Tepat pukul 12 siang, Alena mengetuk pintu kamar Kevin untuk mengajaknya makan siang.
Tok tok tok
"Kevin!" panggil Alena.
"Kevin ayo makan siang!," ajak Alena.
Kevin yang ada didalam kamar itu, baru saja membersihkan diri dan sedang mengumpulkan baju kotornya.
Kevin bahkan membersihkan sendiri kamarnya yang kemarin ia buat hancur berantakan.
Baju kotor itu, Kevin masukan kedalam keranjang lalu akan ia letakan disebelah pintu kamar bagian luar seperti biasanya.
Klik.
Ceklek.
Pintu kamar Kevin dibuka dari dalam, pria itu kemudian mengeluarkan keranjang berisi baju kotornya.
"Akhirnya, kamu buka pintu kamar juga Kevin," ucap Alena.
"Berisik lo!" ucap Kevin tepat diwajah Alena.
Brukk.
Kevin meletakan dengan kasar keranjang baju kotor disebelah pintu.
Pria itu membalikan tubuhnya, hendak masuk kedalam kamar, namun tangannya ditahan oleh Alena.
"Vin, Please! Kita harus bicara," ucap Alena.
Kevin tidak mengindahkan ucapan Alena.
Pria itu menghentakan tangannya yang masih dipegangi oleh istrinya itu.
Kevin mengurungkan niatnya untuk masuk kembali kedalam kamar.
Ia kemudian memilih menuruni anak tangga.
Melihat Kevin yang menuruni tangga, Alena segera mengejar pria itu.
Ia tidak ingin Kevin keluar rumah lagi. Ia ingin Kevin cepat berubah.
Alena pikir Kevin hendak keluar dari rumah, mangkanya ia mengejarnya.
Tapi ternyata salah.
Kevin justru berbelok kearah dapur.
"Vin, kita harus bicara," ucap Alena lagi.
Kevin tidak menjawab. Ia membuka pintu kulkas, mengeluarkan air es didalamnya kemudian berjalan menuju meja makan.
"Vin please," ucap Alena.
Wanita itu terus mengikuti Kevin dibelakangnya.
Setibanya dimeja makan, kevin duduk dikursi. Ia mengambil gelas dan hendak menuangkan air es tersebut.
Melihat apa yang akan dilakukan Kevin, Alena buru-buru merebut air es tersebut.
Jadi dia yang menuangkannya.
Cuurr.
"Ini Vin minumnya," ucap Alena, setelah ia menuangkan air es kegelas Kevin.
Kevin mengambil gelas itu, kemudian meneguknya hingga habis satu gelas.
Setelah Kevin selesai dengan minumnya, Alena kembali bicara.
"Vin, ku mohon dengarkan aku. kita harus bicara," ucap Alena dengan penuh permohonan.
Kevin menatap Alena yang duduk disebrang kursinya. Ia melihat Alena sungguh-sungguh ingin bicara padanya.
"Cepat kalau mau ngomong!," ucap Kevin pada akhirnya.
Mendengar Kevin yang mengizinkan dia bicara, tentu saja membuat Alena senang.
"Izinkan aku masuk kedalam kamarmu Vin," pinta Alena.
Kalimat itulah yang muncul pertama kali dipikirannya, sehingga ia utarakan pada pria didepannya itu.
Bila ia diperbolehkan masuk kedalam kamar Kevin, maka itu akan mempermudah dia merubah Kevin.
Ia akan dengan mudah keluar masuk kamar Kevin. Mengingatkan Kevin ini dan itu.
"Lo mau apa, minta gue ngizinin lo masuk kekamar gue?," tanya Kevin dengan mata yang menatap tajam pada mata Alena.
"Asal kamu tahu Vin, pernikahan ini papahmu yang memintanya. Kamu akan dijadikan CEO oleh papahmu, dan aku diminta beliau untuk membantu kamu berubah. Jadi ku mohon, izinkan aku masuk kekamar mu," ucap Alena.
Kevin diam tak menjawab.
Ia justru tersenyum sinis.
Kevin yakin, Alena bersedia menikah dengannya itu karena ada imbalan.
Mana ada sih wanita yang mau dinikahi oleh berandalan sepertinya, pikir Kevin.
Apa yang Kevin pikirkan itu, memang benar. Alena menikah dengan Kevin karena ada imbalan yang akan diberikan Andrian pada wanita itu.
"Nggak ada satu orangpun yang boleh masuk kamar gue!," ucap Kevin tegas.
Pria itu bangkit dari duduknya, kemudian hendak kembali kekamarnya.
Melihat Kevin bangkit, Alena buru-buru mengejar Kevin. Ia menghadang langkah kaki Kevin dari depan.
"Aku bahkan menghianati kekasihku, agar kamu bisa menjadi CEO, Vin!" ucap Alena dengan menatap tajam pada Kevin.
Mendengar ucapan Alena, tentu saja mengejutkan Kevin, namun pria itu hanya terkejut dengan fakta itu.
Ia tetap tidak perduli, lagi pula ia tidak meminta Alena untuk menghianati kekasihnya.
Kevin melanjutkan langkah kakinya, namun Alena tidak mau menggeser tubuhnya.
Ia masih berdiri menghalangi langkah Kevin.
"Minggir!" ucap Kevin.
"Nggak!" ucap Alena.
"Minggir!" ucap Kevin lagi.
"Nggak mau!, sebelum kamu ngizinin aku masuk kekamarmu" ucap Alena.
Baiklah kalau itu yang diinginkan Alena.
"KYAA!" Teriak Alena.
Tanpa aba-aba Kevin menggendong Alena, meletakan tubuh wanita itu dibahu kirinya.
Ia menggendong Alena seperti membawa karung beras.
"Kevin! turunkan aku!," teriak Alena.
Wanita itu bahkan memukul-mukul tubuh Kevin yang menggendongnya.
Ia merasakan kepalanya pusing karena berada dibawah.
Kevin membawa Alena menaiki anak tangga dengan Alena yang masih terus memberontak.
"Turunkan aku, Kevin!" teriak Alena.
Wanita itu terus memberontak. Memukuli Kevin dan menggerakan tubuhnya kesana kemari.
"SIALL!" ucap Kevin.
Karena Alena yang terus bergerak membuat dress selutut yang ia kenakan tersingkap, memperlihatkan paha mulusnya bahkan hingga dekat bokong.
Kevin tidak sengaja melihat itu.
Melihat itu membuat tubuh Kevin menegang.
Kevin mempercepat langkah kakinya menuju kamar.
Pintu kamar Kevin tadi tidak ia tutup rapat, sehingga pria itu langsung membawa Alena yang masih ia gendong masuk kedalam kamar.
Brukk.
"SHITT!" umpat Kevin.
Pria itu membanting Alena keatas ranjangnya.
Tubuh Alena yang terlempar keranjang, justru membuat dress bagian bawahnya tersingkap hingga atas.
"Akkhh!" teriak Alena.
Ia terkejut karena tubuhnya dibanting keranjang, dan terkejut karena dress yang ia kenakan tersingkap, memperlihatkan bagian bawahnya.
"Buruan tutup!" titah Kevin.
Pria itu membalikan tubuhnya membelakangi Alena.
Alena yang mendengar perintah dari Kevin buru-buru membenahi dress bagian bawahnya.
Setelah selesai, wanita itu bangkit dan mendekati Kevin.
"Sudah" ucap Alena yang sudah berdiri didekat Kevin.
"Sekarang lo mau apa udah gue izinin masuk kamar gue?," tanya Kevin.
Pria itu mengalihkan pandangannya agar tidak melihat Alena.
Bila melihat Alena, bayangan dress yang tersingkap itu selalu muncul dipikirannya.
"Aku mau kamu izinin aku masuk kapan pun," ucap Alena.
"Ngelunjak lo ya!" ucap Kevin meninggikan suaranya.
Meski meninggikan suaranya, tapi Kevin tetap tidak melihat pada Alena.
"Aku nggak ngelunjak Kevin!. Kamu suamiku, kamar mu itu kamar ku juga!," ucap Alena tegas.
"Kalo gitu terserah lo!" ucap Kevin pada akhirnya.
Ia malas berdebat dengan Alena.
Kevin masih terbayang dengan dress Alena yang tersingkap, membuat tubuhnya benar-benar menegang hanya karena itu.
Ditambah lagi Alena yang berada didekatnya membuat Kevin hampir tidak bisa mengendalikan diri.
Pria itu memilih pergi dari hadapan Alena, untuk menuju kamar mandi.
Disana Kevin menuntaskan sesuatu yang tidak bisa ia lakukan saat ini.
Setelah kepergian Kevin yang masuk kedalam kamar mandi, Alena menyunggingkan senyumnya.
"Satu langkah sudah berhasil," gumam Alena.
Wanita itu kemudian memilih melihat-lihat kamar Kevin.
Ia melihat foto Kevin bersama kedua orang tuanya yang terpajang didinding kamar ini.
"Jadi itu mamahnya Kevin," gumam Alena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Rahma Wati
seru ...buat kevin bucin ya thur🤗👍
2023-06-07
0