang.
58 Bab#58. Roma Ketagihan Terus.
59 Bab#59. Liburan Manis.
60 Bab#60. Wajah-wajah Bahagia.
61 Bab #61. IBG. Penyebaran Gosip.
62 Bab#62. IBG. Tua Vs Muda.
63 Bab#63. IBG. Perhatiaan Roma.
64 Bab#64. IBG. Bertemu Rudy.
65 Bab#65. Mengungkap Tabir.
66 Bab#66. IBG. Mencuri Kemesraan.
67 Bab#67. IBG.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab#1. Kesalahpahaman.
2
Bab#2. Malam Pernikahan.
3
Bab#3. Membuat Perjanjian.
4
Bab#4. Cih, Suami!
5
Bab#5. Pindah.
6
Bab#6. Terlambat Bangun.
7
Bab#7. Hari Pertama Ke Kampus.
8
Bab#8. Hari Pertama Mengajar.
9
Bab#9. Musuh Mikha Bersekutu.
10
Bab#10. Menunggu Mikha Pulang.
11
Bab#11. Apakah Itu Mikha? ( Siapa istriku yang sebenarnya. )
12
Bab#12. Meredam Amarah.
13
Bab#13. Obrolan Panas Setelah Sarapan.
14
Bab#14. Menemui Fauzan.
15
Bab#15. Berhadapan Dengan Pria Pengacau.
16
Bab #16. Ternyata Jago Berkelahi.
17
Bab#17. Siapa Janet? Oh Ternyata ...
18
Bab#18. Ciee ... Salah Sangka Gak Tuh?
19
Bab #19. Siapa Hanum?
20
Bab#20. Cieee ... Makan Siang Bareng.
21
Bab#21. Ungkapan Hati.
22
Bab#22. Sebuah Kenyataan.
23
Bab#23. Mendalami Sifat dan Sikap Mikha.
24
Bab#24. Aku Juga Suka Balapan Motor.
25
Bab#25. Ingatan Yang Berkelebat.
26
Bab#26. Nasihat Untuk Istri Kecil.
27
Bab#27. Ketiduran.
28
Bab#28. Bermuka Dua.
29
Bab#29. Kedatangan Umma dan Abi.
30
Bab#30. Terpaksa Satu Kamar Bag 1.
31
Bab#31. Terpaksa Satu Kamar Bag 2.
32
Bab#32. Terpaksa Satu Kamar Bag 3.
33
Bab#33. Bersin Tanda Apa?
34
Bab#34. Obrolan Tengah Malam.
35
Bab#35. Doa Seorang Roma.
36
Bab#36. Salah Siapa Coba?
37
Bab#37. Enak Sih, Makanya Lupa.
38
Bab#38. Ibu Mertua Yang Baik.
39
Bab#39. Tersentuh.
40
Bab#40. Keromantisan Yang Menurun.
41
Bab#41. Insecure.
42
Bab#42. Menahan Yang Bergejolak.
43
Bab#43. Siapa Yang Cemburu bag 1.
44
Bab#44. Siapa Yang Cemburu bag 2.
45
Bab#45. Dia Istriku.
46
Bab#46. Kompromi.
47
Bab#47. Doa diantara Adzan dan Iqomah.
48
Bab#48. Ada Penguntit.
49
Bab#48. Tuduhan Janet.
50
Bab#50. Buah Tangan Untuk Umma.
51
Bab#51. Sedekat Itu.
52
Bab#52. Curhat Dong By!
53
Bab#53. Nikmat Sepotong Roti.
54
Bab#54. Ketemu Opa dan Oma di Bandara.
55
Bab#55. Demi Kesejahteraan Bersama.
56
Bab#56. Solat Sunnah Pengantin.
57
Bab#57. Kembali Melayang.
58
Bab#58. Roma Ketagihan Terus.
59
Bab#59. Liburan Manis.
60
Bab#60. Wajah-wajah Bahagia.
61
Bab #61. IBG. Penyebaran Gosip.
62
Bab#62. IBG. Tua Vs Muda.
63
Bab#63. IBG. Perhatiaan Roma.
64
Bab#64. IBG. Bertemu Rudy.
65
Bab#65. Mengungkap Tabir.
66
Bab#66. IBG. Mencuri Kemesraan.
67
Bab#67. IBG.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!