Happy Reading
Suasana semakin tegang setelah 15 menit berlalu namun belum ada tanda tanda bu Halimah untuk sadar dari pingsannya.
"Ini semua salahku, aku bahkan tidak pernah memperhitungkan sebelumnya bahwa ini akan terjadi." keluh Adam sambil terus menggosok telapak kaki sang ibu mertua dengan kayu putih biar sedikit hangat yang terasa dingin.
"Kamu ngomong apa sih, Dam..., malah ini bagus loh, kita gak usah capek capek kasih tahu mereka, bahwa Eva pergi dari rumah."
"Kamu bisa diam gak sih, bukannya ngasih solusi malah nambah masalah aja, coba waktu itu kamu tuh bersabar dan diem aja di kontrakan, ini malah ikutan tinggal di sini."
"Kan kamu yang ngajak, gimana sih jadi laki kok plin plan banget." Meysa menatap sinis Adam.
"Tapi kan gak seterusnya juga, aku cuma ngizinin sementara, saat Eva di rumah orang tuanya aja, kamu nya aja yang keenakan, tinggal di sini, malah Eva yang pergi dari sini." gerutu Adam.
"Sudahlah... kamu memang gak adil, padahal aku istri pertama kamu, malah Eva yang dapat rumah sedangkan aku harus terus ngontrak, " Adam dan meysa terus aja saling menyalahkan sampai terdengar suara meringis yang ternyata bu Halimah sudah siuman.
"Eva... kamu di mana neng? " lirih suaranya kemudian ini mengedarkan pandangannya setelah teringat akan semua kejadian yang menimpanya sebelum pingsan, ia langsung bangun dari terbaring nya, di pegangnya kepala yang masih terasa berdenyut. pandangan bu Halimah berhenti di sosok Adam sang menantu.
"Adam, dimana Eva? kenapa kamu tega berbohong selama ini?" Air mata nya luruh membasahi kedua pipinya.
"Maafkan Adam bu, ini semua salah aku."
Adam berlutut di hadapan bu Halimah sambil berucap kata maaf, ketika tangannya hendak memegang tangan sang ibu mertua, bu Halimah segera menepiskannya.
"Jadi semua yang di katakan perempuan itu benar? kenapa Adam..? kamu begitu tega membohongi kami semua, Eva... kamu.. hatimu pasti hancur,... maafkan mama, nak." bu Halimah kembali menangis membayangkan betapa hancur nya perasaan Eva, di ambilnya hape di dalam tasnya kemudian ia mencari kontak anaknya setelah ketemu di gesernya gambar gagang telpon tersebut, "Kamu tahu tempat tinggal Eva sekarang?" bu Halimah menarik napas panjang untuk menghilangkan sesak di dadanya ketika melihat Adam menggelengkan kepalanya, lalu tertunduk lesu.
"Eva tak mau kasih tahu, mah,"
"Dan kamu gak berusaha untuk mencarinya? lalu di mana tanggung jawab mu? " Adam semakin menunduk mendengar ucapan mertuanya, sebenarnya ia tahu, tapi ia takut kalo Eva mengetahui ia pernah mengikuti nya, Eva akan pindah dan semakin jauh.
***
Sementara di sebuah kamar kontrakan, Eva yang sedang bermalas malasan masih berbaring sambil melihat media sosial, sesekali dia cekikikan ketika melihat video lucu, sampai ada panggilan di layar hape nya.
"Hallo... assalamu'alaikum, ma.. "
"Eva.. kamu sekarang di mana? " suara mama nya di sebrang terdengar parau.
"Mama... ada apa? neng lagi di kamar, masih malas buat bangun hehe.. "
"Jangan bohong, di rumah yang mana? jemput mama sekarang juga!"
"Mama.. mama mau ke rumah, gak usah ma, biar neng nanti sore pulang, besok kan minggu jadi neng mau pulang dan nginep--"
"Gak usah bohong lagi, Eva! sekarang mama lagi ada di rumah mu dan Adam, jadi sekarang juga kamu ke sini!! "
"APPAA... jadi mamah ke rumah itu, aaakkhh..." Eva berteriak.
KLIK..
Telpon di putus sepihak oleh bu Halimah.
Alis Eva nampak berkerut setelah beberapa saat ia tersadar langsung terlonjak. "MAMA... " serunya buru buru ia turun dari ranjang dan sedikit berlari ke kamar mandi, untuk sekedar mencuci muka dan gosok gigi, tergesa berganti baju karena ia baru sadar ia keluar dari rumah "Aduh gimana ini, mama.. kenapa gak ngasih tahu sih kalo mau ketemu, neng.. "
Eva nampak gelisah, ia meraih hape kemudian melakukan panggilan ke nomor mamanya, tapi gak di angkat malah di rejeck. mau tak mau akhirnya Eva menghubungi Adam, walaupun agak malas.
"Halo.. sayang--"
"Mas, apa ada mama di situ?" potongnya
"Iya.. mama di sini, " suara Adam lirih, "Sa-"
Klik..
Eva segera memutuskan panggilan, kemudian ia segera memesan ojek online, tak lama ojek pesanannya datang bergegas ia naik, "Bang yang cepat ya ini urgent."
"Siap, sesuai aplikasi kan?" Eva gak menjawab ia bingung, otak nya sedang berpikir keras, apa yang harus di jelaskan pada mamanya dengan kejadian ini.
**
Bu Tati yang melihat kelakuan Adam semalam dan pagi hari nya berpikir keras, hingga ia mendapat jalan terang.
"Hmm ..apa sebaiknya aku tanyain langsung aja ke Eva ya, atau gimana? ya sebaiknya aku tanyakan aja langsung ke Eva, gak ada salahnya juga."
"Pak.. bapak.. antar aku ke rumah Adam yuk!"
"Mau ngapain bu... bukannya sudah ketemu sama anaknya, bahkan semalam ibu ngomel ngomel dengan tingkah Adam yang katamu itu mengesalkan, atau belum puas ngomelin nya." Pak Ahmad yang sedang ngasih makan burungnya di belakang rumah malah terkekeh.
"Haist bapak ini, justru itu, ibu penasaran dengan tingkah aneh si Adam, ibu malah curiga Eva menantu kita lagi isi." Bu Tati senyum sendiri membayangkan jika beneran seperti dugaannya kalo Eva hamil, '**ah.. seneng nya bakal punya cucu**. '
"Malah bengong bu, isi naon maksud ibu?" pak Ahmad iseng menyemprotkan air dari semprotan yang biasa ia pakai buat mandiin burungnya. membuat bu Tati tersadar dari lamunannya.
"Ih... bapak ini, hamil bapak.. Eva mungkin hamil, soalnya dulu juga pas ibu hamil Adam kan malah bapak yang ngidam, inget gak?" bu Tati mengelap muka yang kena semprot.
"Oh iya ya, bahkan bapak tuh pingin makan rujak mangga langsung di pohonnya." Pak Ahmad tertawa lebar jika mengingat kejadian dulu, pas istrinya bu Tati hamil Adam, dia ngerujak di atas pohon mangga.
"Nah makanya pak, buat mastiin kita ke sana yuk, sekalian kalo Eva belum menyadari kehamilannya, kita bawa periksa aja."
"Baiklah... ibu tunggu sebentar bapak mau beresin ini dulu." Pak Ahmad langsung menyimpan kembali burung burungnya ke gantungan paku yang ada di langit-langit terasnya.
Tak lama mereka sudah ada di jalan raya berbaur dengan kendaraan lainnya.
"Seneng nya sebentar lagi kita bakalan jadi kakek dan nenek." suara bu Tati terdengar riang di telinga pak Ahmad.
"Jangan seneng dulu bu, ini belum pasti, takutnya nanti malah kecewa." seru pak Ahmad mengingatkan karena ini belum tentu benar, mereka hanya menduga-duga saja.
"Tapi ibu mah yakin, pak, sembilan puluh sembilan koma sembilan persen, pokoknya mah."
**Hai readers tersayang, gimana ya nanti saat mereka sampai di rumah Adam.
Yang penasaran ikuti terus ya, jangan lupa tinggal kan jejak.
Makasih ya, lop sekebon 💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Keluarga baru🤗🤗
2023-12-27
0
auliasiamatir
wahh bakal rame nih
2023-10-31
0
Elisabeth Ratna Susanti
ikutan seneng 😍
2023-10-05
0