SRBA. Bab. 20 Dia istrimu Vin, belahan jiwamu

Kevin pulang kerumah sudah menjelang petang.

Ia membuka pintu kamarnya kemudian masuk kedalam.

Dilihat oleh Kevin, didalam kamar itu tidak ada Alena diatas ranjang.

Ia sudah menduga, bila Alena berada dikamar wanita itu.

Kondisi kamar Kevin masih seperti saat ia meninggalkan kamar itu. Berantakan dengan pakaian dirinya dan pakaian Alena yang berserakan disana.

Meski pintu kamar Kevin sudah tidak lagi dikunci, tapi para pelayan tetap tidak diizinkan masuk kedalam kamarnya.

Kevin memunguti semua pakaian yang ada disana, memasukannya kedalam keranjang kotor.

Dilihatnya juga ada tas Alena yang tergeletak disana.

Pria itu meraih tas tersebut, bertepatan dengan ponsel Alena yang berdering didalamnya.

Kring.. Kring..

Kevin kemudian mengeluarkan ponsel tersebut.

Tertera dilayar ponsel Alena kontak bernama'Mas Satria' yang menelepon disana.

Kevin segera menggeser gambar gagang telepon berwarna hijau, tanda ia menjawab panggilan telepon tersebut.

"Hallo Al. Kamu kemana aja, dari tadi aku nelpon kamu," ucap Satria dari sebrang sana.

Tut tut.

Kevin segera mengakhiri panggilan itu.

"Ck!" ucap Kevin berdecih.

Pria itu segera memasukan lagi ponsel Alena kedalam tas, kemudian meletakannya diatas sofa kamar itu.

Tok tok tok

"Vin," panggil Andrian sembari mengetuk pintu kamar Kevin dari luar.

"Vin," panggilan kedua Andrian, barulah dibukakan pintu oleh Kevin.

Andrian segera melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar putranya, kemudian duduk disofa bersebelahan dengan tas Alena.

"Apa kamu sudah melihat Alena?," tanya Andrian, tapi Kevin tidak menjawabnya.

"Vin, Alena sejak tadi pagi tidak keluar dari kamarnya. Ia mengurung diri didalam kamar," ucap Andrian.

"Gue nggak perduli," ucap Kevin melengos.

Ia memilih masuk keruang ganti, kemudian berganti pakaian disana.

Andrian yang ditinggal disana segera bangkit dari duduknya kemudian ikut masuk kedalam ruang ganti.

"Dia istrimu Vin, belahan jiwamu," ucap Andrian sembari menepuk bahu Kevin pelan.

Setelahnya, Andrian meninggalkan Kevin yang terdiam diruang ganti.

Kevin tak perduli, mau Alena tidak keluar sehari, seminggu, sebulan sekalipun ia tidak perduli.

Setelah berganti pakaian, Kevin keluar dari kamar menuju dapur, lalu meminta Bi Asih menyiapkan makanan untuknya.

Setelah mengatakan itu, Kevin segera kembali kedalam kamar.

Meski ia melewati kamar Alena, tapi Kevin tetap berlalu melewati kamar Alena tanpa ingin tahu kabar wanita itu.

Kurang lebih setengah jam, Kevin menunggu makanan yang dibuat Bi Asih.

Makanan itu akhirnya datang, lengkap dengan air minum, dan buah-buahan.

"Ini Den makanannya," ucap Bi Asih.

Wanita paruh baya itu hanya mengantarkan makanan Kevin hingga depan pintu kamar.

Kevin segera mengambil makanan itu diluar kamar.

Kevin, bisa melihat ada papahnya bersama dengan pelayan lainnya sedang mengetuk pintu kamar Alena.

"Al, buka pintunya nak, ini papah" ucap Andrian sembari mengetuk pintu kamar Alena.

"Masih nggak dibuka juga tuan," ucap pelayan itu.

"Mana kunci serep yang tadi saya suruh ambil," pinta Andrian sembari menadahkan tangannya pada pelayan itu.

"Ini tuan," ucap pelayan itu sembari memberikan kunci serep kamar Alena pada Andrian.

Andrian menerima kunci kamar itu, kemudian membuka pintu kamar Alena.

Ceklek.

Melihat pintu kamar Alena berhasil dibuka papahnya, Kevin yang sejak tadi memperhatikan itu segera melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar.

Namun baru satu langkah ia masuk kedalam kamar, Kevin dikejutkan dengan para pelayan yang berteriak.

"Tuan, ini non Alena pingsan," ucap pelayan yang tadi membantu Andrian membuka pintu kamar Alena.

Andrian yang tadi sungkan masuk kedalam kamar menantunya, kini segera menghampirinya.

Bukan hanya Andrian, melainkan Bi Asih dan yang lainnya saling memanggil untuk segera menghampiri Alena.

Alena pingsan sudah sejak sore tadi. Tubuhnya yang sakit dan lemas, pikirannya yang tertekan, ditambah ia tidak makan seharian membuat tubuh Alena kini tergeletak dilantai.

Alena tadi hendak mengamabil tasnya dikamar Kevin, tapi ia tak sanggup lagi untuk berjalan atau kembali keranjang. Hingga akhirnya wanita itu tergeletak dilantai.

"Panggilkan dokter, Bi Asih," titah Andrian pada Bi Asih.

"Baik tuan," ucap Bi Asih.

Wanita paruh baya itu segera berlari keluar dari kamar Alena.

Ia berpapasan dengan Kevin diambang pintu kamar itu.

Dilihat oleh Kevin, Alena benar-benar pingsan dilantai.

Alena sudah hendak diangkat oleh Andrian, namun segera dicegah oleh Kevin.

"Biar gue yang angkat," ucap Kevin membuat Andrian yang sudah mengulurkan tangan untuk menggendong Alena, mengurungkan niatnya.

Kevin segera masuk kedalam kamar Alena.

Menghampiri istrinya yang tergeletak disana.

"Syukurlah Vin, kamu datang," ucap Andrian, tapi tidak ditanggapi oleh Kevin.

Setibanya didekat Alena yang tergeletak dilantai, Kevin segera mengangkat tubuh Alena keatas ranjang.

Dilihat juga oleh Kevin, wajah Alena yang pucat. Kevin, mendudukan bokongnya ditepi ranjang bersebelahan dengan tubuh Alena yang berbaring.

"Kita keluar Bi," ucap Andrian, kemudian menggiring para pelayan untuk keluar dari kamar Alena.

Kevin meletakan punggung tangannya dikening Alena. Kening tersebut terasa panas dipunggung tangan Kevin.

"Ternyata lo demam," gumam Kevin.

Tidak lama kemudian dokter yang dihubungi oleh Bi Asih datang. Dokter itu adalah dokter Anne,

Dokter Anne segera diantar Andrian menuju kamar Alena.

"Vin, ini dokternya sudah datang," ucap Andrian.

Kevin tidak menjawab, namun ia segera menyingkir dari tepi ranjang.

"Perkenalkan Pak, saya dokter Anne. Saya diminta datang kemari untuk memeriksa Bu Alena," ucap Dokter Anne pemperkenalkan diri pada Kevin, sekaligus meminta izin untuk memeriksa Alena.

Seperti biasa, Kevin enggan untuk menanggapinya, ia hanya diam tidak mengeluarkan suara sepatah katapun.

"Maaf dok, putra saya ini memang pendiam, ia tidak banyak bicara. Anda bisa langsung periksa menantu saya," ucap Andrian.

Dokter Anne pun menganggukan kepalanya. Setelah dokter Anne setuju, Andrian segera keluar dari kamar Alena.

Dokter Anne segera mendekati Alena, lalu memeriksanya.

Dilihat oleh dokter Anne bagian leher pasiennya itu banyak bekas kecupan. Bukan hanya dileher, melainkan dibagian dadanya juga.

Dokter Anne segera menoleh pada Kevin, yang berdiri tak jauh dari tempatnya memeriksa Alena.

Rupanya, dokter Anne yang sedang memeriksa Alena itu sedang diperhatikan oleh Kevin..

"Bu Alena baik-baik saja pak. Ia hanya kelelahan, dan sedikit demam. Ini saya memberikan beberapa obat untuk diminumkan Bu Alena," ucap dokter Anne.

Dokter Anne kemudian mengeluarkan obat itu dari dalam tasnya. Lalu memberikannya pada Kevin.

Tapi Kevin tidak menerimanya, membuat dokter Anne semakin bingung dengan sikap suami dari pasiennya.

Akhirnya dokter Anne hanya meletakan obat itu diatas nakas.

"Jangan lupa bantu dan ingatkan istrinya untuk minum obat ya Pak," ucap dokter Anne.

"Hem" dehem Kevin.

Dokter Anne menggaruk kepanya yang tidak gatal. Sedari tadi ia bicara pada Kevin tidak dijawabnya, sekali pria itu menjawab hanya dehemanlah yang keluar dari mulut pria itu.

"Apa ada yang ingin anda tanyakan pak?," tanya dokter Anne tapi tidak dijawab oleh Kevin.

"Kalau tidak ada yang ingin anda tanyakan. Saya permisi ya Pak," ucap dokter Anne, tetapi tetap tidak mendapat jawaban dari Kevin.

Akhirnya dokter Anne keluar dari kamar itu tanpa persetujuan dari sumi pasiennya.

Episodes
1 SRBA. Bab. 1 Murid Nakal
2 SRBA. Bab. 2 Diminta Menikah dengan Kevin
3 SRBA. Bab. 3 Bersedia
4 SRBA. Bab. 4 Apa maksudmu, Kevin?
5 SRBA. Bab. 5 Dua Pilihan Yang Sulit
6 SRBA. Bab. 6 Menikah
7 SRBA. Bab. 7 Dia Istrinya Kevin
8 SRBA. Bab. 8 Hancur
9 SRBA. Bab. 9 Membuka Pintu Kamar Kevin
10 SRBA. Bab. 10 Izinkan Aku Masuk kedalam Kamarmu Vin
11 SRBA. Bab. 11 Membangunkan Kevin
12 SRBA. Bab. 12 Hampir Kehabisan Nafas
13 SRBA. Bab. 13 Disengat Lebah
14 SRBA. Bab. 14 Ini Gara-gara Kamu
15 SRBA. Bab. 15 Suami Alena itu gue!
16 SRBA. Bab. 16 Makan Malam
17 SRBA. Bab. 17 Setitik Bahagia didalam Hati
18 SRBA. Bab. 18 Balapan
19 SRBA. Bab. 19 Terperangkap dalam Rencananya Sendiri
20 SRBA. Bab. 20 Dia istrimu Vin, belahan jiwamu
21 SRBA. Bab. 21 Mencari Cincin
22 SRBA. Bab. 22 Demi Cincin
23 SRBA. Bab. 23 Motor yang Sama
24 SRBA. Bab. 24 Dirayu Hans
25 SRBA. Bab. 25 Kiss Mark
26 SRBA. Bab. 26 Kerumah Mertua
27 SRBA. Bab. 27 Aku Ikut
28 SRBA. Bab. 28 Namanya Wulan
29 SRBA. Bab. 29 Sudah Merasakan
30 SRBA. Bab. 30 Kecelakaan
31 SRBA. Bab. 31 Hamil
32 SRBA. Bab. 32 Junkie
33 SRBA. Bab. 33 Tolong anak saya dok!
34 SRBA. Bab. 34 Disalahkan
35 SRBA. Bab. 35 Aku Ingin Melihat Kevin
36 SRBA. Bab. 36 Menunggu Kepulanganmu
37 SRBA. Bab. 37 Dibesuk Rekan Guru
38 SRBA. Bab. 38 Aku Merindukannya
39 SRBA. Bab. 39 Tunggu Gue Pulang, Al
40 SRBA. Bab. 40 Kembali Mengajar
41 SRBA. Bab. 41 Pertemuan Kembali
42 SRBA. Bab. 42 Penerang didalam Kegelapan
43 SRBA. Bab. 43 Cantiknya Istriku
44 SRBA. Bab. 44 Cukur Rambut
45 SRBA. Bab. 45 Terjawab Sudah
46 SRBA. Bab. 46 Ngerujak
47 SRBA. Bab. 47 Kembali ke Sekolah
48 SRBA. Bab. 48 Benar-benar Berubah
49 SRBA. Bab. 49 Cuma Pengen Cium
50 SRBA. Bab. 50 Berdamai
51 SRBA. Bab. 51 Baby boy
52 SRBA. Bab. 52 Syukuran
53 SRBA. Bab. 53 Harus Merahasiakan
54 SRBA. Bab. 54 Aku Akan Selalu Mendukungmu
55 SRBA. Bab. 55 Sakit
56 SRBA. Bab. 56 Ayo Panggil Aku 'Mas'
57 SRBA. Bab. 57 Menolak Keputusan
58 SRBA. Bab. 58 Jangan Terlalu Difikirkan
59 SRBA. Bab. 59 Ujian
60 SRBA. Bab. 60 Foto dan Vidio
61 SRBA. Bab. 61 Dihotel
62 SRBA. Bab. 62 Keputusan Sekolah
63 SRBA. Bab. 63 Menikmati Aktifitas Baru
64 SRBA. Bab. 64 Pembukaan Lengkap
65 SRBA. Bab. 65 Seratus Persen Anakku
66 SRBA. Bab. 66 Rewang
67 SRBA. Bab. 67 Baby Arkana
68 SRBA. Bab. 68 Benar-benar Menjadi Suami Idaman
69 SRBA. Bab. 69 Kabar Dari Elena
70 SRBA. Bab. 70 Memilih Berdiskusi Pada Suami
71 SRBA. Bab. 71 Apa-apaan ini?
72 SRBA. Bab. 72 Aku ingin minta ma'af
73 SRBA. Bab. 73 Perayaan Ulang Tahun Perusahaan
74 SRBA. Bab. 74 Bahagia Bertubi-tubi
75 SRBA. Bab. 75 Tidak Bisa Membantu
76 SRBA. Bab. 76 Tidak Usah Kembali
77 SRBA. Bab. 77 Bersyukur
78 SRBA. Bonus Chapter (Keluarga Tempat Untuk Berpulang)
79 Bukan Sekedar Sugar Daddy
80 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 80 Episodes

1
SRBA. Bab. 1 Murid Nakal
2
SRBA. Bab. 2 Diminta Menikah dengan Kevin
3
SRBA. Bab. 3 Bersedia
4
SRBA. Bab. 4 Apa maksudmu, Kevin?
5
SRBA. Bab. 5 Dua Pilihan Yang Sulit
6
SRBA. Bab. 6 Menikah
7
SRBA. Bab. 7 Dia Istrinya Kevin
8
SRBA. Bab. 8 Hancur
9
SRBA. Bab. 9 Membuka Pintu Kamar Kevin
10
SRBA. Bab. 10 Izinkan Aku Masuk kedalam Kamarmu Vin
11
SRBA. Bab. 11 Membangunkan Kevin
12
SRBA. Bab. 12 Hampir Kehabisan Nafas
13
SRBA. Bab. 13 Disengat Lebah
14
SRBA. Bab. 14 Ini Gara-gara Kamu
15
SRBA. Bab. 15 Suami Alena itu gue!
16
SRBA. Bab. 16 Makan Malam
17
SRBA. Bab. 17 Setitik Bahagia didalam Hati
18
SRBA. Bab. 18 Balapan
19
SRBA. Bab. 19 Terperangkap dalam Rencananya Sendiri
20
SRBA. Bab. 20 Dia istrimu Vin, belahan jiwamu
21
SRBA. Bab. 21 Mencari Cincin
22
SRBA. Bab. 22 Demi Cincin
23
SRBA. Bab. 23 Motor yang Sama
24
SRBA. Bab. 24 Dirayu Hans
25
SRBA. Bab. 25 Kiss Mark
26
SRBA. Bab. 26 Kerumah Mertua
27
SRBA. Bab. 27 Aku Ikut
28
SRBA. Bab. 28 Namanya Wulan
29
SRBA. Bab. 29 Sudah Merasakan
30
SRBA. Bab. 30 Kecelakaan
31
SRBA. Bab. 31 Hamil
32
SRBA. Bab. 32 Junkie
33
SRBA. Bab. 33 Tolong anak saya dok!
34
SRBA. Bab. 34 Disalahkan
35
SRBA. Bab. 35 Aku Ingin Melihat Kevin
36
SRBA. Bab. 36 Menunggu Kepulanganmu
37
SRBA. Bab. 37 Dibesuk Rekan Guru
38
SRBA. Bab. 38 Aku Merindukannya
39
SRBA. Bab. 39 Tunggu Gue Pulang, Al
40
SRBA. Bab. 40 Kembali Mengajar
41
SRBA. Bab. 41 Pertemuan Kembali
42
SRBA. Bab. 42 Penerang didalam Kegelapan
43
SRBA. Bab. 43 Cantiknya Istriku
44
SRBA. Bab. 44 Cukur Rambut
45
SRBA. Bab. 45 Terjawab Sudah
46
SRBA. Bab. 46 Ngerujak
47
SRBA. Bab. 47 Kembali ke Sekolah
48
SRBA. Bab. 48 Benar-benar Berubah
49
SRBA. Bab. 49 Cuma Pengen Cium
50
SRBA. Bab. 50 Berdamai
51
SRBA. Bab. 51 Baby boy
52
SRBA. Bab. 52 Syukuran
53
SRBA. Bab. 53 Harus Merahasiakan
54
SRBA. Bab. 54 Aku Akan Selalu Mendukungmu
55
SRBA. Bab. 55 Sakit
56
SRBA. Bab. 56 Ayo Panggil Aku 'Mas'
57
SRBA. Bab. 57 Menolak Keputusan
58
SRBA. Bab. 58 Jangan Terlalu Difikirkan
59
SRBA. Bab. 59 Ujian
60
SRBA. Bab. 60 Foto dan Vidio
61
SRBA. Bab. 61 Dihotel
62
SRBA. Bab. 62 Keputusan Sekolah
63
SRBA. Bab. 63 Menikmati Aktifitas Baru
64
SRBA. Bab. 64 Pembukaan Lengkap
65
SRBA. Bab. 65 Seratus Persen Anakku
66
SRBA. Bab. 66 Rewang
67
SRBA. Bab. 67 Baby Arkana
68
SRBA. Bab. 68 Benar-benar Menjadi Suami Idaman
69
SRBA. Bab. 69 Kabar Dari Elena
70
SRBA. Bab. 70 Memilih Berdiskusi Pada Suami
71
SRBA. Bab. 71 Apa-apaan ini?
72
SRBA. Bab. 72 Aku ingin minta ma'af
73
SRBA. Bab. 73 Perayaan Ulang Tahun Perusahaan
74
SRBA. Bab. 74 Bahagia Bertubi-tubi
75
SRBA. Bab. 75 Tidak Bisa Membantu
76
SRBA. Bab. 76 Tidak Usah Kembali
77
SRBA. Bab. 77 Bersyukur
78
SRBA. Bonus Chapter (Keluarga Tempat Untuk Berpulang)
79
Bukan Sekedar Sugar Daddy
80
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!