Kevin mendatangi arena balapan tempat biasa mereka melakukan balapan.
Disana Kevin sudah disambut oleh teman-temannya yang menunggu ditepi arena balapan sejak tadi.
Kurang lima belas menit lagi, balapan itu akan dimulai tapi Kevin baru saja datang.
"Cie yang habis uwuw uwuwan," goda Keenan pada Kevin.
Tapi Kevin tidak mengindahkan godaan temannya itu.
"Gimana rasanya?," tanya Bagas.
"Nikah sana lo, kalo mau tahu rasanya," titah Kevin yang justru mendapat cengiran dari Bagas.
Diantara 20 anggota geng lion belum ada satu orangpun yang menikah. Hanya Kevin sebagai ketuanya yang sudah menikah.
Anggota geng motor lion rata-rata terdiri dari mahasiswa dan anak pengusaha.
Hanya Kevin satu-satunya yang masih sekolah SMA.
Mereka semua mayoritas anak-anak orang kaya yang kurang kasih sayang. Entah karena broken home, atau karena kesibukan orang tuanya.
Kevin bersiap-siap untuk memulai balapannya.
Siapapun lawan balapannya, Kevin selalu akan memenangkannya.
Biasanya yang memenangkan balapan, hanya mendapatkan uang.
Baru kali ini pemenang balapan itu akan mendapatkan, uang, wanita dan geng sebelah.
Meski ia yang menang, tapi Kevin tidak pernah mengambil hadiahnya.
Semua hadiah yang pernah ia dapatkan, ia berikan pada teman-temannya.
Setelah bersiap, Kevin menuju arena balapan. Disana sudah ada Hans yang duduk diatas motor spornya, untuk menantang Kevin.
"Gue kira lo nggak bakal datang," ucap Hans.
"Gue datang bukan karena lo, tapi karena anak-anak," ucap Kevin.
"Terserah apa alasannya, yang penting lo udah datang kesini dan nerima tantangan gue," ucap Hans.
Kevin tidak mengindahkan ucapan rivalnya itu.
Pria itu hanya fokus menatap jalanan arena yang akan ia lewati.
Didepan Hans dan Kevin ada seorang wanita memegang bendera bermotif papan catur.
Wanita itu adalah Rina, seorang wanita yang akan menjadi hadiah dari pemenang balapan ini.
Rina sengaja menjadi Marshall saat ini. Ia ingin melihat sendiri siapa yang akan memenangkan balapan ini.
Grungg.. Grungg..
Kevin dan Hans sama-sama memanaskan motornya.
Mereka berdua hanya tinggal menunggu aba-aba, maka akan melajukan motor sportnya masing-masing.
Tiga.. Dua.. Satu..
GO!
Grungg..
Grungg..
Aba-aba itu sudah dilontarkan oleh Rina yang menjadi marshall. Sehingga Kevin dan Hans segera menarik gas motor sportnya, melaju diarena balapan.
Kevin!
Kevin!
Hans!
Kevin!
Hans!
Sorak semua orang yang berada disana menyemangati jagoan mereka masing-masing.
Rina yang baru saja menepi kepinggir arena balapan, segera menghampiri Geng Lion.
Wanita itu sudah melihat, diantara kedua ketua geng motor yang sedang balapan ini, Kevin lah yang paling menarik.
Wajah tampannya, tubuh gagahnya membuat ia tertarik pada Kevin.
"Hai Nan," panggil Rina pada Keenan salah satu anggota geng motor Lion.
"Hai Rin," jawab Keenan menyapa balik Rina yang menghampiri gengnya.
"Yang tadi itu ketua geng Lion ya. Siapa namanya? Ahh iya, Kevin," ucap Rina.
"Iya, Kevin ketua kita-kita," ucap Keenan.
"Boleh dong kenalin gue sama si Kevin," ucap Rina.
"Gue nggak yakin, si Kevin bakal mau kenalan sama lo. Lagi pula dia udah punya bini," ucap Keenan.
"Whattt!!" ucap Rina terkejut.
"Kaget kan lo," ucap Keenan.
"Gue sama bin si Kevin cantik mana?," tanya Rina.
Ha ha ha
Tawa itu bukan hanya keluar dari mulut Keenan, melainkan juga keluar dari semua mulut anggota geng Lion yang mendengar pertanyaan dari Rina.
"Kenapa kalian ngetawain gue?," tanya Rina.
"Ha ha ha. Lo itu nggak ada seujung kukunya bini si Kevin," jawab Keenan masih menertawakan Rina.
Rina yang mendapat jawaban dari Keenan merasa dihina. Wajahnya yang tadi tersenyum lebar karena tebar pesona, kini berubah merah karena marah.
"Kenapa tuh muka lo, nggak terima sama kata-kata Keenan?. Kalo nggak percaya, lo bisa lihat sendiri orangnya," ucap Bagas.
Rina tidak bicara lagi, ia memilih menjauh dari geng Lion dan berharap agar dirinya tidak dimenangkan oleh Kevin.
Ia sudah bisa membayangkan, bila Kevin yang menang, dirinya pasti lebih banyak lagi mendapat hinaan dari geng motor ini.
Diarena balapan, Kevin dan Hans masih sama-sama melajukan motornya.
Keduanya sama-sama ingin memenangkan balapan ini. Bukan karena ingin uang atau wanita, tapi kekuasaan dengan menambah anggota baru dari geng sebelah.
Uang dan wanita hanya bonus bagi mereka dan akan diberikan pada anggotanya.
Setelah melewati tiga putaran akhirnya kedua orang itu mendekati garis finish.
Kevin!
Kevin!
Hans!
Kevin!
Hans!
Grungg..
Kevin lebih dulu tiba digaris finish sedangkan Hans menyusulnya dari belakang.
"SHITT!!" Umpat Hans.
Sedangkan Kevin, pria itu segera mendekati teman-temannya.
Disana ia sudah disambut oleh semua anggota geng motornya.
Mereka semua bangga pada ketua mereka, sekalipun belum pernah Kevin balapan dikalahkan oleh orang lain
"Hebat lo Vin," ucap Keenan sembari mengepalkan tangannya beradu dengan kepalan tangan Kevin.
Semua anggota geng motor itu melakukan hal yang sama pada Kevin.
"Thank's semuanya" ucap Kevin.
Setelahnya mereka semua berkumpul dibasscamp. Sebuah rumah 3 lantai yang mereka beli bersama untuk tempat berkumpul.
Rumah itu terdiri dari 25 kamar + kamar mandinya, dapur, ruang tamu, ruang berkumpul, ruang olah raga.
Meski bangunan itu bisa dikatakan mansion, tapi geng Lion menamainya basscamp. Karena mereka tidak ada yang tinggal menetap disana. Hanya sesekali berkumpul dan istirahat seperti sekarang ini.
Untuk hadiah balapan tadi, akan diurus oleh keenan besok lagi.
Saat ini sudah pukul tiga pagi. Mereka semua sedang berkumpul diruang berkumpul dimana sudah tersaji banyak minuman beralkkohol dan makanan disana.
Kevin mengeluarkan lagi alat penghisap obat yang sudah sebulan ini ia pakai.
"Lo masih makkai Vin?," tanya Bagas.
"Hem," Kevin hanya menjawab dengan deheman sembari tanganya membuka bungkus obat itu.
"Kapan lo berhenti?" tanya Bagas lagi tapi tidak diherani oleh Kevin.
"Diantara kita semua yang makkai itu cuma lo Vin. Kita semua sama-sama kurang kasih sayang, tapi kita nggak kayak lo yang justru lari kebarang haram itu" ucap Bagas lagi.
Bugh.
Kevin melayangkan tinjunya diwajah Bagas, seketika menghentikan suara-suara diruangan itu.
Ruangan itu seketika menjadi sunyi setelah Kevin memukul Bagas.
"Ngaca lo Gas!, Bisa-bisanya lo nasehatin gue, padahal diri lo aja belum bener," ucap Kevin.
"Gue emang belum bener Vin, tapi nggak ada salahnya kita saling mengingatkan. Jangan sampe lo nyesel Vin, terlebih lagi lo udah punya bin_" ucapan Bagas terhenti karena Kevin memukulnya lagi.
Bugh.
Dua pukulan dari Kevin membuat sudut bibir Bagas berdarah
Bagas dibantu Keenan untuk duduk ketempat sebelumnya.
Sedangkan Kevin kembali duduk ditempatnya, melanjutkan apa yang tadi hendak ia lakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments