"Ehh. Ini saya mau ngajar dikelas XII IPS 2 Bu," jawab Alena.
"Oohh. Kalau itu kenapa Bu Alena pakai masker?," tanya Bu Nissa menunjuk pada masker yang dikenakan Alena.
"Ini tadi bibir saya disengat lebah Bu, jadi kelihatan bengkak, mangkanya saya pakai masker," ucap Alena sembari menyengir.
Bu Nissa mengangguk, ia memperhatikan wajah Alena yang tertutup masker.
'Kapan disengat lebahnya, perasaan tadi pagi ketemu diparkiran tidak kenapa-napa,' Batin Bu Nissa.
"Kalau begitu saya permisi mau kekelas sebelah ya Bu Nissa," ucap Alena.
"Oohh Iya Bu silahkan," ucap Bu Nissa.
Alena bergegas pergi dari hadapan Bu Nissa, ia khawatir akan ditanyai lagi oleh guru tersebut.
Didalam kelas, Kevin yang sedang tidur, sayup-sayup mendengar suara Alena.
Ia kemudian membuka matanya, tidurnya sudah cukup kenyang, karena 90 menit pelajar Bu Nissa ia benar-benar terlelap.
Kevin kira suara Alena didepan kelasnya karena akan masuk kedalam kelas, tapi ternyata salah.
Saat ini didalam kelasnya dimasuki oleh guru lain.
Pria itu memilih bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menuju pintu keluar.
"Kevin kamu mau kemana?," tanya guru disana.
Kevin tidak mengindahkan pertanyaan itu, ia masih terus melangkahkan kakinya.
"Kevin kembali ketempat dudukmu!" titah guru itu dengan tegas.
Tapi Kevin tetap melangkahkan kakinya, hingga akhirnya keluar dari kelas itu.
Kevin akan pergi kerooftop. Disana ia bisa merrokok dan bersantai, tanpa harus mendengar guru-guru yang sedang menjelaskan pelajaran.
Itu sangat membosankan.
Pria itu terus melangkahkan kakinya, sayup-sayup ia mendengar suara Alena yang sedang menjelaskan pelajaran disana.
Higga akhirnya suara Alena semakin jelas terdengar olehnya.
Kini ia tiba didepan kelas XII IPS 2, dimana disana ada Alena yang sedang mengajar.
Dipandangilah istrinya itu dari pintu ruangan kelas yang terbuka.
Pria itu tidak berbicara sama sekali. Hanya memandingi Alena dengan wajah datarnya.
Alena yang sedang menjelaskan pelajaran didepan papan tulis menyadari kehadiran Kevin didepan pintu.
"Kevin," panggil Alena.
Kevin yang dipanggil namanya itu segera melanjutkan langkah kakinya.
Ia sama sekali tidak menanggapi panggilan dari istrinya itu.
"Kenapa dia?," gumam Alena bertanya sendiri.
Setibanya dirooftop, seperti biasa Kevin merrokok disana.
Pikirannya berkelana kemana-mana.
Ia sudah diberitahu oleh Andrian bila dirinya akan dijadikan CEO.
Tidak masalah bagi Andrian, Kevin tidak berkuliah. Ia hanya ingin putranya itu lulus sekolah.
Masalah bisnis, Kevin bisa belajar dengan sekretarisnya.
Karena bila harus menunggu Kevin kuliah, itu akan memperlambat pengangkatan putranya itu.
Lama Kevin berada disana, akhirnya ia memutuskan untuk turun.
Saat tiba dilantai dasar, ia berpapasan dengan Alena yang baru saja selesai mengajar.
Dilihat olehnya, Alena masih menggunakan masker seperti yang ia lihat didalam kelas.
Alena yang hendak kembali kekantor, seketika memperlambat jalannya karena melihat suaminya berada tak jauh dari hadapannya.
"Apa kamu nggak ngikuti pelajaran?," tanya Alena.
Namun seperti biasa, Kevin tidak menjawab.
Pria itu hanya diam sembari memperhatikan wajah Alena ditutupi masker.
"Kenapa lo pakai masker?," tanya Kevin pada Alena.
Mendengar pertanyaan Kevin, seketika mata Alena mendelik.
'Masih nanya kenapa?. Ini ulahmu Kevin!'
Ucap Alena didalam hati.
Wanita itu kemudian menarik tangan Kevin agar mau ikut dengannya.
Tapi Kevin yang ditarik tangannya, justru diam ditempat tidak mengikuti kemana arah Alena menarik tangannya.
"Ikut aku!" ucap Alena tegas.
Pria itu akhirnya menurut. Ia mengikuti kemana arah Alena menariknya.
Ternyata Alena membawa Kevin ke toilet wanita.
Alena juga segera mengunci pintu kamar mandi itu.
Dengan masih mendelikan matanya, Alena segera membuka maskernya.
"Kamu lihat ini. Ini gara-gara kamu nyium aku, bibirku jadi bengkak," ucap Alena sembari menunjuk pada bibirnya yang bengkak.
Kevin segera menatap pada bibir Alena.
Benar apa yang dikatakan wanita itu, bibirnya benar-benar bengkak.
Lama Kevin menatap bibir sexy Alena, semakin membuat desiran didalam tubuhnya.
Pria itu memajukan langkahnya, membuat Alena memundurkan langkahnya.
"Mau apa kamu?," tanya Alena panik, tapi tetap tidak mendapat jawaban dari Kevin.
"Jangan disini," ucap Alena.
Buk.
Tubuh Alena sudah mepet dipintu karena terus melangkah mundur.
Dengan seringai liciknya, Kevin memepet tubuh Alena, kemudian memajukan wajahnya.
Kevin mencium lagi bibir Alena disana.
Ciuman itu berbeda dengan ciuman tadi pagi. Kini Kevin mencium bibir Alena dengan perlahan, mellumatnya lembut dan menyesapnya pelan.
Alena yang mendapatkan perlakuan seperti itu perlahan luluh. Wanita itu kini memejamkan matanya menikmati ciuman itu, ia bahkan mulai membalasnya.
Bukk. Bukk.
Buku-buku yang Alena pegang berjatuhan kelantai. Ia benar-benar terbuai dengan ciuman itu.
Decapan kedua bibir yang saling mellumat dan menyesap bergema didalam ruang toilet itu.
Ahh.
Dessahan itu bahkan lolos dari keduanya. Kevin meraba tubuh Alena.
Mulai dari bokongnya, pingganya kemudian beralih pada kedua gunung didada Alena.
Merematnya kuat.
Keduanya mulai tidak bisa mengendalikan diri. Hingga akhirnya Alena tersadar lebih dulu.
Wanita itu mendorong dada Kevin, menjauhkan dari tubuhnya.
"Aku ada kelas," ucap Alena.
Wanita itu kemudian merapihkan baju serta rambutnya yang berantakan. Memasang kembali maskernya, lalu memunguti buku-buku yang tadi ia jatuhkan.
Alena membuka kunci pintu toilet itu lalu bergegas pergi dari sana diikuti oleh Kevin yang juga keluar dari toilet.
Ceklek.
Salah satu pintu WC didalam toilet itu terbuka.
Rupanya sejak tadi ada seseorang didalam toilet itu.
"Yang tadi bicara seperti suaranya Bu Alena. Lalu suara ciuman itu, apa Bu Alena yang melakukannya? Tapi sama siapa? Jangan-jangan suaminya Bu Alena kerja disekolahan ini juga," ucap seseorang itu, yang ternyata Bu Farah. Guru bahasa inggris disekolahan ini.
Sejak tadi Bu Farah berada didalam kamar wc. Ia mendengarkan apa saja yang Alena bicarakan dan Alena lakukan.
Beruntung tadi Kevin tidak bicara, jadi Bu Farah tidak mendengar suara orang yang bersama Alena.
Bu Farah buru-buru keluar dari toilet, ia ingin mencari tahu sendiri kebenarannya.
Setibanya diluar toilet, Bu Farah bertemu dengan Pak Wawan, guru olah raga yang tadi pagi di pukul Kevin.
"Pak Wawan" panggil Bu Farah.
Pak Wawan yang dipanggil namanya segera menoleh pada Bu Farah.
"Iya Bu Farah," jawab Pak Wawan.
"Apa Pak Wawan tahu, siapa suami Bu Alena?," tanya Bu Farah.
"Saya tidak tahu Bu. Kan semua guru disini tidak ada yang diundang beliau," ucap Pak Wawan.
"Ooh, saya pikir anda tahu," ucap Bu Farah.
"Memangnya kenapa Bu?," tanya Pak Wawan.
"Tidak kenapa-napa Pak. Kalau begitu saya permisi," Pamit Bu Farah kemudian berlalu.
Bu Farah bergegas menuju kantor. Ia akan mengamati terlebih dahulu pikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Rahma Wati
pliss thur 2 kali posting dong sehari,males nunggu smpai besok,lagi seru"nya nich,bu farah jadi detektip👍🤏
2023-06-09
0