EPISODE 2

🌺Happy Reading 🌺

Pak Suganda nampak kaget dengan pertanyaan yang Fatimah ajukan kepada dirinya.

"Apa maksudnya?"

"Ak--aku anak si--siapa pak?" Fatimah menatap sendu kearah pak suganda, sementara yang di tanya melongo.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Tolong jawab dengan jujur, pak, aku hanya ingin tahu orang tua kandungku yang sebenarnya, mima mohon!" Fatimah mengatupkan kedua tangan nya di dada memohon, sementara air mata nya terus mengalir membasahi pipi mulusnya tanpa mampu di bendung.

"Kenapa kamu punya pikiran seperti itu, tentu saja kami ini orang tua kandung mu." jawab pak Suganda.

"Aku gak percaya, pak, kalo memang aku anak kandung kalian tapi kenapa kalian tidak pernah menganggap aku seperti yang kalian lakukan terhadap kakak kakakku?"

"Eh Fatimah! maksud kamu apa?" bu Rohana melotot ke arah Fatimah.

"Sikap kalian yang harus aku pertanyakan, apakah aku anak kalian, atau aku hanya seorang anak yang keluar dari sebuah teko yg kalian usap lalu lahir aku, "

"Fatimah, kau memang lahir dari rahim ku, tapi kau anak yang tak pernah aku harapkan, kamu mau tahu alasannya apa?" bu Rohana menatap sinis Fatimah. "kamu anak perempuan dan aku menginginkan anak laki-laki."

"Kalau aku tak pernah kalian harapkan, lalu kenapa kau lahirkan, kenapa tidak kalian bunuh saja aku sejak aku masih bayi, atau saat aku dalam kandungan," Fatimah menatap kecewa sama bu Rohana.

"Itu salah satu penyesalan ku, kenapa tidak menyingkirkan kamu sejak dulu." dengan entengnya bu Rohana mengucapkan semua kata, dia tak peduli apakah ucapan nya sangat menyakitkan hati Fatimah.

Mendengar semua perkataan ibunya Fatimah memegang dadanya, ada rasa yang berdenyut dan sakit yang tak terkira, tanpa berkata lagi Fatimah pergi dari hadapan bu Rohana.

Sejak kejadian itu, Fatimah tak pernah lagi membantah apa yang di perintahkan oleh ibu dan kakaknya, tak peduli selelah apapun ia terus mengerjakan semua pekerjaan rumah dari mulai beberes memasak sampe mencuci ia kerjakan, di mulai dari saat ia bangun tidur sampai tidur lagi ia tak pernah merehatkan badannya, hingga suatu malam, tubuhnya terasa menggigil, Fatimah demam.

Sepanjang malam Fatimah tidak bisa tidur, suhu tubuhnya panas namun ia kedinginan.

hingga pagi menjelang, tubuhnya sudah tak kuat lagi untuk menahan segala rasa sakit yang menjalar, Fatimah gak kuat untuk bangun bahkan sekedar untuk membuka mata pun ia tak kuat, hingga gedoran di pintu kamar terdengar.

DOR... DOR.. DOR

"Fatimaaahh... bangun! keluar kamu--!"

Gedoran tak pernah berhenti di iringi cacian dan omelan bu Rohana sangat memekakkan telinga, tapi Fatimah tetap tak bergeming ia sungguh tak kuat untuk bangun. Sampai akhirnya suara pintu di dobrak.

"Kamu sudah mulai membantah lagi, heh... bangun, pemalas!" bu Rohana mengguncangkan tubuh Fatimah.

"Buu.. a-akuu sa-sak-it maafkan a-ku, bu... " dengan tersendat Fatimah berucap memohon dan memelas.

"Aku tak peduli, cepat bangun bersihkan rumah, lalu nyuci."

Air mata Fatimah mengucur deras, dengan terpaksa ia bangun karena tangannya di tarik dengan sangat kuat hingga terhuyung dan jatuh.

"Gak usah drama, lo lebay banget jadi orang," Maryam yang muncul dari arah kamar mandi mencibir kan bibirnya melihat Fatimah yang tergolek lemas di pintu kamar.

"Eehh... malah tiduran di situ, cepat bangun, bersihkan semua rumah, pemalas!" Bu Rohana mengguyur tubuh Fatimah dengan seember air yang ia ambil dari kamar mandi tadi, Fatimah yang sejak semalam demam tentu saja semakin menggigil, karena ia sudah tidak sanggup lagi untuk bangun akhirnya ia membiarkan tubuhnya semakin menggigil bahkan giginya sampai gemeletuk.

"Rasain, dasar manja!" Maryam lewat begitu saja sambil melangkahi tubuh Fatimah.

Kelakuan mereka sungguh sangat tidak manusiawi, bahkan mereka meninggalkan Fatimah yg meringkuk di depan kamar mandi, hingga gak berapa lama pak suganda datang, Ia heran melihat Fatimah meringkuk di depan kamar mandi dengan tubuh basah dan terlihat kedinginan.

"Mimah, kenapa tiduran di sini, bangun nak pindah ke kamar, ganti bajumu basah begini," pak suganda mengguncangkan tubuh Fatimah tapi sedikitpun gak ada respon dari Fatimah, tentu saja membuat pak suganda khawatir, dirabanya tubuh Fatimah trus ia tempelkan telapak tangannya di kening anaknya itu, ia terlonjak kaget.

"Astaghfirullah, kamu demam, nak, ayok bapak bantu ke kamar." pak suganda membopong tubuh Fatimah dan membawanya ke kamar.dibaringkan nya tubuh itu kemudian ia keluar sambil berteriak memanggil istri dan anak sulungnya.

"Bu.. ibu, Maryam.. "

"Ada apa sih pak teriak-teriak kayak di hutan," bu rohana datang.

"Kamu darimana saja, lihat tuh keadaan anakmu, ia demam sampei jatuh di depan kamar mandi, sana gantiin bajunya dulu, kasian basah begitu! aku mau nelpon mantri kesehatan dulu." pak suganda menunjuk kearah Fatimah yang sedang meringkuk kedinginan, dengan terpaksa bu Rohana melakukan perintah suaminya mengganti semua pakaian Fatimah yang basah karena guyuran air yg ia lakukan tadi sambil menggerutu.

"Kamu tuh nyusahin amat sih, jadi anak," setelah semua selesai ia pun keluar. Tak lama mantri kesehatan datang, langsung masuk ke kamar Fatimah diantar pak suganda.

"Mimah sakit apa, pak?" tanya pak suganda.

"Gak apa apa pak, ia hanya kelelahan dan telat makan aja, usahakan di suruh makan terus minum obatnya pak, dan istirahat yang cukup, takutnya nanti tubuhnya nge-drop." pak mantri memberikan sejumlah obat lalu beranjak dari duduknya. sambil menatap iba pada Fatimah. "Cepat sembuh ya, kamu anak yang kuat." ia menepuk lembut tangan Fatimah, lalu keluar.

"Bu, kasih makan Fatimah kalo perlu suapin, kasian, jika kamu keberatan suruh Maryam, kesampingkan dulu rasa bencimu." pak suganda menatap bu Rohana yang masih anteng di depan tivi gak menghiraukan perintah suaminya, sampai sampai pak suganda menggelengkan kepala melihat sikap istrinya yang notabene masih ibu kandung Fatimah.

"Bu... ibu dengar perintah bapak kan? lakukan atau aku akan panggil Halimah untuk mengurusnya kalo perlu sekalian Fatimah suruh di bawa ke rumahnya." Ucap tegas pak suganda.

Halimah adalah adik kandung pak suganda yang tak kunjung mendapatkan anak hingga kini, melihat perlakuan Rohana terhadap Fatimah seringkali ia berniat untuk meminta Fatimah untuk dia angkat menjadi anak, namun semua itu tak pernah ia dapatkan karena pak suganda tak pernah mengizinkannya, dengan alasan bahwa ia gak mau kehilangan salah satu anaknya, meskipun selama ini ia tahu perlakuan istrinya, bu Rohana yang gak pernah melakukan Fatimah dengan baik beda banget dengan Maryam semua keinginan nya pasti ia turuti.

Bu Rohana masih iam tak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya, membuat pak suganda meradang.

"Apa aku minta Halimah aja buat bawa Fatimah dan mengurusnya, kasian disini pun ia tak pernah mendapatkan keadilan dan kasih sayang ibunya, tadinya aku berharap seiring berjalan nya waktu, Rohana akan berubah tapi ternyata... "

"huups.. " pak suganda menghirup napas panjang, setelah berpikir cukup lama dan melihat keadaan Fatimah ia pun meraih hpnya lalu memencet nomor adiknya meminta datang tak lupa mengabarkan keadaan anak keduanya Fatimah.

Satu jam kemudian Halimah dan suaminya

Rustam datang.

"Apa yang terjadi dengan Fatimah, kang?" tanyanya begitu masuk ke rumah kakak laki-laki satu satunya itu.

"Kamu lihat aja di kamar, dia sakit kalo kamu gak keberatan tolong urusi dia kasian." Ujar pak suganda sambil berjalan memasuki kamar Fatimah diikuti Halimah.

Melihat Fatimah tertidur sambil menggigil kedinginan membuat Halimah khawatir, ia lantas mendekat sambil mengulurkan tangannya memegang tubuh Fatimah, ia kaget begitu tangannya nempel di tubuh Fatimah yang seakan terbakar saking panasnya.

"Ya Alloh, sampai panas begini, sayang bangun ya kita ke rumah sakit, Bibi takut kamu kenapa napa, ayo kang bantuin!" ia melihat ke arang kakaknya lalu mengalihkan tatapannya ke suaminya, yang langsung sigap, sementara bi Halimah memasukkan beberapa pakaian Fatimah buat ganti lalu mereka keluar menuju mobil untuk membawa Fatimah ke rumah sakit.

Bu Rohana yang melihat semua itu gak ngomong apa apa bahkan cenderung cuek, seakan senang Fatimah ada yang membawa pergi dari rumahnya.

-

-

TBC....

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

ini calon orang tua yg bakal nyesel seumur hidup,,

2024-05-04

0

FT. Zira

FT. Zira

like subscribe 🌹 mendarat dengan selamat

2024-01-02

2

FT. Zira

FT. Zira

ni ciri suami gak pantes di sebut suami

2024-01-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!