Keesokan harinya, Alena datang kesekolahan meminta izin langsung pada kepala sekolah.
Padahal, ia tidak izin juga tidak apa-apa, tidak akan dipecat karena ia calon menantu pemilik sekolahan.
Meski ia adalah calon menantu pemilik sekolahan, namun Alena bukan orang yang seperti itu. Sebisa mungkin ia tidak akan mengandalkan nama Andrian.
Alena meminta izin 3 hari tidak mengajar pada kepala sekolah.
Ia juga menyerahkan tugas mengajarnya, pada guru lain selama ia izin.
"Bu Alena mau kemana izin tiga hari?," tanya kepala sekolah.
Bila ditanya seperti itu, maka mau tidak mau Alena harus menjawabnya.
"Saya mau menikah Pak," ucap Alena.
"Apa! Menikah Bu? Dengan siapa?," tanya kepala sekolah.
Pria paruh baya itu terkejut mendengar Alena hendak menikah, pasalnya ia tidak pernah melihat Alena bersama seorang pria.
Meski dia harus jujur hendak menikah, namun tentu saja Alena tidak akan memberitahu bila Kevin Andrian adalah calon suaminya.
"Dengan kekasih saya Pak," ucap Alena.
"Apa Bu Alena tidak akan mengundang rekan sesama guru disekolahan?," tanya Kepala sekolah.
"Maaf pak, saya hanya menikah sederhana. Mungkin saat nanti resepsi, saya akan mengundang anda dan rekan guru semuanya," jawab Alena.
"Baiklah kalau begitu. Semoga pernikahan anda SAMAWA," ucap kepala sekolah.
"Amin, terimakasih Pak do'anya," ucap Alena.
Setelahnya tidak ada pembicaraan lagi. Alena pamit pada kepala sekolah untuk pulang kerumah.
Wanita itu pulang kerumah dengan mengendarai motor matic nya. Jarak antara sekolahan dan rumahnya cukup jauh, sekitar 40 menit baru sampai.
Dipertengahan jalan, ia merasa diikuti oleh seseorang. Alena menengok kespion, dan benar saja. Dirinya sedang diikuti oleh sekelompok geng motor dari belakang.
"Ya Allah, apa mereka mengikutiku?," tanya Alena pada diri sendiri.
Ia jadi merasa cemas, khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Alena menambah laju motor matic nya, namun kecepatan motornya kalah dengan laju motor-motor sport dibelakangnya.
Gruunngg.. Gruunngg..
Motor-motor sport itu menyalip Alena, lalu menghadangnya dari depan.
Cekitt..
Suara ban motor bergesekan dengan aspal terdengar nyaring, karena Alena mengeremnya mendadak.
Deg. Deg. Deg.
Jantung Alena berdegup kencang, Ia takut dirinya akan diapa-apakan oleh sekelompok orang itu.
Ia bahkan tidak membuka helmnya, dan hanya menundukan wajahnya.
"Heh guru sok bijak!," ucap seseorang didepan Alena.
Mendengar suara itu, Alena merasa familiar dengan suaranya. Wanita itu mengangkat wajahnya yang menunduk, lalu melihat pada orang didepannya.
"Kevin?," tanya Alena.
Iya.. Seseorang didepan Alena adalah Kevin, dan kelompok geng motor Lion. Mereka semua mengenakan jaket bergambar singa yang sedang mangap, seperti hendak menerkam.
Kevin membuka kaca helmnya. Terlihatlah oleh Alena, wajah tampan muridnya itu.
Setelah mengetahui orang didepannya benar-benar Kevin. Alena juga membuka kaca helmnya.
"Cakep juga calon bini lo Vin," ucap Keenan salah satu teman Kevin yang berada paling dekat dengan Alena dan Kevin.
Kevin sangat terbuka pada teman-teman geng motornya, dibandingkan pada Andrian, papahnya.
Ia juga menceritakan pada teman-temannya, bila dirinya dipaksa oleh papahnya untuk menikah dengan Alena, guru disekolahnya.
Memang benar Kevin dipaksa oleh Andrian untuk menikah dengan Alena. Ia kemarin dijemput paksa oleh Andrian dan anak buah papahnya saat sedang nongkrong bersama gengnya.
Kevin sempat memberontak dan baku hantam dengan anak buah papahnya, hingga kemarin meninggalkan luka diwajahnya.
"Apa-apaan ini Kevin?!," tanya Alena meninggikan suaranya.
"Woah, calon bini lo galak juga ya Vin," ucap Bagas, teman Kevin yang lainnya.
Kevin tidak mendengarkan ucapan dari teman-temannya itu. Ia masih fokus pada Alena, menatap mata gurunya dengan tajam.
"Gue cuma mau ngingatin lo guru sok bijak. Jangan harap lo bisa tenang setelah nikah sama gue!," ucap Kevin dengan tegas.
Setelahnya, Kevin menutup kembali kaca helm dan melajukan motornya meninggalkan Alena disana.
Gruunngg.. Gruunngg..
Teman-temannya juga mengikuti Kevin dari belakang.
Alena tercengang disana. Ia dilabrak dan diancam oleh muridnya sendiri.
"Kita lihat aja Kevin. Aku pastikan kamu akan jatuh cinta padaku," gumam Alena, sembari melihat kelompok geng motor Lion yang meninggalkannya.
Alena kemudian naik kembali kemotor maticnya. Ia melanjutkan lagi perjalanannya menuju rumah.
Setibanya dirumah ia mendudukan bokongnya disofa, mengambil remot dan menyalakan televisi.
Begitu televisi nyala, bertepatan siaran talk shaw berisi seputar bisnis.
Ditelevisi itu sedang menampilkan pengusaha muda yang sukses dalam waktu dekat. Salah satunya adalah Satria Wiratama, teman dekat kakaknya.
"Mas Satria," gumam Alena.
Ia masih terus melihat pada siaran televisi. Disana Satria sedang menghadiri siaran langsung disalah satu acara talk show.
Alena masih terus menatap wajah kekasihnya. Ia sangat merindukan pria itu.
Alena tidak bertemu dengan Satria sudah tiga bulan lamanya. Terakhir mereka bertemu, disaat dirinya wisuda.
Satria meminta Alena untuk menunggunya. Pria itu sedang menjalankan bisnis diluar kota, dan akan kembali untuk melamar Alena nantinya.
Ia dihadapi oleh dua pilihan yang sulit.
Hatinya yang mencintai kekasihnya, atau egonya yang ingin memiliki yayasan pendidikan.
Hufftt.
Suara helaan nafas itu bukan berasal dari Alena, melainkan dari Elena yang melihat saudaranya termenung.
"Aku tahu ini adalah pilihan yang sulit untukmu, tapi aku berharap kamu bahagia dengan keputusanmu, Al," ucap Elena.
Wanita itu kini ikut duduk disofa bersama Alena.
"Makasih El, kamu selalu mendukungku," ucap Alena.
Wanita itu merangkul saudara kembarnya.
Kring. Kring.
Cukup lama mereka berpelukan, hingga akhirnya dihentikan oleh bunyi ponsel Alena.
"Sebentar El, aku menjawab panggilan vidio dulu," ucap Alena sembari menguraikan pelukannya pada Elena.
Elena menganggukan kepalanya, lalu memilih menjauh dari Alena.
Ia tahu bila yang menghubungi Alena adalah Satria, dan Elena tidak ingin mendengar pembicaraan mereka.
"Hallo mas," jawab Alena setelah panggilan telepon vidio itu ia angkat.
"Hallo Al, apa kabarnya?. Tiga hari ini kamu nggak ngabarin aku," Tanya Satria.
"Maaf mas, aku sibuk ngajar anak-anak disekolah," ucap Alena.
"Iya, aku tahu kamu pasti sibuk ngajar. Apa kamu tadi lihat aku ditv?," tanya Satria.
"Iya mas, aku tadi lihat kamu hadir diacara talk show. Nih acaranya masih iklan," ucap Alena. Ia mengarahkan kamera belakang untuk menyorot siaran televisi yang ia lihat.
"Iya Al, ini aku lagi break. Kamu jangan lupa nonton sampai selesai ya," ucap Satria.
"Pasti dong mas," ucap Alena.
Tidak lama kemudian panggilan vidio itu berakhir. Satria kembali keacara talk show dan Alena kembali menonton siaran itu.
Diacara itu, Satria menjadi bintang tamu utama. Oleh sebab itu dirinya lebih banyak mendapatkan pertanyaan dari pembawa acara.
'Sekali lagi maafkan aku mas. Meski aku mencintai kamu, tapi aku tidak bisa mengabaikan impianku' batin Alena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah kan ku bilang juga apa,!Satria bukan org sembarangan, Bisa aja kan Alena meminta apa pun dr Satria, Malah cari masalah si Alena,,Yg ada kembarannya yg jadi pelampiasan dendam Satria,,
2023-11-15
0
Sulaiman Efendy
YG LUCU SATRA TEMAN REYHAN, APA REYHAN TDK KASI TAU SATRIA KLO ALENA MNIKAH.. ATAU REYHAN TK TAU KLO SATRIA & ALENA PACARAN..
2023-09-18
0
Sulaiman Efendy
WANITA AMBISI JUGA SI ALENA..
2023-09-18
0