Suami Rahasia Bu Alena
Bugh.
Brakk.
Kevin memukul Hans didalam kelas membuat pria itu jatuh menabrak kursi dan meja.
Bugh.
Kevin memukul lagi Hans yang sudah terjatuh menabrak kursi dan meja.
Hans yang tidak terima ia dipukul oleh Kevin segera membalasnya.
Bugh.
Bugh.
"STOP!" teriak Alena menghentikan perkelahian keduanya.
Alena bahkan langsung maju untuk mendekat dan memisahkan Kevin dan Hans yang sedang berkelahi.
Namun kedua siswa yang berkelahi itu tidak mengherani Alena. Mereka sama-sama mendorong Alena untuk menjauh dari mereka.
Brukk.
Dorongan kedua siswa yang sedang berkelahi itu mengakibatkan Alena tersungkur dan keningnya terbentur ujung meja.
"Aww" ucap Alena.
Meski terasa nyeri, namun Alena segera bangkit dengan dibantu salah satu siswi.
"KEVIN, HANS HENTIKAN!!" Teriak Alena.
Kevin dan Hans segera menghentikan perkelahiannya. Keduanya kemudian menoleh pada Alena.
Alena pikir mereka sudah tidak akan berkelahi lagi namun dugaannya salah.
Setelah Kevin dan Hans menoleh pada Alena, mereka kembali saling memukul tanpa mengherani keberadaan Alena yang berstatus guru disekolahan itu.
Semua siswa yang berada dikelas itu tidak ada yang berani memisahkan mereka, pasalnya kedua orang itu sangat ditakuti oleh seluruh siswa.
Kevin adalah putra dari pemilik sekolahan sekaligus ketua geng motor Lion. Sedangkan Hans adalah ketua geng motor Vamp yang artinya Vampir.
Kebetulan perkelahian itu terjadi disaat Alena yang sedang mengajar Matematika.
Alena kembali memisahkan mereka dan ia berdiri diantara Kevin dan Hans.
Bugh.
"AKKHH!" teriak Alena.
Alena terkena pukul oleh Kevin yang hendak memukul Hans dan berhasil menghentikan perkelahian tersebut.
Disentuhnya wajah yang sakit. Alena menatap tajam satu per satu kedua murid nakal itu.
"Kevin, Hans, ikut saya keruang BK!" Ucap Alena.
Alena kemudian berlalu lebih dulu keluar dari kelas. Namun sebelum keluar dari kelas ia meninggalkan tugas lebih dulu untuk siswa yang ia tinggal.
Dengan nafas masih tersengal kedua murid itu mengikuti langkah kaki Alena menuju ruang Bk.
Keduanya berjalan beriringan tanpa ada yang saling bicara, bahkan kedua murid nakal itu saling melemparkan tatapan permusuhan.
Sesampainya diruang BK kedua murid nakal itu diminta menghadap Alena selaku guru BK.
"Duduk!" titah Alena.
Alena tidak memperdulikan wajahnya yang sakit karena pukulan dari Kevin. Ia lebih mementingkan mengurus kedua murid yang tadi berkelahi dikelas.
Hans menurut. Ia segera duduk dikursi depan meja Alena. Namun tidak dengan Kevin.
Kevin justru menyunggingkan senyum miring dan ia malah duduk disofa ruangan itu.
Alena tercengang dengan kelakuan Kevin. Merasa tak percaya kalau ada murid seberani itu pada gurunya.
Namun dari pada memperpanjang masalah lebih baik ia mulai bicara.
"Hans, Kevin, apa masalah kalian sampai-sampai berkelahi didalam kelas?," tanya Alena.
"Maaf bu tapi Kevin yang lebih dulu mukul saya," jawab Hans.
Alena mengangguk. Ia juga tadi melihat kalau yang lebih dulu memukul ialah Kevin.
Alena beralih menatap Kevin yang membalas tatapannya dengan tajam.
"Kevin, bisa kamu jelaskan kenapa kalian berkelahi?," pinta Alena.
Lagi-lagi Kevin hanya menyunggingkan senyum miring. Ia tak ingin bicara pada orang yang menurutnya sok bijak.
"Kevin!" panggil Alena yang menantikan jawabannya.
"Itu bukan urusan lo!" ucap Kevin.
Alena semakin tercengang. Bisa-bisanya Kevin menjawab pertanyaannya seperti itu. Dalam benaknya pantas saja Kevin bersekolah di SMA sudah 6 tahun tapi tidak lulus-lulus.
Usia Kevin sama dengan Alena yakni 22 tahun. Meski usia 22 tahun namun Kevin masih duduk dibangku kelas XII sedangkan Alena sudah lulus kuliah sejak 4 bulan yang lalu dan baru mengajar di SMA Cempaka selama 3 bulan.
Untung saja sekolahan itu milik ayahnya sendiri jadi Kevin bisa tetap bersekolah.
Alena beralih pada Hans yang duduk dihadapannya.
"Bisa kamu jelaskan Hans apa masalahnya?," tanya Alena.
"Tadi pagi saya tidak sengaja menyenggol motor Kevin saat diparkiran dan saya sudah minta maaf," ucap Hans.
"Kalau kamu sudah minta maaf lalu kenapa Kevin menghajarmu?," tanya Alena lagi.
"Entah bu saya juga tidak tahu," jawab Hans.
Alena mengangguk. Ia sudah mendapat penjelasan dari Hans dan ia ingin mendapatkan penjelasan dari Kevin juga agar mengetahui permasalahan sebenarnya.
Namun orang yang dimintai penjelasan justru mengacuhkannya. Kevin sama sekali tidak mendengarkan Alena baik itu ucapannya maupun pertanyaannya.
"Karena ini sudah yang kesekian kalinya kalian berkelahi, maka saya akan memberi skor selama 3 hari untuk kalian berdua," ucap Alena.
"Baik bu tidak apa-apa karena memang saya salah," ucap Hans.
Alena mengangguk lagi. Ia beralih menatap Kevin untuk melihat ekspresi muridnya itu.
Kevin tidak menunjukan ekspresi apapun tapi dalam benaknya ia bersorak gembira. Tiga hari diskors akan ia gunakan untuk bersenang-senang dengan anggota geng motornya.
Karena tidak pendapatkan jawaban dari Kevin, akhirnya Alena mengajukan pertanyaan.
"Bagaimana Kevin?," tanya Alena.
Kevin hanya menganggukan kepalanya tanpa mengeluarkan suara dan hal itu diartikan setuju oleh Alena.
Alena segera membuatkan surat skorsing untuk kedua murid nakalnya itu.
"Kalian bisa kembali kekelas dan saya akan memberikan surat skorsnya disana," ucap Alena.
"Baik bu. Permisi" ucap Hans.
Hans kemudian pergi dari ruang BK lebih dulu meninggalkan Alena dan Kevin yang masih didalam sana.
Melihat Kevin tidak bergerak dari tempat duduknya. Alena yang sedang menulis surat skorsing kembali menatap muridnya itu.
"Kamu tidak ingin kembali kekelas?," tanya Alena.
Kevin tak menjawab. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Alena kemudian menggebrak meja didepan wanita itu.
BRAKK.
Gebrakan meja dari Kevin tentu saja mengejutkan Alena sampai-sampai ia berjengkit.
"Jaga sopan santunmu Kevin!" ucap Alena tegas.
Kevin tak bicara, ia kemudian membalikan tubuhnya dan berjalan keluar dari ruang BK.
Kevin keluar dari ruang BK bukan hendak kekelas, melainkan keatap gedung sekolahan dan mengeluarkan sebatang rokok lalu ia nyalakan dan ia hisap.
Diruang BK, Alena telah selesai menuliskan surat skorsing untuk Kevin dan Hans. Surat tersebut sudah ditanda tangani oleh kepala sekolah dan akan langsung ia berikan pada kedua murid nakal tadi.
Alena kembali kekelas dan mendapati murid dikelas itu masih sedang mengerjakan tugas yang ia berikan.
Alena mengedarkan pandangannya kepenjuru kelas itu dan tidak mendapati Kevin disana.
"Hans, dimana Kevin?," tanya Alena.
"Maaf bu, saya tidak tahu," jawab Hans.
"Hufftt" Alena membuang nafasnya.
Tiga bulan ia mengajar disekolahan ini selalu saja Kevin yang membuat onar. Sudah terhitung dalam tiga bulan ini ada 25 pelanggaran yang dilakukan oleh Kevin.
Alena cukup tahu dari selentingan rekan sesama gurunya yang membicarakan penyebab Kevin bersikap demikian.
Kevin seperti itu adalah bentuk protes pada kedua orang tuanya yang bercerai 6 tahun lalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
MENGHERANI??? Kenapa kalimat itu sangat menggangu konsentrasi ku membaca nya ya?? Harus nya tuh tidak MEMPERDULI KAN..🤫🤫
2023-11-15
0
Anonymous
👍
2023-07-05
1
Anonymous
mantap bos ku
2023-07-05
2