Setelah selesai dengan makan malam itu, Alena segera berpamit pada Satria.
Tadinya Satria akan mengantar Alena, tapi wanita yang hendak ia antar itu justru menolak.
Tentu saja Alena menolak, pasalnya ia akan langsung pulang kerumah mertuanya.
Alena tidak mungkin pulang kerumah ibunya lagi, karena akan membuat ibunya semakin curiga.
Pukul setengah sepuluh malam akhirnya Alena tiba dirumah Andrian.
Wanita itu masuk kedalam rumah, melewati ruang tamu, menaiki anak tangga satu per satu hingga ia tiba dilantai dua.
Ia akan langsung masuk kamar dan segera beristirahat.
Deg!
Alena disambut oleh Kevin yang menyilangkan tangannya didada dengan tatapan mata tajam, menatapnya.
Pria itu bersandar didinding antara pintu kamarnya dan pintu kamar pria itu, membuat ia perlahan menghentikan langkah kakinya.
"Dari mana aja lo?," tanya Kevin.
"Aku dari rumah ibu," jawab Alena, setelahnya ia melanjutkan lagi langkah kakinya hendak masuk kedalam kamar.
Grep.
Kevin mencekal tangan kiri Alena, membuat wanita itu menghentikan langkah kakinya.
Dilihat oleh Kevin, dijari manis Alena tersemat cincin berlian yang indah.
Cincin itu jelas-jelas bukan cincin pernikahannya, melainkan pemberian dari orang lain.
Pria itu segera menarik cincin itu dengan paksa.
"Jangan Vin," pinta Alena.
Alena berusaha menarik tangannya dari cekalan Kevin, namun tidak bisa.
"Kumohon jangan dilepas Vin, itu cincin dari kekasihku," ucap Alena lagi masih meminta Kevin tidak melepaskan cincin itu.
Namun ucapan Alena justru membuat Kevin semakin marah.
Dengan sekali tarikan, cincin itu akhirnya lolos dari jari Alena dan ia lempar kelantai satu.
"Jangan!" teriak Alena bersamaan dengan cincinnya yang terlempar.
Ting. Ting.
Suara cincin tersebut jatuh kelantai satu, lalu menggelinding entah kemana perginya.
"Kamu keterlaluan Kevin!," ucap Alena marah. Ia bahkan menunjuk pada wajah Kevin.
Mata Alena juga berkaca-kaca, ia rasanya ingin nangis.
Alena berusaha melepaskan tangan yang masih dicekal Kevin, ia ingin mencari cincinnya kelantai satu.
Hal itu justru membuat Kevin semakin kesal, didepan matanya Alena menangisi cincin pemberian pria lain yang ia buang lalu berusaha mencarinya lagi.
Srett.
"Akkhh!," ucap Alena.
Kevin menarik Alena masuk kedalam kamarnya dengan paksa.
Brukk!
Dilemparnyalah Alena keatas ranjang, kemudian ia kunci pintu kamar tersebut.
Klik.
Pintu kamar Kevin sudah terkunci.
Alena yang mengetahui itu segera bangkit dan berlari kearah pintu.
Berusaha membuka pintu itu, namun tidak bisa.
Srett.
Brukk.
"Akkhh!" teriak Alena.
Kevin menarik Alena, lalu melemparnya lagi keatas ranjang.
Pria itu segera mengungkung tubuh istrinya.
"Lo harus tahu Alena. Lo sendiri yang bersedia nikah sama gue. Apapun yang udah jadi milik gue, selamanya milik gue!" ucap Kevin menatap tajam pada Alena yang berada dibawahnya.
"Lepas Kevin! Aku nggak cinta sama kamu!" teriak Alena ia berusaha memberontak.
Namun Alena tidak bisa banyak bergerak, karena tubuh kecilnya ditindih oleh Kevin.
"Emmppp!" Alena akan berteriak lagi namun segera disumpal oleh mulut Kevin.
Pria itu mencium bibir Alena, ciuman kasar sama seperti tadi pagi, bukan ciuman yang ia lakukan didalam toilet.
Alena menggelengkan kepalanya, ia tidak mau disentuh Kevin.
Wanita itu juga memukul-mukul punggung Kevin, namun tangannya segera dicekal oleh Kevin dan diletakan diatas kepala Alena.
Dengn satu tangan Kevin menahan tangan Alena diatas kepala wanita itu, Kevin menccumbu Alena.
Mengecup rahang wanita itu, turun keleher, menjillat dan menyessapnya sehingga meninggalkan tanda merah disana.
"Jangan Vin," lirih Alena memohon pada Kevin.
Kevin tidak mengindahkan permohonan wanita dibawahnya.
Sembari menccumbu leher Alena, tangan Kevin satunya menarik dress yang dikenakan wanita itu hingga robek.
Menampilkanlah bagian dadda Alena yang menyembul.
Dibukanya pengait bra wanita itu, sehingga terlihat jelas oleh Kevin dadda sintal, bulat dan padat.
Semakin terbakarlah gairah pada diri Kevin.
Kevin beralih mencumbu bagian dadda itu, menyussu disana sembari tangannya meremat bagian dadda sebelahnya.
"Kumohon jangan Vin," Alena masih terus memohon, tapi ia tidak bisa apa-apa. Bahkan bergerak saja sulit.
Selain tubuhnya yang tertindih Kevin, Alena juga merasa lemas.
Meski ia terus memohon jangan, tapi tidak dengan tubuhnya.
Tubuh Alena menerima dengan baik, sentuhan yang diberikan oleh Kevin, sehingga membuat tubuh Alena menjadi lemas.
Ahh.
Dessahan itu lolos dari mulut Alena, karena terus mendapat sentuhan suaminya.
Pria itu masih menccumbu bagian dadda Alena. Menyesapnya, memainkan ujung dadda itu, memelintir dan terus begitu.
Kevin menghentikan sejenak kegiatannya, untuk melepas pakaiannya satu persatu, hingga tidak ada sehelai benangpun ditubuhnya.
Kevin yang menghentikan kegiatan itu, tentu saja dimanfaatkan oleh Alena.
Dengan hanya mengenakan dalaman bagian bawah, Alena bangkit dari ranjang lalu berlari menuju pintu.
Ia berusaha membuka pintu itu tapi tidak bisa.
Pintu kamar Kevin sudah dikunci.
Kevin yang telah selesai meninggalkan pakaiannya berjalan menghampiri Alena yang masih berusaha membuka pintu.
Kevin menarik lagi Alena, membawanya keatas ranjang. Dilepasnyalah kain satu-satunya penutup dibagian tubuh Alena.
Pria itu mencumbu lagi istrinya membuat tubuh Alena semakin lemas.
Setelah Alena lemas, Kevin mengarahkan senjata miliknya kebagian inti tubuh Alena.
Dengan beberapa kali hentakan, akhirnya senjata milik Kevin itu masuk sepenuhnya.
"Sakit Vin," rintih Alena.
Air mata wanita itu, sudah berderai membasahi pipinya.
Alena pikir, menikah dengan Kevin tidak akan mengalami ini. Tapi pada kenyataannya, ia sedang merasakannya.
Kevin tidak menghiraukan rintihan Alena. Ia terus menghentakan pinggulnya, menikmati senjatanya dijepit didalam sana.
Pria itu memejamkan matanya, ia merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan.
Cukup lama Kevin menghentakan pinggulnya, hingga akhirnya pria itu mengeluarkan laharnya didalam inti tubuh Alena.
Ahh.
Keduanya sama-sama mendessah panjang.
Tubuh Kevin ambruk disebelah Alena, ia menatap wanita disebelahnya dengan menyeringai.
"Udah gue bilang kan, apapun yang udah jadi milik gue, selamanya milik gue," ucap Kevin.
Hiks hiks
Alena semakin menangis mendengarnya. Ia menarik selimut diranjang itu, kemudian menutupi tubuh polosnya.
Kring. Kring.
Ponsel Kevin berbunyi, pria itu ditelepon oleh Keenan.
"Dimana lo Vin?" tanya Keenan setelah panggilan teleponnya diangkat.
"Dirumah," jawab Kevin dengan nafasnya yang masih terengah.
"Lo pasti lagi gitu ya. Buruan selesaiin, udah ditunggu anak-anak nih, jam 12 kita mulai balapan," ucap Keenan.
"Oke," jawab Kevin.
Panggilan telepon itu berakhir. Kevin segera turun dari ranjang, lalu bergegas kekamar mandi.
Ia mengguyur tubuhnya dibawah shower.
Dirabalah tubuhnya sembari menggosok menggunakan spons sabun.
Ia masih teringat dengan apa yang barusan ia lakukan. Ia menyentuh istrinya. Istrinya itu masih perrawan.
Pria itu menyunggingkan senyumnya, bukan senyum miring atau senyum menyeringai yang biasa ia lakukan.
Melainkan senyum manis, manis sekali. Belum pernah ia tersenyum semanis itu.
Karena sesuatu yang baru saja ia dapatkan ini membuat dirinya merasa ada setitik bahagia dihatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
AKHIRNYA LO PEMENANGNYA VIN, BIAR TAU RASA TU SI ALENA.... SAYANG LO MAU BALAPN, KLO NGGAK, LO TAMBAH LAGI RONDE SELANJUTNYA, BIAR REMUK TU ALENA...
2023-09-18
0
Sulaiman Efendy
GOOD JOB KEVIN,,, HRS DIBERI PELAJARAN ISTRI SPRTI ALENA ITU.. SEENAKNYA DIA MAU MAINKN PRASAAN LOO...
2023-09-18
0
Sulaiman Efendy
HAJAR KEVIN, SCARA HUKUM AGAMA & NEGARA, ALENA ISTRI SAH LOO.. MSKI DIA TK CINTA SAMA LO, KNP DIA MAU NIKAH SAMA LO, JDIKN LO SUAMI, TPI MSH JALIN HUBUNGN DGN SATRIA, BHKN TRIMA LMARAN SATRIA..
2023-09-18
0