"Kevin, kamu mau kemana?," tanya Alena.
Kevin sama sekali tidak mengindahkan pertanyaan gurunya itu. Ia bergegas melajukan motor sportnya, meninggalkan parkiran sekolahan serta Alena disana.
Gruungg.
"Kevin!" teriak Alena meski Kevin sudah melaju cukup jauh.
Alena hanya mampu menggelengkan kepalanya, karena tak habis fikir pada kelakuan Kevin.
Wanita itu kemudian menghampiri satpam sekolahan, lalu meminta agar pintu gerbang ditutup saat proses belajar mengajar berlangsung.
Hal itu memang sudah satpam itu lakukan, karena memang seperti itu peraturan sekolah. Namun satpam itu tidak berani bila yang minta dibukakan gerbang adalah Kevin.
"Lain kali tidak usah takut pak. Bila Kevin minta dibukakan pintu gerbang, bapak bilang saja kalau Bu Alena yang tidak mengizinkan. Biar nanti urusan saya dengan Kevin," jawab Alena.
Satpam tersebut ragu untuk menyetujuinya, namun ia tetap menganggukan kepalanya.
Setelah berbicara dengan satpam. Alena kembali kekantor dan bersiap untuk mengajar.
Diperjalanan menuju kantor, Alena bertemu dengan Hans murid yang baru saja ia skors bersama Kevin untuk tiga hari kedepan.
"Hans, apa kamu tahu kalau Kevin bolos sekolah perginya kemana?," tanya Alena.
"Maaf bu, saya tidak tahu," jawab Hans.
"Hufftt, ya sudah kalau begitu," ucap Alena setelah menghela nafas.
Hans mengangguk. Pria itu kemudian kembali kekelas, karena jam istirahat akan segera berakhir.
Hans bukannya tidak tahu kemana biasanya Kevin bolos. Hanya saja ia tidak ingin memberi tahu Alena. Hans khawatirkan bila Alena tahu, wanita itu bisa saja terlibat dengan masalah mereka.
Alena yang tadi menghentikan langkahnya, segera melanjutkan lagi langkah kakinya menuju Kantor.
Setibanya dikantor ia menyiapkan buku yang hendak digunakan untuk mengajar, lalu bergegas pergi kekelas.
Alena dengan telaten mengajarkan rumus matematika pada muridnya. Saat ini ia sedang mengajar dikelas XII IPA 3.
Disela-sela mengajarnya. Alena jadi kepikiran dengan Kevin, yang entah mau pergi kemana tadi.
Hingga bell berbunyi, sebagai pertanda jam pulang sekolah. Alena masih saja kepikiran pada Kevin.
"Hufftt, sepertinya aku harus cari tahu dia pergi kemana," gumam Alena.
Wanita itu, saat ini sudah akan pulang dan sedang duduk dimotor matic nya.
Kring. Kring.
Namun bunyi dari ponselnya itu mengurungkan niatnya untuk mencari tahu kemana perginya Kevin. Wanita itu memilih menjawab panggilan telepon tersebut.
"Iya bu," ucap Alena, setelah panggilan telepon terhubung.
"Kamu cepat pulang nak. Dirumah kita kedatangan Pak Andrian dan putranya," ucap Mayang ibu dari Alena.
"Apa!, mereka sudah dirumah?!," tanya Alena terkejut.
Untung saja diparkiran itu tidak banyak orang. Hanya dirinya dan beberapa guru yang hendak pulang juga.
"Ia nak, mangkanya kamu cepat pulang ya," ucap Mayang.
"I-iya bu," ucap Alena. Ia jadi merasa gugup setelah mengetahui Andrian dan Kevin dirumahnya.
Panggilan telepon itu pun berakhir. Mayang bukan hanya menghubungi Alena saja, ia juga menghubungi kakak laki-laki Alena, yakni Reyhan dan saudara kembar Alena, yakni Elena.
Alena segera mengendarai motor matic nya untuk pulang kerumah.
Setibanya disana, ia bergegas masuk kedalam rumah.
Setelah didalam rumah, Alena bisa melihat keluarganya sudah berkumpul. Ia juga melihat ada Andrian dan Kevin.
"Kevin, wajah kamu kenapa?," tanya Alena.
Pertanyaan Alena sebenarnya hal yang wajar sebagai guru bertanya pada muridnya. Namun justru diartikan berbeda oleh semua orang yang ada disana, bila dirinya mengkhawatirkan Kevin.
Kevin yang mendapat pertanyaan itu tidak menanggapi. Ia hanya diam saja.
"Duduk nak," titah Mayang.
Alena yang masih menunggu jawaban dari Kevin, terpaksa menganggukan kepalanya dan duduk disofa.
"Apa benar kamu akan menikah dengan Kevin?," tanya Reyhan.
Alena tidak langsung menjawab, ia menatap Andrian dan Kevin bergantian.
Andrian menganggukan kepalanya, tanda ia sudah berbicara pada keluarga Alena. Namun berbeda dengan Andrian, Kevin justru memilih mengacukan tatapan Alena.
"Benar mas," jawab Alena yakin.
"Apa kalian saling mencintai,?" Tanya Reyhan.
"Iya mas, kami saling mencintai," jawab Alena.
"Apa kamu yakin Al?," tanya Elena.
"Iya El," jawab Alena.
Terdengar suara helaan nafas yang dikeluarkan oleh Elena.
Tadi siang ia sudah berbicara dengan saudaranya itu, tapi Alena tetap dengan pendiriannya untuk menikah dengan Kevin, maka Elena tidak bisa apa-apa.
"Baiklah bu, karena Alena sudah yakin untuk menikah dengan Kevin, maka pernikahan akan dilaksanakan besok lusa," ucap Andrian.
Mayang sejak tadi hanya diam tapi mendengarkan. Ia masih terkejut dengan kedatangan Andrian dan Kevin yang membicarakan pernikahan untuk Kevin dan putrinya.
Mayang menatap putrinya dalam-dalam, lalu beralih menatap Kevin yang sejak tadi diam saja, tidak mengeluarkan suara sepatah katapun, bahkan tidak menyapanya sama sekali.
Ada rasa tidak terima mengetahui Alena yang akan menikah dengan Kevin. Ia sudah bisa menduga, bila Kevin adalah seorang brandalan.
"Jangan khawatir bu, aku tetap akan mengawasi Alena dan Kevin nantinya," bisik Reyhan pada ibunya.
Reyhan juga berfikir sama seperti Mayang, namun sebisa mungkin ia juga meyakinkan dirinya juga ibunya, untuk bisa merestui pernikahan Alena dan Kevin.
Mayang menganggukan kepalanya sebagai jawaban untuk putranya.
"Baiklah Pak, saya merestui saja apa yang sudah Alena pilih. Untuk pernikahannya, lebih cepat lebih baik," ucap Mayang.
Andrian mengangguk. Ia ingin berbicara lagi untuk menanggapi ucapan Mayang. Namun ia urungkan karena Alena lebih dulu buka suara.
"Pernikahannya sederhana saja pak. Tidak usah ada pesta tidak apa-apa, toh pernikahan kami ini dirahasiakan karena Kevin masih sekolah," ucap Alena.
Bukan tanpa sebab ia mengajukan saran seperti itu. Ia takut bila pernikahannya dibuat pesta yang meriah maka, kekasihnya akan tahu bila dirinya menikah dengan pria lain.
"Baiklah, kalau begitu kita lakukan pernikahan itu dirumah ini. Bu Mayang cukup mendatangkan keluarga dan para tetangga dekat saja," ucap Andrian.
"Baik Pak," ucap Mayang.
Pembicaraan itu akhirnya selesai. Sebelum itu Andrian sudah berpesan pada Mayang sekeluarga agar tidak usah repot-repot menyiapkan acara pernikahan.
Andrian akan meminta asistennya untuk mengurus segalanya.
Setelah selesai dengan pembicaraan itu, Alena meminta waktunya sebentar. Ia ingin bicara empat mata dengan Kevin.
Karena rumah Alena tidak besar, jadi Alena menarik Kevin untuk ikut kekamarnya. Kevin dengan malas mengikuti kemana Alena menarik tangannya.
Klek.
Alena mengunci pintu kamarnya, agar tidak ada yang bisa mendengar pembicaraan mereka.
"Kenapa wajahmu terluka, Kevin?," tanya Alena.
Pertanyaan yang sama, yang ia lontarkan pada Kevin diruang tamu tadi.
"Bukan urusan lo!," ucap Kevin.
"Kita akan menikah Kevin, jadi semua urusan kamu itu menjadi urusanku juga!," ucap Alena tegas.
"Bokap gue, bayar lo berapa? Sampai-sampai lo mau nikah sama gue," ucap Kevin tersenyum miring.
"Apa maksudmu, Kevin?," tanya Alena.
"Lo dibayar bokap gue kan?," ucap Kevin.
Alena tak menjawab. Wanita itu justru membuka kunci pintu kamarnya, lalu keluar lebih dulu dari kamar itu meninggalkan Kevin yang masih disana.
Ia memang tidak dibayar Andrian, tapi ia mendapatkan imbalan dari pernikahan yang akan dilakukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
APA DIKISAH INI REYHAN SUDAH MNIKAH DGN LARISSA DARWIN...??
2023-09-18
0
Sulaiman Efendy
TERNYATA BENAR, ALENA & ELENA ADIKNYA REYHAN YG NIKAH SAMA ANAK BOSSNYA...
2023-09-18
0
dw granny
ya demi dpt yayasan meng halal kn segala cara , paling akhirnya kevin bucin .. 🙄
2023-06-27
0