My Majesty
...My Majesty...
Hai... Hai... Hai...
Jumpa lagi dengan Anggi Marlinda, kali ini aku mau menceritakan tentang sang Majesty, atau bisa di sebut yang Mulia.
Berbau-bau Vampir sih ya kayaknya, jadi sedikit gitu deh jalan cerita dan adegannya, bagi yang tidak berkenan bisa get out hehe... maaf bukan nggak sopan tapi dari pada kalian nggak enak otak, untuk yang suka cerita kuno berbaur dengan masa kini ayok kita lanjut ke perkenalan tokoh iya say...
1.Benjamin Almero.
Seorang mahasiswa fakultas kedokteran, dengan bantuan beasiswa, anak yatim piatu yang diasuh oleh paman dan bibinya.
Benjamin Almero ini suka sekali dengan buah tomat yang rasanya agak asam-asam manis, tinggi 178cm, umur 20tahun, tampan, sopan, penurut, dan penyayang, tentunya ramah dan suka menolong, berjiwa sosial tinggi, Benjamin Almero cocok untuk menjadi dokter masa depan yang mana para pasien tidak takut dengan jarum suntik karena terpaku akan ketampanannya, hehehe...
Ya sudah, cukup untuk Benjamin Almero, kita lanjut ke cewek cantik kita...
2.Freya Victoria
Gadis dengan garis keturunan darah murni, yup betul sekali, dialah Vampir cantik yang akan tergila-gila dengan ketampanan Almero, ups keceplosan, ok karena dia yang cinta sama Almero, dia yang ngejar-ngejar Almero jadi author bikin penasarannya di gimana sikejam Freya ini bisa jatuh cinta dengan anak laki-laki yang sopan, halus dan baik?
Nah jangan lewat kan setiap episodenya ya...
Karena Freya ini random banget anaknya, manja di depan Ayah si bangsawan Victor, tapi kejam dengan bawahan dan lawannya, sabarnya setipis tissue, gadis berdarah murni ini begitu licik jika sudah berurusan dengan rantai makanan, bahkan kecantikannya sering ia jadikan tipu muslihat.
Tinggi 170cm terlihat cantik dengan kaki-kaki jenjang yang jarang ia tapak kan di atas tanah, umurnya belum begitu tua baru berusia 300tahun.
Sudah ya kenalannya, sama dua protagonis kita ini?
Gimana? Mau lanjut ke part selanjutnya? Ok say bestie kooh, kita masuk ke jalan ceritanya yah, cek it dot...
...My Majesty...
London, malam hari di sebuah kastil kuno kerajaan Vampir, terlihat laki-laki dengan baju kebangsaannya tengah mondar-mandir di dekat meja makan yang kosong.
Tuk... tuk... tuk...
Suara langkah kaki ringan terdengar menuruni anak tangga, yang mana itu membuat laki-laki yang tak lain adalah Victor menolehkan kepalanya, semburat sorot merah matanya melihat raut ketidak bahagian gadis kecilnya yang sudah berumur 300tahun.
Ya... Freya Victoria anak gadis satu-satunya setelah dua orang kakak laki-laki yang lahir lebih dulu darinya.
"Baby?" suara berat itu terdengar menggema di dalam ruangan yang sepi itu.
"Hem?" malas bernada manja Freya masih berjalan di atas anak tangga.
Victor dengan kemampuannya berpindah tempat, ia kini sudah berada di depan anak gadisnya, "Ada apa dengan wajah cantik putri Daddy ini?" raut kekhawatiran Victor tunjukkan.
"Freya ingin makanan lain Daddy, Freya bosan dengan makanan asam itu, sedikitpun tidak ada manis-manisnya, lihat saja bau Freya sudah mirip buah tomat yang sering dikonsumsi manusia saja," mengerucut bibir mungil yang berwarna merah itu.
"Lalu apa mau mu?" tanya Victor masih tetap sabar menghadapi gadis nakalnya itu.
"Freya mau berburu!" terdiam sejenak Victor kala mendengar keinginan anak gadis satu-satunya itu.
"Tapi sayang, kau masih..."
"Kecil? Benarkah Daddy akan bilang seperti itu? Tapi bukan kah anak-anak perlu belajar? Jadi kapan Freya belajar?" sambil menghentak-hentakkan kakinya Freya akhirnya mendapatkan ijin dari sang ayah.
"Baiklah, Daddy beri kesempatan untukmu belajar, " berbinar kedua bola mata merah darah itu setelah mendengar keputusan sang ayah.
"Aaaa I love you Daddy!" teriaknya dengan memeluk sang ayah dengan begitu erat.
"Tapi dengan syarat!" bernada dingin Victor, ia membelai rambut putri cantiknya itu...
"Hem, Freya akan mendengarkan syarat dari Daddy," sahutnya manja dengan mengusakkan kepala di dada bidang sang ayah.
"Pertama yang harus kamu setujui, kedua kakak mu Alvin dan Alan akan ikut!" tersentak Freya, dia kira ia hanya akan bersama beberapa pengawal saja. Berusaha tidak berontak demi ijin yang diturunkan.
"Kedua, kau tidak boleh memangsa manusia, jika dia tidak bersalah..."
"What?! Oh ayolah Dad, semua manusia itu suka melakukan kesalahan!" sela Freya seraya melepaskan pelukannya.
"No Baby! Tidak semua jahat! Masih ada manusia berhati baik yang bertahan hidup dibelahan dunia ini," menghela napas Freya dengan memutar bola matanya setelah mendengar sang ayah lagi-lagi membela kaum manusia.
"Lalu yang ketiga, ini poin paling penting sepanjang hidup mu dan juga berlaku untuk semua kaum kita..."
"Iya iya cepat katakan!" sedikit malas Freya kala ia mendengar basa-basi sang ayah yang menurutnya hanya akan membebani dirinya untuk pergi berbaur dengan para mangsanya.
Freya pikir ia akan terjun ke dunia manusia dan betapa menyenangkannya jika kita berdampingan hidup dengan banyak makanan, jika kita lapar tinggal comot satu, jika kita bosan tinggal cari yang lain lagi haaaaahhh... betapa bahagianya hidup tanpa takut kelaparan, tapi apa? Victor sang ayah malah seolah melarang-larangnya dengan segala syarat yang diberikannya.
"Jangan sampai kau jatuh cinta dengan kaum manusia! Entah itu yang baik atau pun yang jahat!" syarat terakhir sudah terucap dan itu membuat Freya tersenyum miring, seolah ia tak mengindahkan kata cinta.
"Heh, tenang saja Daddy, manusia tidak akan mampu menembus kriteria Freya yang sangat tinggi, bukan kah bulan lalu Freya pernah menolak pangeran Bastian yang kebanyakan para bangsawan mengatakan bahwa dia sangat tampan? Tapi itu bukan tipe Freya!" cetus Freya dengan congkaknya.
"Baiklah, kau memang putri Daddy yang sangat pemilih, tapi tak apa, Daddy suka itu!" ucap Victor dengan mengecup kening sang putri.
"Wow! Adegan romantis apa ini?" tiba-tiba seorang vampir tampan datang di belakang Victor.
Senyum Victor ulas tipis melihat kedatangan putra pertamanya, lalu di susul oleh kemunculan putra keduanya.
"Ada apa Daddy mengundang kami?" sopan Alan bertanya, berbeda dengan Alvin yang datang lebih dulu.
"Freya, adik kalian ingin berburu ke dunia manusia, Daddy mau kalian menemaninya!" cetus Victor.
Sejenak kedua laki-laki tampan yang berstatus kakak beradik itu saling pandang satu sama lain.
"Daddy serius?" tanya Alan yang sedikit mengkhawatirkan adik cantiknya.
"Yes, Boy! Freya bilang, anak-anak perlu belajar..." memicingkan pandangan Alvin menatap sang ayah.
"Ini murni keinginan Freya, atau Daddy yang mau quality time sama Mommy? Atau jangan-jangan saat kita kembali akan ada bayi kecil bertaring di kastil ini?" pertanyaan konyol itu membuat Victor menarik telinga putra pertamanya.
"Aduh! Aduh! Sakit Dad!" protes Alvin kala telinganya memerah.
"Daddy serius Boys, kalian harus benar-benar menjaga adik kalian ini!" Victor kembali serius berucap.
Alan mengangguk patuh di ikuti Alvin yang mengangguk dengan mengelus telinganya.
Tersenyum Freya ia menghambur memeluk kedua kakaknya bersamaan, "Thanks my brothers, kalian emang the best!" bisik Freya.
"Lalu kemana kita akan berburu?" tanya Alvin kepada adik tercintanya.
"Kota dimana sinar matahari tidak akan menyakiti kita, kota dimana lebih banyak udara lembab ketimbang sinar hangat mentari yang menyakitkan," cetus Freya dengan menerawang jauh ke langit-langit kastil tua itu.
"Amerika?" tanya Alan.
"Ya, Wasington, kalau tidak salah di sana masih berdiri kastil milik Lord terdahulu," sahut Alvin dengan pengetahuannya.
"Lord? Yang menikahi gadis manusia?" tanya Victor dengan kilat mata yang memerah, seolah tersirat rasa yang mungkin susah di jabarkan.
"Sepertinya begitu, tapi bukan kah ada rumor bahwa beliau telah tiada? Menghilang tanpa jejak," sahut Alvin, yang memang suka sekali menelusuri sejarah atau cerita-cerita raja-raja dan kaisar terdahulu.
"Seperti apa ya? Jika beliau masih ada, dan memimpin kaum kita, ku dengar beliau sangat bijaksana dan tegas," kembali Alvin berceletuk dengan pandangan yang seakan menerawang.
"Yang pasti tidak terpecah belah, dan lebih baik dari Lord yang sekarang," cetus Victor, sedang ketiga putra putrinya menatap serius seolah meminta cerita lengkapnya.
"Sudah-sudah, Daddy mau menemui Mommy kalian, kalian hati-hati jika menempati kastil tua itu, mana tau di sana kalian menemukan sesuatu," canda Victor dengan terbang menuju lantai atas.
"Daddyyyyyyy!!!" teriak Freya dan Alvin yang sebenarnya sudah kepalang penasaran dengan cerita yang digantung oleh sang ayah.
Forks, Wasington.
Sebuah Universitas yang banyak dengan mahasiswa, di meja bundar kantin kampus terlihat lima orang mahasiswa dan mahasiswi tengah duduk melingkar, membahas rencana penelitian mereka.
"Jadi lo yakin kita ke hutan?" tanya Fani.
"Iya, ayah gue bilang di sana ada bangunan tua yang bisa kita jadikan tempat berteduh saat hujan turun, dan kita akan melakukan penelitian disaat hujan reda," sahut Rosie.
"Gue mah ok aja, gue bisa hidup dimana aja," tutur Alex.
"Lo gimana Al?" tanya Levin kala melihat salah satu temannya termenung.
"Hah? Gue ngikut kalian aja," sahut nya yang tak lain adalah Benjamin Almero.
"Ok besok kita berangkat!" cetus Alex sebelum mereka membubarkan diri untuk pulang ke kediaman masing-masing...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
absen dl kk
2023-06-28
2