"Kamu nanya apa sih mas?. Jelas-jelas kamu tahu, kalau aku ini mencintai kamu, mas! Hingga detik ini aku masih bermimpi menjadi istri Satria Wiratama!," ucap Alena tegas.
Memang benar apa yang dikatakan Alena. Wanita itu mencintai Satria dan masih bermimpi menjadi istri dari pria itu.
Meski ia sudah bersuami, tapi Alena menikah dengan Kevin bukan karena mencintai pria itu.
Saat ini, ia hanya ingin menyelesaikan kesepakatan dengan Andrian, lalu menjalani kehidupan seperti biasanya dengn imbalan yang sudah dijanjikan oleh mertuanya itu.
Mendengar ketegasan dari Alena membuat Satria merasa bersalah sudah meragukan kekasihnya.
Pria itu segera menghampiri Alena yang duduk disofa depannya, lalu meraih tangan Alena, kemudian dikecup punggung tangannya.
"Maafkan aku Al. Harusnya aku tidak meragukan mu," ucap Satria yang diangguki oleh Alena.
"Kamu nggak marahkan sama aku?," tanya Satria.
"Lain kali jangan ragukan aku mas," pinta Alena.
"Iya Al, aku minta maaf," ucap Satria.
Alena mengangguk lagi. Setelahnya pria itu kemudian pamit pada Alena untuk pulang kerumah.
Rumah yang sudah pria itu siapkan untuk mereka hidup bersama Alena.
Setelah kepergian Satria, Alena bergegas masuk kedalam kamarnya.
Disana ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang, lalu melepas masker yang masih ia kenakan.
Lama ia berdiam menatap langit-langit kamarnya hingga tidak terasa matanya perlahan terpejam.
Tepat pukul enam sore, Elena dan Mayang pulang kerumah.
Elena sebenarnya sudah pulang pukul 5 sore, tapi ia mampir ditoko ibunya untuk pulang bersama.
Dilihat oleh keduanya, dihalaman rumah ada motor Alena yang terparkir disana.
Mayang dan Elena saling pandang.
Dari pandangan itu Mayang seperti mengatakan kapan Alena datang?.
Sedangkan pandangan Elena seperti mengatakan aku juga nggak tahu Bu.
Tapi mereka hanya saling pandang, tidak ada yang bersuara.
Keduanya segera masuk kedalam rumah.
Dicari oleh mereka Alena didalam rumah kamarnya namun tidak ada.
Ternyata Alena sedang membersihkan diri didalam kamar mandi.
Tok tok tok
"Al, kamu didalam?," tanya Elena yang mengetuk pintu kamar mandi.
"Iya El, aku lagi mandi," jawab Alena dari dalam kamar mandi.
Setelahnya tidak ada pembicaraan lagi dari mereka.
Elena dan Mayang segera pergi kekamarnya masing-masing.
Tidak lama dari kepergian Elena dan Mayang, Alena selesai dengan mandinya, lalu segera berpakaian.
Ia mengenakan dress merah maroon, pemberian dari Satria.
Wanita itu, terlihat senang karena akan makan malam bersama Satria.
Setelah selesai dengan dandannya, Alena segera keluar dari kamar dan akan berangkat ke restorant cempaka.
"Kapan kamu datang, Al?" tanya Mayang dari belakang tubuh Alena.
Mayang juga baru keluar kamarnya bertepatan dengan Alena yang keluar juga.
Alena yang sudah akan membuka pintu luar, segera membalikan tubuhnya.
"Tadi Bu. Pulang mengajar aku langsung kesini," ucap Alena.
"Mana Suamimu?," tanya Mayang.
Sudah Alena duga, ibunya itu pasti menanyakan Kevin.
Pasalnya setiap kali Alena datang kerumah ibunya, Kevin tidak pernah ikut.
Alena bingung hendak menjawab apa, hingga akhirnya ia memilih mengalihkan pembicaraan.
"Bu, aku pamit ya. Buru-buru nih, ada acara makan malam," ucap Alena.
Wanita itu segera meraih tangan ibunya untuk bersalim. Kemudian keluar dari rumah dan masuk kedalam mobil taksi online yang sudah ia pesan.
Mayang hanya mampu menatap kepergian Alena.
Ia yakin pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh putrinya itu.
Mayang segera mencari Elena yang sedang memasak didapur, kemudian ia hampiri.
"El," panggil Mayang.
"Iya Bu," jawab Elena.
"Apa kamu tahu sesuatu tentang Alena?," tanya Mayang.
Elena bingung hendak menjawab apa. Satu-satunya orang yang berhak menjawab, itu Alena.
Elena takut bila ia yang menjawabnya, khawatir justru akan menimbulkan kesalah pahaman.
"Aku nggak tahu Bu," jawab Elena.
"Hufftt, kenapa ya, ibu merasa seperti ada yang disembunyikan oleh Alena dari ibu," ucap Mayang.
"Kita percayakan aja sama Alena, Bu. Apa yang menjadi keputusannya, itu adalah keinginannya. Semoga aja dia bahagia dengan keputusannya," ucap Elena.
"Iya El," ucap Mayang.
Ditempat yang berbeda, Alena sudah tiba direstoran Cempaka.
Begitu ia masuk, Alena langsung diantar pelayan menuju tempat duduk yang sudah Satria pesan.
Tidak lama Alena menunggu Satria, akhirnya pria itu datang juga.
Satria datang, mengenakan kemeja dengan warna yang senada dengan dress yang Alena kenakan.
Kedua orang itu terlihat seperti pasangan suami dan istri.
"Mau makan apa Al?," tanya Satria.
"Ini aja mas," jawab Alena menunjuk pada salah satu menu yang ada dibuku tersebut.
"Ooh, oke. Kalau begitu aku ini aja," ucap Satria menunjuk pada menu yang berbeda dengan Alena.
Tidak lama setelah mereka memesan, makanan tersebut akhirnya datang.
Alena dan Satria makan bersama, sembari berbincang dan tertawa bersama.
Lama mereka menghabiskan makanannya, hingga akhirnya selesai dengan makan malam itu.
Satria kemudian merogoh saku tangannya, mengeluarkan sesuatu berupa kotak cincin dari dalam saku itu.
Kotak itu Satria buka, sehingga memperlihatkan isi didalamnya.
Sebuah cincin berlian dengan permata berwarna merah delima disatu sisinya.
"Al, kita menjalin hubungan sudah cukup lama, yaitu kurang lebih 4 tahun. Apa kamu tahu Al, kalau aku sangat ingin menikah dengan mu. Oleh karena itu, mau kah kamu menikah dengan, ku?," tanya Satria.
Inilah yang dinanti-nantikan Alena. Ia dilamar oleh Satria, pria yang ia cintai.
Wanita itu tidak langsung menjawab.
Sungguh ada perasaan bahagia dan sedih.
Alena sangat bahagia dengan lamaran Satria, tapi ia juga merasa sedih karena telah membohongi pria itu.
Hingga pada akhirnya, Alena mengangguk dengan senyumnya.
Satria juga ikut tersenyum melihat isyarat yang diberikan Alena.
Pria itu segera menyematkan cincin berlian dijari manis Alena.
Dilihat oleh Alena cincin itu sangat pas melingkar di jari manisnya dan terlihat cantik melingkar disana.
"Kamu suka?," tanya Satria yang diangguki kepala oleh Alena.
Tidak jauh dari tempat mereka duduk, rupanya ada yang memperhatikan Alena dan Satria dari sana.
Orang itu adalah Bu Farah, dan Pak Wawan, rekan guru disekolah tempa Alena mengajar.
Mereka juga sedang menikati makan malam bersama direstorant cempaka itu.
"Pak Wawan, bukannya itu Bu Alena ya?," tanya Bu Farah sembari menunjuk pada Alena dan Satria menggunakan dagunya.
"Iya benar Bu Farah, itu Bu Alena. Apa yang sedang bersamanya itu suaminya Bu Alena ya?," tanya Pak Wawan.
"Mungkin aja Pak," jawab Bu Farah.
Dilihat olehnya pria itu, adalah pria yang tadi siang didepan gerbang sekolahan bersama Alena.
Wanita itu semakin bingung.
Dalam benaknya tidak mungkin pria itu yang berciuman dengan Alena didalam toilet.
Pasalnya pria itu datang kesekolah hanya menemui Alena diluar gerbang, itu juga saat jam pulang sekolah.
Meski heran dan bingung, tapi Bu Farah tidak menceritakan hal itu pada Pak Wawan.
Ia akan mencari tahu siapa suami Alena sebenarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MESKI LO NIKAH KRN KESEPAKATAN DGN MRTUA LO, TPI SIKAP LO SANGAT TDK PANTAS, KRN LO ISTRI KEVIN, INGAT KEVIN HNCUR KRN KASUS ORTUNYA, DN LO MSH MAU MAIN API DGN KKASIH LOO.. SEBAGAI GURU LO MLH GAK ADA ETIKA & AHKLAK..
2023-09-18
1