Ternyata Suhu

Teriakan yang melengking membuat keempat teman Benjamin Almero sontak terdiam di tempat, bulu kuduk yang tadinya tertidur nyaman kini berdiri bagai tersentak.

Merinding semuanya, saling bertukar pandang satu sama lain, pikiran-pikiran negatif mulai menggerayangi benak mereka.

"Kalian denger nggak?" tanya Rosie yang segera melihat ketiga temannya.

"Suaranya dari lantai dua," ucap Levin yang menerka.

"Almer? Dia sendirian kan?" cemas Rosie melihat kearah lantai dua.

"Kita ke atas!" cetus Alex.

"Tapi, ntar kalo ada apa-apa gimana?" Feli panik, ia takut jika di lantai dua ada apa-apa.

"Terus kalo ada apa-apa, Almer mau lo tinggalin aja?!" sedikit emosi Rosie dengan gadis yang biasanya terlihat dekat dengan Benjamin Almero itu.

Tanpa mau berdebat lagi, Rosie bersama Levin dan Alex berlari menuju tangga, lantai dua adalah tujuan utama mereka dengan Feli yang akhirnya mengekor dibelakangnya.

Ceklek!!

Terbuka pintu kamar, terlihat Benjamin Almero tengah terlelap, tak ada sedikitpun kejanggalan disana.

Saling tatap satu sama lain ke empat teman Almero, "Lalu tadi suara apa? Suara siapa? Dari mana?" bisik Levin, yang hanya mendapat gelengan kepala dari teman-teman yang lainnya.

"Duh jangan-jangan..."

"Diem lo! Udah egois rempong lagi!" ketus Rosie kepada Feli yang memang perangainya manja dan tidak mau terabaikan.

Di sisi lain tepatnya di ruang ganti...

Lemas tubuh Freya, baru kali ini ia salah sasaran, yang harusnya ia kenyang dengan menghisap darah mangsanya, malah kini setelah kenyang ia dihisap kembali oleh mangsanya.

"Ada apa dengan mu? Jangan bilang kau menggigit salah satu diantara mereka!" Alan tiba-tiba berdiri dibelakang Freya.

"Mending kalo bisa gigit terus kenyang, ini habis digigit malah giliran di gigit! sudah seperti bayar hutang saja," batin Freya dengan kesal, ia tak berminat untuk meladeni kakak pertamanya.

"Tapi rasanya berbeda, ada sedikit rasa nyaman dan nikmat saat dia menggigit, awalnya memang sakit, bahkan dia memperingatkan, siapa sebenarnya dia?" membatin Freya dengan mengingat kejadian barusan, bahkan bola mata merah darahnya menatap lurus kearah ranjang, dimana pemuda tampan yang baru saja menggigitnya tertidur dengan lelap.

"Jaga sikap mu Fe, aku akan mengawasi mereka yang masih berjalan-jalan," setelah berucap Alan pergi mengawasi keempat teman Almero yang kini sudah kembali keluar dari kamar tempat peristirahatan Benjamin Almero.

Senyum miring terlihat menghiasi wajah cantik namun sadis milik Freya Victoria, setelah Alan menghilang, gadis vampir itu melayang mendekat kembali kearah ranjang dimana raga tampan Benjamin Almero masih terbaring tak berdaya.

"Pandai sekali acting mu," bisik Freya dengan menatap wajah tampan yang masih tetap terpejam.

Tak sampai di situ saja rasa penasaran Freya, gadis itu terbang mengambang di atas raga bidang Almero, disentuhnya kening pemuda tampan yang sudah menarik perhatiannya itu dan...

Slap!!!

Mudah sekali Freya berpindah kedalam alam bawah sadar Almero, kosong, hampa, tapi tak gelap juga tidak terang, sedikit remang.

"Seperti masa lalu yang tersembunyi..." gumam Freya dengan tatapan mata yang menyapu ke seluruh ruang yang seperti tak ada ujung itu.

"Oeeekkk!! Oeeekkk!!" terdengar samar suara tangis bayi yang baru lahir, mulai waspada Freya dengan suara itu.

Menoleh kebelakang gadis itu dan di sana ia mendapati seperti layar yang berisi memori masa lalu Almero.

"Lengkap sekali, bahkan dari dia lahir tercatat di sini," decihnya dengan sedikit menggelengkan kepala, namun betapa terkejutnya ia kala melihat laki-laki dewasa yang menggendong Almero kecil didalam layar memori itu.

Terkejutnya Freya saat melihat wajah yang sangat mirip dengan...

"Kamu? Bukankah kau bayi itu?" tanpa sadar Freya bertanya.

"Dasar kaum tak tau aturan! Kau bahkan tidak mengenali Lord mu!" suara pria dewasa yang tengah menggendong bayi itu seolah berbicara kepada Freya.

"Oh astaga bahkan dia bisa bicara pada ku, apa aku mulai gila? Ah tidak-tidak," Freya kali ini bergumam sangat lirih, dengan segala kebingungannya.

"Tidak, kau tidak gila putri Victor!" terbelalak Freya kala mendengar nama ayahnya.

"Kau mengenal Victor?" cetusnya.

"Lihatlah betapa tidak sopan nya dirimu, bahkan kau menyebut namanya langsung," laki-laki itu masih menggendong bayi kecil, namun kini wajahnya fokus berbicara dengan Freya.

"Siapa kau?!" tanya Freya dengan berani.

"Kau yakin tidak mengenali ku?! Betapa jahatnya ayahmu itu tidak mengenalkan siapa Lord yang sudah berjuang demi kesatuan kaum kita," terdengar sombong namun tersirat nada sedih didalamnya.

"Maaf, Lord yang sekarang adalah Lord Zaros," ucap Freya, sengaja ia menyebut nama pimpinan kaumnya yang sekarang, dengan begitu Freya tetap penasaran dengan reaksi laki-laki yang menyerupai pemuda yang ia rasuki alam bawah sadarnya.

"Zaros?" terlihat raut sendu juga ada sedikit rasa kecewa di dalam netra yang memerah.

"Kau menyebutnya Lord?" imbuhnya, kali ini tatapan mata merah itu mengarah tajam kearah Freya.

Sedikit rasa takut Freya rasakan, ia merasa tercekat, "Apa aku salah bicara? Tapi mungkin ada rahasia dibalik tatapan tajamnya, juga raut kecewa itu," batin Freya.

"Jangan menakuti dia Ayah," lagi-lagi Freya dibuat terkejut dengan hadirnya sosok pemuda tampan yang mana itu adalah sosok yang ia rasuki alam bawah sadarnya.

"Jangan melihatku begitu!" ucap sosok tampan itu dengan merangkul pundak Freya.

"Bukan kah, kau menyukai ku?" dengan mencubit dagu Freya, pertanyaan konyol itu meluncur begitu saja.

"Almer! Jangan dekati dia! Dia pengikutnya Zaros!" cetus sosok yang di panggil ayah oleh Almero.

"Tenang saja Ayah, dia sudah menjadi belahan jiwa ku, apakah Ayah tidak melihat tanda ini?" Almero menyibak rambut ikal Freya yang menutupi leher gadis itu, dan di sana terlihat dua titik yang bersandingan berwarna merah.

"Dasar anak nakal!" umpatnya dengan mengalihkan pandangan.

Freya masih bingung dengan posisinya saat ini, kemudian ia teringat dengan perbincangan antara dirinya dan keluarganya saat sebelum mereka bersaudara terbang ke Washington.

"Lord Athan Arrow?" cetusnya dengan suara bergetar.

"Hahahaha..." tawa nyaring itu membuat Freya semakin bergetar tak pernah ia merasa takut, apa lagi jika ia menggabung-gabungkan kejadian hari ini.

Dari dirinya yang mulai mengincar Almero, menggoda Almero, menggigit Almero, menikmati sentuhan dan gigitan Almero, memasuki ruang bawah sadar Almero, bahkan terakhir ia berdebat dengan laki-laki yang tak lain adalah ayah dari pemuda yang sedari tadi digodanya, juga Lord terdahulu yang sangat dihormati oleh keluarganya, lebih-lebih Victor, dia masih sangat setia dengan Athan Arrow.

"Jadi gadis nakal ini berhasil kau taklukan? Kau tau? Dia putri sahabat Ayah, nak!" cetus Athan.

Sungguh Freya menjadi mati kutu, entah kemana perginya keberanian yang ia miliki.

"Jika memang dia yang sudah kau pilih maka berjuanglah bersamanya," memburam gambaran layar dimana Athan terlihat, dan perlahan mulai menghilang.

Segala kebingungan dan juga pertanyaan kini sudah menemukan jawaban, Freya segera menghadap kearah Almero, ia menekuk lututnya untuk berlutut dan menundukkan kepalanya dihadapan Benjamin Almero.

"Maafkan hamba yang terlalu bodoh Pangeran, hamba tidak mengenali Pangeran," ucap Freya masih dengan kepala yang menunduk.

"Bukan sepenuhnya salahmu!" ucap Almero dengan meraih kedua lengan Freya, dan di ajaknya berdiri gadis cantik nan seksi itu.

"Aku yang kau lihat ini, tidak bisa keluar, tidak bisa menampakkan keaslianku, jadi..." terdiam sejenak Almero.

"Mungkinkah tadi itu yang pertama?" sela Freya, dan dengan santainya Almero menganggukkan kepalanya.

"Jika ada yang pertama maka percayalah Pangeran, pasti akan ada yang kedua dan seterusnya," memberikan semangat, mata gadis itu terlihat tulus.

"Apakah aku bisa mempercayai mu?" tanya Benjamin Almero.

"Bisa Tuan ku, toh jika hamba berkhianat, maka Tuan ku bisa melakukan sesuai kehendak Tuan," ucap Freya, sejak saat itulah Freya berniat untuk membangkitkan jiwa asli milik Benjamin Almero yang sudah lama terkubur didalam alam bawah sadarnya sendiri...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!