Alena terdiam beberapa saat, sembari memikirkan berkali-kali perihal permintaan Andrian itu.
Mendengar penjelasan yang terakhir Andrian sampaikan, Alena kemudian menganggukan kepalanya.
"Baik pak, saya bersedia menikah dengan Kevin," ucap Alena.
Bila benar pernikahannya dirahasiakan, maka ia tetap bisa menjalin hubungan dengan kekasihnya sekaligus ia juga bisa membantu Kevin menjadi CEO dan mendapatkan imbalan dari Andrian.
Berbeda bila dia menikah dengan Kevin selamanya maka ia harus putus dengan kekasihnya.
'Semoga keputusanku sudah benar' batin Alena.
"Terimakasih bu Alena anda sudah bersedia menikah dengan putra saya," ucap Andrian.
"Semoga itu keputusan yang benar ya pak," ucap Alena.
"Saya yakini, keputusan bu Alena itu sudah benar. Saya dan Kevin akan kerumah Anda nanti malam untuk membicarakan pernikahan kalian." ucap Andrian.
Pembicaraan mereka berakhir sampai disitu. Alena kemudian meninggalkan ruangan Andrian untuk kembali kekantor.
Setibanya dikantor ia segera duduk dikursi kerjanya.
Wanita itu tidak melanjutkan memeriksa tugas para siswa, melainkan ia hanya diam dengan pikiran yang berkecamuk didalam hatinya.
Alena mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi ibu, serta kakak dan adiknya, agar nanti malam berkumpul dirumah, karena akan ada seseorang yang datang untuk membicarakan pernikahannya.
Kabar tersebut tentu saja mengejutkan sang ibu, karena memang ibunyalah yang lebih dulu mendapatkan kabar itu.
Namun Alena akan menjelaskan pada ibunya dirumah.
Hubungannya dengan sang kekasih tidak ada yang tahu selain adik kembarnya. Jadi tidak masalah bila Alena akan menikah dengan pria lain.
Lagi pula hanya agar Kevin menjadi CEO dan setelah itu mereka akan berpisah, lalu dia kembali lagi dengan kekasihnya.
'Maafkan aku mas' batin Alena.
Alena tidak sadar bila keputusannya itu akan menjadi bumerang untuk dirinya. Bukan hanya untuk dirinya saja, melainkan untuk orang yang ia sayangi.
Wanita itu kemudian melanjutkan memeriksa buku tugas siswa hingga akhirnya selesai.
Ting.
Ponsel Alena berbunyi tanda ada pesan masuk diponselnya.
Wanita itu cepat-cepat membukanya. Dilihat olehnya ada dua pesan belum dibaca, yakni 1 pesan dari kakaknya dan 1 pesan dari adik kembarnya.
Alena lebih dulu membuka pesan dari kakaknya, yang mengatakan akan datang nanti malam berkumpul dirumah ibunya.
Wanita itu tak menjawab pesan dari kakaknya. Cukup tahu saja bila kakaknya akan datang nanti malam, untuk mengetahui rencana pernikahannya.
Setelah membuka pesan dari kakaknya, Alena beralih membuka pesan dari adik kembarnya.
'Ada yang ingin aku bicarakan Al. Bisa kita bertemu sebentar dicaffe cempaka, sekarang?'
Alena kemudian membalas pesan tersebut.
'Bisa El, Aku segera kesana'
Setelahnya tidak ada balasan pesan dari adik kembarnya. Balasan pesan dari Alena juga hanya dibaca oleh saudaranya.
Alena kemudian bangkit dari duduknya, meminta izin pada kepala sekolah bila ia hendak keluar sebentar.
Wanita itu keluar dari kantor bertepatan dengan suara bel sekolah berbunyi, tanda waktunya istirahat.
Jarak antara caffe cempaka dan sekolah tempat ia mengajar tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu 10 menit Alena sudah tiba disana.
Dilihatnya didalam caffe tersebut ada seseorang yang mirip dengannya sedang menunggu.
"Sudah lama,?" tanya Alena.
"Baru aja," jawab Elena saudara kembar Alena.
"Ingin bicara apa?," tanya Alena.
Ia bahkan baru duduk dikursi dan belum memesan apapun. Alena sudah penasaran sekali dengan apa yang ingin dibicarakan adik kembarnya itu.
"Apa seseorang yang kamu maksud akan datang kerumah itu kekasihmu?," tanya Elena.
Alena terdiam, ia bingung caranya mengatakan pada Elena. Namun satu-satunya orang yang bisa ia ajak berbagi cerita adalah Elena.
Ia tidak berani bila harus cerita pada ibu atau kakaknya. Maka dari itu ia hanya bercerita dengan sang adik kembarnya.
"Bukan El. Dia bukan kekasihku," jawab Alena pada akhirnya.
"Apa maksudnya ini Al,?" tanya Elena.
Alena kemudian menceritakan semuanya mulai dari ia yang memiliki murid nakal 6 tahun bersekolah tidak lulus-lulus.
Kemudian Alena yang diminta Andrian untuk menikah dengan murid nakal itu.
Alena juga menceritakan bila ia mau menikah dengan Kevin, maka ia akan diberi imbalan berupa yayasan pendidikan milik Andrian.
Cerita dari Alena tentu saja mengejutkan Elena. Bukan karena Alena yang menikahi muridnya, melainkan karena Alena sudah memiliki kekasih, namun menikah dengan pria lain.
"Lalu bagaimana dengan kekasihmu Al,?" Tanya Elena.
"Pernikahan kami akan dirahasikan, karena Kevin masih sekolah. Lagi pula kami menikah hanya sampai Kevin lulus dan menjadi CEO, El. Lalu setelah itu kami akan bercerai dan aku bisa menikah dengan kekasihku." ucap Alena.
"Bagaimana bila kekasihmu tahu sebelum kalian bercerai atau mungkin kamu justru mencintai suamimu nantinya," ucap Elena.
Alena terdiam, hal itu tidak terfikirkan olehnya.
Mendapati Alena yang terdiam, Elena segera membuka suaranya lagi.
"Kamu harus ingat Al, semua keputusan itu ada resikonya," ucap Elena.
Ditempat yang berbeda tepatnya di rooftop sekolahan.
Sejak tadi Kevin duduk disana seorang diri sembari terus merrokok.
Bekas rrokok yang habis sudah berserakan dilantai rooftop, namun belum juga menghentikan pria itu untuk merrokok.
Disekolahan ini ia tidak memiliki satu orang teman pun. Bukan karena ia tak mau berteman melainkan semua teman disekolahan takut padanya.
Hanya Hans lah yang berani melawannya karena pria itu sama seperti dirinya, seorang ketua geng motor bila diluar sekolahan.
Ting.
Ada pesan masuk diponsel Kevin. Pria itu segera membuka ponselnya dan melihat pesan itu dari papahnya, Andrian.
'Nanti malam ikut papah kerumah seseorang'
Kevin mengabaikan pesan tersebut.
Ia memasukan kembali ponselnya kedalam saku celana abu-abunya.
Tidak lama kemudian ponselnya berbunyi lagi. Tapi bukan bunyi notif, melainkan bunyi nada dering.
Panggilan tersebut ia abaikan hingga ponselnya terus-terusan berdering. Karena merasa terganggu dengan bunyi ponselnya itu, dengan terpaksa akhirnya Kevin menjawab panggilan telepon tersebut.
"Vin, bu Alena tadi memberi surat skors mu," ucap Andrian.
"Hem" Kevin hanya menjawab dengan deheman.
"Kamu sudah baca pesan dari papah, kan?," tanya Andrian.
"Hem" jawab Kevin.
"Kalau begitu, nanti malam kamu jangan keluyuran" ucap Andrian.
Kevin tak menjawab lagi. Ia memutuskan lebih dulu sambungan telepon tersebut.
Pria itu mematikan batang rrokoknya, lalu bangkit dan turun dari fooftop. Dengan wajah datarnya Kevin menuruni anak tangga satu persatu hingga ia tiba dilantai dasar.
Saat ini jam istirahat masih berlangsung. Kevin yang sudah berada dilantai satu bertemu dengan beberapa siswa namun tidak ada yang berani menyapanya.
Kevin terus berjalan menuju parkiran motornya dan bertepatan dengan Alena yang datang menggunakan motor matic.
Alena melihat Kevin yang menaiki motor dan hendak pergi dari sekolahan, padahal saat ini belum waktunya untuk pulang.
"Kevin, kamu mau kemana?," tanya Alena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
ALENA & ELENA APA ADIKNYA REYHAN...???
2023-09-18
0
Siti Fatimah
Lanjut ya thor
2023-06-03
0
Rahma Wati
lanjut ya thurr 2 seri dong🙏
2023-06-03
1