Benar apa yang dikatakan mertuanya.
Tepat tengah malam, Alena mendengar suara pintu kamar sebelah dibuka.
Alena sengaja belum tidur, ia ingin sekali mengamati Kevin. Ia bahkan tidak menutup pintu kamarnya rapat-rapat.
Terdengar juga langkah kaki seseorang melewati kamarnya.
Cukup lama Alena hanya mendengarkan langkah kaki tersebut.
Setelah tidak terdengar lagi suara langkah kaki. Alena segera menuju pintu balkon, lalu menyingkap sedikit gorden pintu balkon itu.
Ia memperhatikan seseorang yang baru saja keluar dari rumah dan menuju garasi.
Orang itu berjalan sempoyongan bahkan nyaris ambruk.
Seseorang itu adalah Kevin.
Kevin baru saja bangun dari tidurnya tadi siang. Ia kemudian menuju motor sport miliknya yang terparkir digarasi.
Satpam rumah itu sudah tahu, bila Kevin pasti keluar tengah malam seperti ini dan ia harus membukakan pintu gerbangnya.
Pernah sekali satpam tersebut tidak membukakan pintu gerbang karena perintah Andrian, namun hal itu justru membuat Kevin marah pada satpam itu.
Satpam tersebut akhirnya dihajar oleh Kevin hingga dirawat 4 hari dirumah sakit.
Grunggg..
Kevin melajukan motor sportnya meninggalkan rumah Andrian.
"Mau kemana dia?," gumam Alena bertanya pada dirinya sendiri.
Setelah kepergian Kevin, Alena segera menutup rapat gorden pintu balkon.
Kemudian berjalan kearah pintu kamar, lalu membuka pintu tersebut yang belum rapat tertutup.
Alena melangkahkan kakinya keluar menuju kamar Kevin.
Mencoba membuka lagi pintu kamar itu, namun masih tetap tidak bisa dibuka.
"Yaahh, masih dikunci," ucap Alena kecewa.
Wanita itu akhirnya memilih kembali kekamarnya dan merebahkan tubuhnya diranjang.
Ia ingin malam ini cepat berlalu agar pagi segera tiba dan ia akan mendatangi reparasi kunci.
Alena yakin, didalam kamar Kevin pasti ada sesuatu.
Lelah ia memikirkan Kevin, pada akhirnya Alena terlelap juga.
Pagi datang.
Alena bangun kesiangan yakni pukul delapan pagi.
Untung saja ia masih izin hari ini, jadi tidak perlu datang kesekolahan.
Alena keluar dari kamarnya lalu turun kelantai satu untuk sarapan.
Tapi sebelum itu, ia mendatangi lagi kamar Kevin yang masih tertutup rapat.
"Apa dia nggak pulang ya?," tanya Alena pada diri sendiri.
Setibanya di lantai satu, Alena segera bertanya pada Bi Asih mengenai Kevin.
Ternyata benar dugaan Alena, kalau Kevin sejak tadi malam tidak pulang kerumah.
"Kalau papah mana Bi?," tanya Alena pada Bi Asih.
"Tuan Andrian sudah pergi kekantor non," jawab Bi Asih.
Alena hanya menganggukan kepalanya, untuk menanggapi ucapan Bi Asih.
Setelah sarapan, Alena memesan ojol untuk mengantarkan dirinya pulang kerumah mengambil motor matic nya.
"Kamu datang sama siapa Al?," tanya Mayang ibunya Alena.
Alena baru saja tiba dirumah ibunya diantar oleh ojol.
"Sama ojol bu," jawab Alena jujur.
"Mana suamimu?," tanya Mayang.
Alena menundukan kepalanya. Ia bingung hendak menjawab apa sehingga memilih diam saja.
Ia tidak ingin berbohong lagi pada ibunya. Cukup ia berbohong mengenai dirinya menikah dengan Kevin karena saling mencintai.
"Oiya bu, aku kemari mau ngambil motor," ucap Alena mengalihkan pertanyaan ibunya.
Mayang tidak langsung menjawab. Ia menatap Alena ya mengalihkan tatapan matanya.
Hufftt.
Helaan nafas itu keluar dari mulut Mayang.
Ia masih tidak rela putrinya menikah dengan Kevin.
"Kunci motormu digantung dekat kulkas," jawab Mayang pada akhirnya.
Alena mengangguk kemudian masuk kedalam rumah untuk mengambil kunci motor yang tergantung.
Setelah mendapatkan kunci motor, Alena segera berpamit pada ibunya.
Wanita cantik itu melajukan motor maticnya menuju reparasi kunci.
Butuh waktu setengah jam untuk Alena tiba disana.
"Ada yang bisa saya bantu neng?," tanya seseorang yang bekerja disana.
"Apa bapak bisa membuka pintu kamar yang terkunci?," tanya Alena.
"Kuncinya hilang ya neng?," tanya tukang reparasi kunci.
"Eh iya Pak, kuncinya hilang," jawab Alena berbohong.
Padahal bukan hilang, melainkan ia tidak punya kuncinya.
Karena memang kamar itu hanya Kevin lah yang bisa membuka pintu itu.
"Kalau masalah kunci mengunci, saya ahlinya neng," ucap tukang tersebut.
Alena kemudian meminta tukang itu untuk datang kerumahnya.
Eits, ralat. Kerumah Andrian maksudnya.
Tukang reparasi kunci itu kemudian, ikut kerumah Andrian menggunakan motornya sendiri.
Setibanya disana Alena segera mengajak pria paruh baya itu masuk kerumah.
"Siapa itu neng?," tanya Bi Asih yang melihat Alena datang bersama pria paruh baya.
"Tukang reparasi kunci Bi," jawab Alena.
"Ooh, Bibi kira tukang kebun kita yang baru," jawab Bi Asih.
"Bukan Bi. Kevin belum datang kan, Bi?," tanya Alena.
"Belum non," jawab Bi Asih.
Siipp.
Iya, sip sekali.
Kebetulan Kevin belum pulang, jadi Alena akan meminta tukang reparasi kunci untuk membukakan pintu kamar suaminya saat ini juga.
Alena mengarahkan bapak itu menuju kamar Kevin.
"Ini Pak, kamar yang terkunci," ucap Alena, setibanya disana.
"Oke neng, saya coba buka," ucap bapak tersebut.
Bapak itu mulai membukanya.
Mengeluarkan alat-alat untuk membuka kunci.
Alena yang melihat tukang reparasi kunci sedang berusaha membuka pintu kama Kevin, jadi membayangkan pintu kamar itu terbuka, ia akan masuk kedalamnya, kemudian memaksa Kevin untuk belajar.
Saat jam makan juga, ia akan membuka sendiri pintu kamar pria itu dan menarik Kevin keluar untuk ikut makan bersama dimeja makan.
Alena bahkan membayangkan bila Kevin bangun kesiangan, ia akan membangunkannya dengan menyiram air pada pria itu.
He he he
Membayangkan itu membuat Alena senyum-senyum sendiri.
Namum senyumnya perlahan pudar, saat ia melihat tukang tersebut kesulitan membuka kunci pintu kamar Kevin.
Cukup lama bapak tersebut mengerjakannya, namun pintu kamar itu tidak kunjung terbuka.
"Kenapa Pak?," tanya Alena.
"Maaf neng, saya tidak bisa buka pintu kamar ini," jawab tukang tersebut.
"Ayo Pak, dicoba lagi," titah Alena.
"Sudah saya coba berkali-kali neng, tapi tetap nggak bisa," ucap tukang itu.
"Yaahhh," ucap Alena kecewa.
Saking seriusnya kedua orang itu, tidak menyadari kedatangan Kevin disana.
Sejak tadi Kevin sudah memperhatikan Alena dan tukang tersebut.
Ia datang kerumah setengah jam yang lalu, disaat Alena dan tukang reparasi kunci sedang serius membuka pintu kamar tersebut.
"Lagi apa kalian?!," tanya Kevin dengan garang.
DEG!!
Jantung Alena serasa berhenti berdetak.
Ia tertangkap basah sedang membobol pintu kamar oleh pemiliknya, yaitu Kevin.
Alena yang menghadap pintu segera membalikan tubunya, kemudian menatap Kevin yang sudah menatapnya dengan tajam.
DEG!!
Makin tersentaklah Alena ditatap seperti itu.
Tapi sebisa mungkin Alena tidak menunjukan rasa takutnya pada Kevin.
"Ehh, Kevin. Kamu kapan datangnya?," ucap Alena.
Kevin tidak menjawab.
Ia berjalan mendekati pintu kamarnya, melewati Alena dan tukang tersebut.
Dikeluarkanlah ponsel dari dalam saku celananya, kemudian ia sedikit mengoprasikan.
Klik.
Pintu kamar Kevin terbuka dari ponselnya.
Iya.. Kevin sudah merubah kunci kamarnya menggunakan remot yang bisa dioprasikan dari ponsel.
Ceklek.
Kevin membuka pintu tersebut, kemudian masuk kedalamnya.
Hahh??
Alena yang melihatnya tercengang.
Ia kira pintu kamar Kevin menggunakan kunci seperti kamarnya disebelah.
Pantas saja tukang reparasi tersebut tidak bisa membukanya, pikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments