Kevin tiba lebih dulu dari pada Alena.
Selain Kevin yang berangkat lebih dulu, ia juga melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Kevin memarkirkan motornya ditempat biasa ia parkir.
Pria itu tidak langsung turun dari motor. Ia masih duduk diam diatas motornya, seperti sedang menunggu seseorang.
Lima menit berlalu, Kevin masih sama duduk diatas motornya yang terparkir.
Disana Kevin menjadi pusat perhatian semua orang yang melihatnya.
Wajah tampannya tentu saja membuat kagum para kaum wanita. Tapi sayangnya, kelakuan pria itu berbanding terbalik dengan wajah tampannya.
Tidak lama kemudian, Alena datang dengan motor maticnya.
Wanita itu memarkirkan motornya diparkiran guru.
Begitu ia tiba, Alena sudah disambut oleh rekan sesama guru serta kepala sekolah yang memberi ucapan selamat atas pernikahannya.
"Selamat atas pernikahan Bu Alena ya," ucap Bu Ningsih, guru sejarah disekolahan itu.
"Terimakasih atas ucapannya Bu Ningsih," ucap Alena.
"Selamat ya Bu. Sayangnya saya terlambat untuk meminang Bu Alena, padahal saya suka sama Bu Alena sejak bu Alena mengajar disini. Tapi ternyata lebih dulu dapat kabar dari kepala sekolah, kalau Bu Alena menikah," ucap Pak Wawan guru olah raga.
"Makasih Pak ucapan selamatnya," ucap Alena canggung karena teman gurunya berbicara seperti itu.
Mereka semua masih berkumpul diparkiran tersebut sembari mengobrol.
Kevin yang sejak tadi masih duduk dimotornya, memperhatikan Alena dan guru-guru yang lainnya.
Kevin juga merasa kesal dengan Wawan yang berbicara jujur mengatakan ketertarikannya pada Alena.
Belum hilang rasa kesalnya, Kevin sudah mendengar lagi kata-kata dari Wawan yang membuatnya semakin marah.
"Suaminya Bu Alena mana, ko nggak dikenalkan sama kami?," tanya Kepala Sekolah
"Ehh. Suami saya sedang kerja Pak, tadi saya berangkat sendiri," ucap Alena pada kepala sekolah.
"Harusnya Bu Alena dianter suami kesekolahan, bukannya malah berangkat sendiri. Bagaimana sih suaminya Bu Alena tuh, nggak berguna banget," ucap Wawan.
Tidak lama setelah mengatakan kalimat itu, tiba-tiba Wawan tersungkur ketanah karena dipukul oleh Kevin.
Bugh. Bugh.
Wawan yang sudah tersungkur ketanah, masih terus dipukuli Kevin.
Alena yang melihat tindakan Kevin itu tentu saja terkejut. Ia tidak tahu bila Kevin sejak tadi mendengarkan ucapan mereka semua disana.
Bugh.
Wawan yang tidak terima tiba-tiba dipukul oleh Kevin, segera bangkit dan hendak membalasnya.
Tapi sayang.
Wawan kalah kuat dari Kevin, sehingga pria itu tidak bisa membalas satu kali pun, pukulan yang ia terima.
"Hentikan Kevin!" Teriak Alena.
Guru-guru yang lainnya juga mencoba memisahkan Kedua.
Alena segera meraih tangan kiri Kevin dan menarik sekuat tenaganya untuk menjauh.
Meski Alena sudah sekuat tenaga menarik Kevin, tapi pria itu sama sekali tidak bergerak.
Tubuh Kevin yang tinggi besar itu tidak mampu ia tarik.
Kevin masih berdiri disana dengan mata merah dan nafasnya yang tersengal.
Wawan yang berada didepan Kevin juga sudah dipegangi oleh guru-guru lainnya.
Perkelahian kedua orang itu tentu saja mengundang perhatian banyak orang.
Hampir seluruh siswa melihat dan menonton perkelahian itu.
"Kevin! Kenapa kamu tiba-tiba mukul Pak Wawan?!," tanya kepala sekolah.
Kevin tidak menjawab, ia masih mengatur nafasnya yang tersengal.
Semua orang menatap pada Kevin, menantikan jawaban dari pria itu.
"Jawab Kevin!" titah kepala sekolah.
Alena melirik pada Kevin yang masih ia pegangi tangan kirinya.
Dilihat oleh Alena, Kevin juga meliriknya.
"Maaf Pak, sebaiknya biar saya saja yang bicara pada Kevin diruang BK," ucap Alena.
"Baiklah kalau begitu, saya harap Bu Alena bisa mengatasi Kevin agar tidak melakukan hal seperti ini lagi," ucap Kepala Sekolah.
"Akan saya usahakan, Pak," ucap Alena.
Alena kemudian menarik tangan kiri Kevin yang masih ia pegang.
Wanita itu membawa suaminya menuju ruang BK.
Semua orang yang melihat Alena menarik tangan Kevin tentu saja merasa heran.
Banyak yang berpendapat ini dan itu, tapi tidak ada yang berani melontarkannya.
Khawatir akan membuat Kevin marah pada mereka dan menjadikan sasaran baru pria itu.
Setibanya diruang BK, Alena segera meminta Kevin untuk duduk.
Tapi Kevin tidak mengindahkan perintah Alena.
Pria itu justru mendorong Alena dan memojokannya kedinding.
"Mau apa kamu, Kevin?," tanya Alena.
Alena yang terpojok didinding oleh Kevin tentu saja merasa gugup dan takut.
Belum lagi Kevin yang berada dihadapannya semakin mendekatkan wajahnya.
Kevin menatap tajam pada Alena. Meraih kedua tangan wanita itu dan meletakannya keatas kepala Alena.
Segeralah ia sambar bibir sexy Alena. Menyesapnya dalam-dalam, menggit kecil bibir Alena agar mau terbuka dan membalasnya.
Kevin bahkan memejamkan matanya, menikmati ciuman itu.
"Emmpp" Bukannya membalas ciuman Kevin, Alena justru memberontak, namun tidak bisa.
Selain mulutnya yang disumpal, kedua tangan Alena ditahan diatas kepala wanita itu, sedangkan tubuh Alena dipepet oleh Kevin hingga menempel ditubuh pria itu dan didinding.
Cukup lama Kevin menikmati bibir sexy istrinya, hingga Alena hampir kehabisan nafas, barulah ia sudahi.
Hem hah hem hah
Setelah Kevin melepaskan ciuman itu, Alena segera menghirup nafas banyak-banyak lalu menghembuskannya.
"Kamu gilla Kevin!. Aku hampir saja mati kehabisan nafas," ucap Alena.
Kevin tidak memperdulikan ucapan Alena. Pria itu justru menyeringai.
Sungguh, ia sangat menikmati bibir sexy istrinya.
Lain kali dia akan menikmati yang lebih dari ciuman tadi.
Kevin kemudian memilih duduk disofa. Sedangkan Alena beralih duduk dikursi guru BK.
Alen masih mengatur nafasnya.
Setelah merasa lebih baik, ia kemudian melihat pada Kevin yang duduk disofa dengan masih menyeringai.
"Kenapa kamu memukul Pak Wawan, Kevin?. Kamu tahu sendirikan, Pak Wawan itu guru kamu," ucap Alena.
"Siapa suruh ngatain gue nggak berguna," ucap Kevin.
"Oohh. Jadi karena itu kamu mukul Pak Wawan," ucap Alena yang dibalas Kevin dengan mengedikan bahunya.
"Kalau kamu tidak ingin dikatai suami tidak berguna, maka jadilah suami yang berguna. Berubahlah Kevin, hanya kamu sendiri yang bisa merubahnya," ucap Alena.
Kevin diam tak menjawab. Ia memilih bangkit dari duduknya kemudian melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan itu.
Sebelum Kevin keluar, Alena berbicara lagi.
"Mulailah berubah dari hal yang kecil Kevin. Hargai orang lain seperti papah, mamah kamu dan orang-orang disekitarmu," ucap Alena.
Brakk.
Tepat setelah Alena selesai bicara, pintu ruangan itu ditutup kasar oleh Kevin.
Pria itu melangkahkan kakinya menuju kelas XII IPS 3.
Setibanya disana, ternyata kelas sudah dimulai.
Disana ada Bu Nissa, guru bahasa Indonesia sekaligus wali kelas XII IPS 3.
Meski didalam sana sudah ada Bu Nissa, tapi Kevin tetap tidak memperdulikan kehadiran gurunya itu.
Ia melangkahkan kakinya menuju tempat ia duduk. Yakni dikursi paling belakang pojok kanan ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ck waktu saat mau di nikahkan aja marah2, Terus ini apa??
2023-11-15
0