NovelToon NovelToon

Suami Rahasia Bu Alena

SRBA. Bab. 1 Murid Nakal

Bugh.

Brakk.

Kevin memukul Hans didalam kelas membuat pria itu jatuh menabrak kursi dan meja.

Bugh.

Kevin memukul lagi Hans yang sudah terjatuh menabrak kursi dan meja.

Hans yang tidak terima ia dipukul oleh Kevin segera membalasnya.

Bugh.

Bugh.

"STOP!" teriak Alena menghentikan perkelahian keduanya.

Alena bahkan langsung maju untuk mendekat dan memisahkan Kevin dan Hans yang sedang berkelahi.

Namun kedua siswa yang berkelahi itu tidak mengherani Alena. Mereka sama-sama mendorong Alena untuk menjauh dari mereka.

Brukk.

Dorongan kedua siswa yang sedang berkelahi itu mengakibatkan Alena tersungkur dan keningnya terbentur ujung meja.

"Aww" ucap Alena.

Meski terasa nyeri, namun Alena segera bangkit dengan dibantu salah satu siswi.

"KEVIN, HANS HENTIKAN!!" Teriak Alena.

Kevin dan Hans segera menghentikan perkelahiannya. Keduanya kemudian menoleh pada Alena.

Alena pikir mereka sudah tidak akan berkelahi lagi namun dugaannya salah.

Setelah Kevin dan Hans menoleh pada Alena, mereka kembali saling memukul tanpa mengherani keberadaan Alena yang berstatus guru disekolahan itu.

Semua siswa yang berada dikelas itu tidak ada yang berani memisahkan mereka, pasalnya kedua orang itu sangat ditakuti oleh seluruh siswa.

Kevin adalah putra dari pemilik sekolahan sekaligus ketua geng motor Lion. Sedangkan Hans adalah ketua geng motor Vamp yang artinya Vampir.

Kebetulan perkelahian itu terjadi disaat Alena yang sedang mengajar Matematika.

Alena kembali memisahkan mereka dan ia berdiri diantara Kevin dan Hans.

Bugh.

"AKKHH!" teriak Alena.

Alena terkena pukul oleh Kevin yang hendak memukul Hans dan berhasil menghentikan perkelahian tersebut.

Disentuhnya wajah yang sakit. Alena menatap tajam satu per satu kedua murid nakal itu.

"Kevin, Hans, ikut saya keruang BK!" Ucap Alena.

Alena kemudian berlalu lebih dulu keluar dari kelas. Namun sebelum keluar dari kelas ia meninggalkan tugas lebih dulu untuk siswa yang ia tinggal.

Dengan nafas masih tersengal kedua murid itu mengikuti langkah kaki Alena menuju ruang Bk.

Keduanya berjalan beriringan tanpa ada yang saling bicara, bahkan kedua murid nakal itu saling melemparkan tatapan permusuhan.

Sesampainya diruang BK kedua murid nakal itu diminta menghadap Alena selaku guru BK.

"Duduk!" titah Alena.

Alena tidak memperdulikan wajahnya yang sakit karena pukulan dari Kevin. Ia lebih mementingkan mengurus kedua murid yang tadi berkelahi dikelas.

Hans menurut. Ia segera duduk dikursi depan meja Alena. Namun tidak dengan Kevin.

Kevin justru menyunggingkan senyum miring dan ia malah duduk disofa ruangan itu.

Alena tercengang dengan kelakuan Kevin. Merasa tak percaya kalau ada murid seberani itu pada gurunya.

Namun dari pada memperpanjang masalah lebih baik ia mulai bicara.

"Hans, Kevin, apa masalah kalian sampai-sampai berkelahi didalam kelas?," tanya Alena.

"Maaf bu tapi Kevin yang lebih dulu mukul saya," jawab Hans.

Alena mengangguk. Ia juga tadi melihat kalau yang lebih dulu memukul ialah Kevin.

Alena beralih menatap Kevin yang membalas tatapannya dengan tajam.

"Kevin, bisa kamu jelaskan kenapa kalian berkelahi?," pinta Alena.

Lagi-lagi Kevin hanya menyunggingkan senyum miring. Ia tak ingin bicara pada orang yang menurutnya sok bijak.

"Kevin!" panggil Alena yang menantikan jawabannya.

"Itu bukan urusan lo!" ucap Kevin.

Alena semakin tercengang. Bisa-bisanya Kevin menjawab pertanyaannya seperti itu. Dalam benaknya pantas saja Kevin bersekolah di SMA sudah 6 tahun tapi tidak lulus-lulus.

Usia Kevin sama dengan Alena yakni 22 tahun. Meski usia 22 tahun namun Kevin masih duduk dibangku kelas XII sedangkan Alena sudah lulus kuliah sejak 4 bulan yang lalu dan baru mengajar di SMA Cempaka selama 3 bulan.

Untung saja sekolahan itu milik ayahnya sendiri jadi Kevin bisa tetap bersekolah.

Alena beralih pada Hans yang duduk dihadapannya.

"Bisa kamu jelaskan Hans apa masalahnya?," tanya Alena.

"Tadi pagi saya tidak sengaja menyenggol motor Kevin saat diparkiran dan saya sudah minta maaf," ucap Hans.

"Kalau kamu sudah minta maaf lalu kenapa Kevin menghajarmu?," tanya Alena lagi.

"Entah bu saya juga tidak tahu," jawab Hans.

Alena mengangguk. Ia sudah mendapat penjelasan dari Hans dan ia ingin mendapatkan penjelasan dari Kevin juga agar mengetahui permasalahan sebenarnya.

Namun orang yang dimintai penjelasan justru mengacuhkannya. Kevin sama sekali tidak mendengarkan Alena baik itu ucapannya maupun pertanyaannya.

"Karena ini sudah yang kesekian kalinya kalian berkelahi, maka saya akan memberi skor selama 3 hari untuk kalian berdua," ucap Alena.

"Baik bu tidak apa-apa karena memang saya salah," ucap Hans.

Alena mengangguk lagi. Ia beralih menatap Kevin untuk melihat ekspresi muridnya itu.

Kevin tidak menunjukan ekspresi apapun tapi dalam benaknya ia bersorak gembira. Tiga hari diskors akan ia gunakan untuk bersenang-senang dengan anggota geng motornya.

Karena tidak pendapatkan jawaban dari Kevin, akhirnya Alena mengajukan pertanyaan.

"Bagaimana Kevin?," tanya Alena.

Kevin hanya menganggukan kepalanya tanpa mengeluarkan suara dan hal itu diartikan setuju oleh Alena.

Alena segera membuatkan surat skorsing untuk kedua murid nakalnya itu.

"Kalian bisa kembali kekelas dan saya akan memberikan surat skorsnya disana," ucap Alena.

"Baik bu. Permisi" ucap Hans.

Hans kemudian pergi dari ruang BK lebih dulu meninggalkan Alena dan Kevin yang masih didalam sana.

Melihat Kevin tidak bergerak dari tempat duduknya. Alena yang sedang menulis surat skorsing kembali menatap muridnya itu.

"Kamu tidak ingin kembali kekelas?," tanya Alena.

Kevin tak menjawab. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Alena kemudian menggebrak meja didepan wanita itu.

BRAKK.

Gebrakan meja dari Kevin tentu saja mengejutkan Alena sampai-sampai ia berjengkit.

"Jaga sopan santunmu Kevin!" ucap Alena tegas.

Kevin tak bicara, ia kemudian membalikan tubuhnya dan berjalan keluar dari ruang BK.

Kevin keluar dari ruang BK bukan hendak kekelas, melainkan keatap gedung sekolahan dan mengeluarkan sebatang rokok lalu ia nyalakan dan ia hisap.

Diruang BK, Alena telah selesai menuliskan surat skorsing untuk Kevin dan Hans. Surat tersebut sudah ditanda tangani oleh kepala sekolah dan akan langsung ia berikan pada kedua murid nakal tadi.

Alena kembali kekelas dan mendapati murid dikelas itu masih sedang mengerjakan tugas yang ia berikan.

Alena mengedarkan pandangannya kepenjuru kelas itu dan tidak mendapati Kevin disana.

"Hans, dimana Kevin?," tanya Alena.

"Maaf bu, saya tidak tahu," jawab Hans.

"Hufftt" Alena membuang nafasnya.

Tiga bulan ia mengajar disekolahan ini selalu saja Kevin yang membuat onar. Sudah terhitung dalam tiga bulan ini ada 25 pelanggaran yang dilakukan oleh Kevin.

Alena cukup tahu dari selentingan rekan sesama gurunya yang membicarakan penyebab Kevin bersikap demikian.

Kevin seperti itu adalah bentuk protes pada kedua orang tuanya yang bercerai 6 tahun lalu.

SRBA. Bab. 2 Diminta Menikah dengan Kevin

Bel pergantian jam pelajaran berbunyi. Alena meminta semua murid mengumpulkan tugasnya dan ia bawa sendiri kekantor.

Alena tadi hanya memberikan surat skorsing pada Hans dan belum memberikan surat skorsing untuk Kevin karena yang bersangkutan tidak ada dikelas.

Wanita itu masuk kedalam kantor dan meletakan buku-buku siswa serta bukunya dimeja kerjanya. Ia kemudian duduk dikursinya, membuka satu persatu buku tugas siswa untuk diperiksa.

"Bu Alena dipanggil pak Andrian keruangannya," ucap salah satu teman gurunya.

"Baik bu, saya segera menemui beliau," ucap Alena.

Alena bangkit dari duduknya untuk pergi keruangan Andrian. Tak lupa juga ia bawa surat skorsing Kevin dan akan diberikan pada Andrian seperti biasanya.

Setibanya didepan ruangan Andrian, Alena segera mengetuk pintu ruangan tersebut.

Setelah dipersilahkan untuk masuk, wanita itu segera membuka pintu.

Ceklek.

Dibukalah pintu ruangan Andrian oleh Alena yang segera masuk kedalam ruangan itu.

"Silahkan duduk bu Alena," ucap Andrian mempersilahkan.

"Baik pak" jawab Alena.

Alena segera duduk dikursi yang berada didepan Andrian, saling berhadapan dan hanya dibatasi meja kerja pria itu.

Alena kemudian menyodorkan surat skorsing milik Kevin pada Andrian selaku ayah dari Kevin.

"Ini surat skorsing Kevin pak," ucap Alena.

Andrian tidak langsung mengambil surat tersebut, ia justru menghela nafasnya.

Hufftt.

Ini sudah surat skorsing ke 25 yang Alena berikan padanya. Bayangkan saja, berapa kali surat skor Kevin yang diterima Andrian selama putranya bersekolah disekolahan miliknya.

Andrian cukup kesulitan mengatur anak semata wayangnya itu. Ia juga tidak pernah menyangka bila perceraian dengan mamanya Kevin berdampak fatal seperti ini.

Padahal sebentar lagi ia ingin menjadikan Kevin sebagai CEO disalah satu perusahaannya.

Lama Alena duduk didepan Andrian tanpa ada pembicaraan yang dibuka oleh pria didepannya itu.

"Kevin buat ulah lagi bu?," tanya Andrian sembari mengambil surat tersebut.

Pria itu membukanya dan membaca sekilas, lalu memasukan lagi surat tersebut kedalam amplopnya. Membuka laci meja kerjanya, dan ia letakan disana bersama surat skorsing lainnya.

"Betul pak. Kevin tadi berkelahi dengan salah satu teman dikelasnya. Kebetulan juga saat saya sedang mengajar mata pelajaran saya disana," jawab Alena.

"Ini salah saya bu. Kevin seperti itu karena kecewa dengan kami orang tuanya," ucap Andrian sedih.

"Maaf pak. Mungkin itu urusan keluarga bapak, tapi saya sarankan agar dibicarakan secara kekeluargaan. Semoga setelah itu Kevin bisa bersikap lebih baik," ucap Alena.

Mendengar saran dari Alena, Andrian justru tersenyum masam. Ia sudah berulang kali menasehati putranya itu namun tidak pernah didengarkan oleh Kevin.

Andrian juga sudah meminta mamah kandung Kevin untuk menasehati putranya, namun tidak berhasil juga, hingga akhirnya Kevin berlarut-larut seperti itu.

Meski Kevin sudah terlanjur seperti itu, namun Andrian tetap berharap putranya bisa berubah.

"Itu semua sudah kami lakukan bu, hanya saja tidak berhasil," ucap Andrian.

Alena terdiam. Ia jadi teringat saat dirinya menasehati Kevin namun tidak pernah didengarkan oleh murid itu. Hal itu juga pastinya terjadi pada orang tuanya.

Meski Kevin bersikap demikian padanya, Alena harus bersikap tegas, agar Kevin tidak ngelunjak.

"Apa Kevin pernah menyampaikan apa yang ia inginkan?," tanya Alena.

Andrian mengangguk. Pria itu kemudian menceritakan kalau sebenarnya Kevin ingin memiliki orang tua yang utuh, serta keluarga yang lengkap. Ibu kandungnya dan ayah kandungnya serta dirinya tinggal diatap yang sama.

Namun itu tidak mungkin terjadi, pasalnya ibu kandung Kevin sudah menikah lagi dengan seorang pengusaha batu bara, tiga bulan yang lalu.

Alena menyimak cerita dari Andrian dengan seksama. Ia cukup iba dengan Kevin yang kecewa atas perceraian kedua orang tuanya.

Karena keegoisan orang tuanya, anaknya lah yang menjadi korban.

"Apa saya bisa minta bantuan bu Alena?," tanya Andrian.

"Boleh pak, selagi saya bisa membantu bapak atau pun Kevin, saya akan bersedia melakukannya," jawab Alena.

Andrian mengangguk lagi seraya tersenyum mendengar jawaban dari Alena. Semoga saja setelah ia mengutarakan bantuan yang dibutuhkannya, tidak akan membuat guru itu berubah pikiran.

"Saya akan membuka cabang perusahaan baru diluar kota. Sedangkan perusahaan disini akan saya serahkan pada Kevin untuk memimpinnya.

Tapi melihat prilaku Kevin yang seperti itu, membuat kakeknya Kevin keberatan. Beliau mengajukan syarat untuk Kevin menikah lebih dulu barulah boleh memimpin perusahaan," ucap Andrian.

"Maksud bapak bicara pada saya seperti itu, apa?," tanya Alena.

"Menikahlah dengan Kevin, Bu Alena," pinta Andrian.

"APA!!" ucap Alena sepontan ia berteriak karena terkejut dengan ucapan Andrian.

Alena bahkan langsung berdiri, ia benar-benar terkejut sekaligus tak habis pikir dengan ucapan Andrian.

"E-eh, maaf pak saya terkejut tadi," ucap Alena setelah sadar dirinya melakukan kesalahan dengan berteriak didepan Andrian.

Alena mendudukan lagi bokongnya dikursi tempat tadi ia duduk.

"Tidak apa-apa, saya sudah menduga kalau anda akan terkejut," ucap Andrian.

Pria itu menjelaskan pada Alena, kalau dirinya benar-benar meminta Alena agar mau menikah dengan Kevin.

Tujuannya karena Kevin yang akan ia jadikan CEO disalah satu perusahaannya. Tapi memiliki prilaku buruk yang harus dirubahnya.

"Ini maksud bapak saya diminta menikah dengan Kevin?" tanya Alena memastikan.

"Benar bu Alena. Sebagai imbalannya saya akan memberikan sekolahan ini pada anda. Memiliki yayasan pendidikan sendiri, itu salah satu impian anda, kan," ucap Andrian.

Alena terdiam.

Imbalan yang dijanjikan oleh Andrian sangat menggiurkan untuk Alena. Selain itu, ia bisa membantu Kevin untuk berubah.

Tapi, bila ia menerima tawaran itu, lalu bagaimana dengan kekasihnya?.

Cukup lama Alena terdiam. Ia bingung harus seperti apa.

Bila ia menikah dengan Kevin artinya ia telah menghianati kekasihnya. Tapi bila ia tidak menikah dengan Kevin, ia akan melewati imbalan yang telah dijanjikan oleh Andrian.

Alena tahu sekali, bila hanya dirinyalah yang bisa diharapkan oleh Andrian.

Karena tidak mendapat jawaban dari Alena, Andrian segera bertanya pada Alena.

"Bagaimana bu Alena?," tanya Andrian.

"Saya minta waktunya pak. Saya ini sudah memiliki kekasih," jawab Alena.

"Bu Alena tidak perlu khawatir, pernikahan Anda dan Kevin itu akan dirahasiakan. Hanya keluarga anda dan keluarga saya saja yang cukup tahu, karena Kevin juga masih sekolah. Bila Bu Alena keberatan karena memiliki kekasih, maka anda tidak usah putus dengan kekasih anda. Pernikahan anda dan Kevin, bisa anda langsungkan hanya sampai Kevin lulus SMA kemudian saya angkat menjadi CEO. Jadi setelah dia menjadi CEO anda bisa berpisah dengan Kevin dan menikah dengan kekasih anda. Masalah imbalan yang saya janjikan pada anda, itu tetap akan dilakukan. Anda tetap akan saya berikan yayasan ini," ucap Andrian.

Alena terdiam sembari memikirkan berkali-kali perihal permintaan Andrian itu.

Ia tidak ingin mengambil keputusan yang salah.

SRBA. Bab. 3 Bersedia

Alena terdiam beberapa saat, sembari memikirkan berkali-kali perihal permintaan Andrian itu.

Mendengar penjelasan yang terakhir Andrian sampaikan, Alena kemudian menganggukan kepalanya.

"Baik pak, saya bersedia menikah dengan Kevin," ucap Alena.

Bila benar pernikahannya dirahasiakan, maka ia tetap bisa menjalin hubungan dengan kekasihnya sekaligus ia juga bisa membantu Kevin menjadi CEO dan mendapatkan imbalan dari Andrian.

Berbeda bila dia menikah dengan Kevin selamanya maka ia harus putus dengan kekasihnya.

'Semoga keputusanku sudah benar' batin Alena.

"Terimakasih bu Alena anda sudah bersedia menikah dengan putra saya," ucap Andrian.

"Semoga itu keputusan yang benar ya pak," ucap Alena.

"Saya yakini, keputusan bu Alena itu sudah benar. Saya dan Kevin akan kerumah Anda nanti malam untuk membicarakan pernikahan kalian." ucap Andrian.

Pembicaraan mereka berakhir sampai disitu. Alena kemudian meninggalkan ruangan Andrian untuk kembali kekantor.

Setibanya dikantor ia segera duduk dikursi kerjanya.

Wanita itu tidak melanjutkan memeriksa tugas para siswa, melainkan ia hanya diam dengan pikiran yang berkecamuk didalam hatinya.

Alena mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi ibu, serta kakak dan adiknya, agar nanti malam berkumpul dirumah, karena akan ada seseorang yang datang untuk membicarakan pernikahannya.

Kabar tersebut tentu saja mengejutkan sang ibu, karena memang ibunyalah yang lebih dulu mendapatkan kabar itu.

Namun Alena akan menjelaskan pada ibunya dirumah.

Hubungannya dengan sang kekasih tidak ada yang tahu selain adik kembarnya. Jadi tidak masalah bila Alena akan menikah dengan pria lain.

Lagi pula hanya agar Kevin menjadi CEO dan setelah itu mereka akan berpisah, lalu dia kembali lagi dengan kekasihnya.

'Maafkan aku mas' batin Alena.

Alena tidak sadar bila keputusannya itu akan menjadi bumerang untuk dirinya. Bukan hanya untuk dirinya saja, melainkan untuk orang yang ia sayangi.

Wanita itu kemudian melanjutkan memeriksa buku tugas siswa hingga akhirnya selesai.

Ting.

Ponsel Alena berbunyi tanda ada pesan masuk diponselnya.

Wanita itu cepat-cepat membukanya. Dilihat olehnya ada dua pesan belum dibaca, yakni 1 pesan dari kakaknya dan 1 pesan dari adik kembarnya.

Alena lebih dulu membuka pesan dari kakaknya, yang mengatakan akan datang nanti malam berkumpul dirumah ibunya.

Wanita itu tak menjawab pesan dari kakaknya. Cukup tahu saja bila kakaknya akan datang nanti malam, untuk mengetahui rencana pernikahannya.

Setelah membuka pesan dari kakaknya, Alena beralih membuka pesan dari adik kembarnya.

'Ada yang ingin aku bicarakan Al. Bisa kita bertemu sebentar dicaffe cempaka, sekarang?'

Alena kemudian membalas pesan tersebut.

'Bisa El, Aku segera kesana'

Setelahnya tidak ada balasan pesan dari adik kembarnya. Balasan pesan dari Alena juga hanya dibaca oleh saudaranya.

Alena kemudian bangkit dari duduknya, meminta izin pada kepala sekolah bila ia hendak keluar sebentar.

Wanita itu keluar dari kantor bertepatan dengan suara bel sekolah berbunyi, tanda waktunya istirahat.

Jarak antara caffe cempaka dan sekolah tempat ia mengajar tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu 10 menit Alena sudah tiba disana.

Dilihatnya didalam caffe tersebut ada seseorang yang mirip dengannya sedang menunggu.

"Sudah lama,?" tanya Alena.

"Baru aja," jawab Elena saudara kembar Alena.

"Ingin bicara apa?," tanya Alena.

Ia bahkan baru duduk dikursi dan belum memesan apapun. Alena sudah penasaran sekali dengan apa yang ingin dibicarakan adik kembarnya itu.

"Apa seseorang yang kamu maksud akan datang kerumah itu kekasihmu?," tanya Elena.

Alena terdiam, ia bingung caranya mengatakan pada Elena. Namun satu-satunya orang yang bisa ia ajak berbagi cerita adalah Elena.

Ia tidak berani bila harus cerita pada ibu atau kakaknya. Maka dari itu ia hanya bercerita dengan sang adik kembarnya.

"Bukan El. Dia bukan kekasihku," jawab Alena pada akhirnya.

"Apa maksudnya ini Al,?" tanya Elena.

Alena kemudian menceritakan semuanya mulai dari ia yang memiliki murid nakal 6 tahun bersekolah tidak lulus-lulus.

Kemudian Alena yang diminta Andrian untuk menikah dengan murid nakal itu.

Alena juga menceritakan bila ia mau menikah dengan Kevin, maka ia akan diberi imbalan berupa yayasan pendidikan milik Andrian.

Cerita dari Alena tentu saja mengejutkan Elena. Bukan karena Alena yang menikahi muridnya, melainkan karena Alena sudah memiliki kekasih, namun menikah dengan pria lain.

"Lalu bagaimana dengan kekasihmu Al,?" Tanya Elena.

"Pernikahan kami akan dirahasikan, karena Kevin masih sekolah. Lagi pula kami menikah hanya sampai Kevin lulus dan menjadi CEO, El. Lalu setelah itu kami akan bercerai dan aku bisa menikah dengan kekasihku." ucap Alena.

"Bagaimana bila kekasihmu tahu sebelum kalian bercerai atau mungkin kamu justru mencintai suamimu nantinya," ucap Elena.

Alena terdiam, hal itu tidak terfikirkan olehnya.

Mendapati Alena yang terdiam, Elena segera membuka suaranya lagi.

"Kamu harus ingat Al, semua keputusan itu ada resikonya," ucap Elena.

Ditempat yang berbeda tepatnya di rooftop sekolahan.

Sejak tadi Kevin duduk disana seorang diri sembari terus merrokok.

Bekas rrokok yang habis sudah berserakan dilantai rooftop, namun belum juga menghentikan pria itu untuk merrokok.

Disekolahan ini ia tidak memiliki satu orang teman pun. Bukan karena ia tak mau berteman melainkan semua teman disekolahan takut padanya.

Hanya Hans lah yang berani melawannya karena pria itu sama seperti dirinya, seorang ketua geng motor bila diluar sekolahan.

Ting.

Ada pesan masuk diponsel Kevin. Pria itu segera membuka ponselnya dan melihat pesan itu dari papahnya, Andrian.

'Nanti malam ikut papah kerumah seseorang'

Kevin mengabaikan pesan tersebut.

Ia memasukan kembali ponselnya kedalam saku celana abu-abunya.

Tidak lama kemudian ponselnya berbunyi lagi. Tapi bukan bunyi notif, melainkan bunyi nada dering.

Panggilan tersebut ia abaikan hingga ponselnya terus-terusan berdering. Karena merasa terganggu dengan bunyi ponselnya itu, dengan terpaksa akhirnya Kevin menjawab panggilan telepon tersebut.

"Vin, bu Alena tadi memberi surat skors mu," ucap Andrian.

"Hem" Kevin hanya menjawab dengan deheman.

"Kamu sudah baca pesan dari papah, kan?," tanya Andrian.

"Hem" jawab Kevin.

"Kalau begitu, nanti malam kamu jangan keluyuran" ucap Andrian.

Kevin tak menjawab lagi. Ia memutuskan lebih dulu sambungan telepon tersebut.

Pria itu mematikan batang rrokoknya, lalu bangkit dan turun dari fooftop. Dengan wajah datarnya Kevin menuruni anak tangga satu persatu hingga ia tiba dilantai dasar.

Saat ini jam istirahat masih berlangsung. Kevin yang sudah berada dilantai satu bertemu dengan beberapa siswa namun tidak ada yang berani menyapanya.

Kevin terus berjalan menuju parkiran motornya dan bertepatan dengan Alena yang datang menggunakan motor matic.

Alena melihat Kevin yang menaiki motor dan hendak pergi dari sekolahan, padahal saat ini belum waktunya untuk pulang.

"Kevin, kamu mau kemana?," tanya Alena.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!