Episode 15

Happy Reading💓

Adam melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, pikiran sangat kalut mengingat Eva yang keberadaannya belum ia ketahui di mana mananya sementara untuk menyusul ke tempat orang tua Eva ia masih belum berani. 'apa aku beranikan diri aja buat nyusulin Eva, ke rumah mama Halimah ya.'

Sementara setelah kepergian Adam, Lira langsung menemui Eva di jalan yang ada di belakang kantornya, gak sampai sepuluh menit, lira sampai di kedai tukang rujak, ia pun mematikan sepeda motor matic nya lalu turun ketika melihat Eva keluar.

"Gimana apa dia sudah pergi?"

" Sudah, gimana mau langsung pulang atau mampir kemana gitu?" Lira tak menjawab pertanyaan yang Eva lontarkan tadi, ia malah balik nanya.

"Aku mau cari toko yang menjual peralatan dapur, soalnya ribet dan boros kalo makan harus beli terus."

"Ya udah, sekalian aja gue antar, ayok.! "

Eva naik ke boncengan Lira, mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju toko yang menjual semua peralatan dapur, dan membeli peralatan yang Eva butuhkan seperti kompor dan pelengkap nya, bahkan Eva pun membeli kulkas ukuran sedang, sebab ia sangat membutuhkan untuk menyimpan persediaan makanan, tak lupa ia pun meminta semua barang untuk diantarkan oleh pihak toko tersebut.

"Kemana lagi kitah?" Lira melirik Eva yang ada di boncengan.

"Aku turunin aja depan mini market, mau beli sembako dulu, dan kamu bisa langsung pulang biar istirahat.

" Wokeh," Lira membelokkan motornya ketika ada mini market, dan menghentikan laju motor tidak jauh dari pintu masuk.

"Makasih ya, Ra," ucap Eva sambil menyerahkan helm yang tadi di pakai, "loh kok ikut turun?" tanya nya heran ketika lira malah ikut masuk ke dalam toko.

"Mau bantu kamu lah, kamu lagi hamil muda jadi jangan terlalu capek, hayuu... mau beli apa saja?" dengan langkah ringan lira mengambil troli belanjaan dan mendorongnya, sementara Eva mengambil semua kebutuhan nya, setelah selesai mereka akhirnya pulang ke kontrakan Eva, yang barengan dengan datang nya mobil pickup yang mengantarkan perabot dapur yang di beli tadi.

Dengan di bantuan petugas toko semua barang sudah masuk ke dalam rumah.

"Eva, gue nginep di sini aja biar bisa bantuin elo untukvberesin semua barang barang ini, kan elo jangan terlalu capek, kasian sama debay nya. " Imbuhnya lira.

"Memang kamu gak capek, sudahlah besok aja, kita istirahat dulu, kebetulan itu pesanan buat kita makan udah nyampe. " Eva membawa kantong makanan yang di pesan tadi untuk makan malam mereka, dan malam itu lira setelah minta izin nginep di kontrakan Eva.

Sudah tiga hari berlalu, sejak kepergian Eva, Adam akhirnya memberanikan diri untuk datang ke rumah mertuanya. sebab Eva tak kunjung bisa ia temui, menurut lira, Eva menambah cutinya karena ingin fokus untuk mengurus mama nya, padahal tanpa sepengetahuan Adam setiap hari Eva pulang lewat jalan belakang, sedang pergi pagi pagi sekali biar datang tanpa ada yang tahu, sebab ia selalu menunggu jam kerjanya di kantin yang ada di belakang kantornya.

Adam memarkirkan motor di dekat pintu masuk, lantas ia berjalan menuju pintu masuk utama, dengan perasaan was was dan khawatir Eva sudah menceritakan semua yang terjadi di rumahnya saat Eva tiba kemarin lusa.

Tok.

Tok.

Tok

Pintu terbuka dari dalam.

"Loh Adam kirain mama siapa, Eva nya mana?" bu Halimah celingukan ke belakang Adam mencari keberadaan anaknya, tapi gak di temui sosok putri kesayangan nya, Eva. "kamu sendirian, Eva gak ikut?"

Pertanyaan bu Halimah sempat membuat Adam tertegun namun dengan cepat Adam bisa menguasai keadaan kembali.

"Ti-tidak ma, kebetulan tadi aku keluar kantor lewat jalan sini, sekalian mampir lihat keadaan mama dan papa." akhirnya dengan lancar Adam menjawab tanya mama mertua. di ciumnya tangan mama Halimah setelah di persilahkan masuk ia mengikuti mama mertuanya masuk dan mendudukan bokong nya di sopa, "mama sehat?"

"Alhamdulilah, udah mendingan, kamu dan Eva juga baik baik kan, Adam," ucap bu Halimah sambil melangkah ke arah dapur untuk mengambil minum untuk Adam.

Tak lama bu Halimah kembali dengan nampan di tangannya, di taruhnya gelas minuman dan satu toples kue, " minum dulu nak Adam, atau mau sekalian makan biar nanti di siapkan si bibi,"

"Makasih ma, tapi gak usah, kebetulan tadi aku habis makan di luar," tolak Adam, "Papa mana, mah, apa belum pulang?" Adam meraih gelas minuman yang mamah mertuanya suguhkan tadi, di sesapnya perlahan, untuk sekedar membasahi tenggorokan yang sempat kering karena pertanyaan mama mertuanya.

"Mungkin sebentar lagi, oh ya, Adam bilangin sama Eva, hape nya jangan si matiin, terus hubungi mana gitu, soalnya sepulang dari sini belum ngasih kabar, tuh anak kebiasaan banget gak bisa di hubungi." bu Halimah sedikit menggerutu karena Eva gak bisa di hubungi, padahal dia sudah ingin mendengar suara anaknya tersebut.

"Iya ma, biar nanti Adam sampai kan, oh ya, Adam gak bisa lama lama, sebab di tungguin teman, salam aja buat papa." Adam berdiri dari duduknya lalu menyalami mama mertuanya, "Assalamu'alaikum."

" Beneran gak mau makan dulu, ya sudah hati hati di jalan, Wa'alaikumussalam." Bu Halimah mengantarkan kepergian Adam sampai teras rumah, dan baru saja membalikkan tubuhnya hendak masuk rumah suara motor menghentikan langkah nya karena tahu siapa yang datang.

"Assalamu'alaikum, itu seperti motor nya, Adam barusan keluar ma," pak Rustam menerima uluran tangan bu Halimah yang hendak menciumnya.

"Wa'alaikum salam, benar pa, katanya habis dinas luar kebetulan lewat sini, dan mampir."

jawab bu Halimah yang di angguki pak Rustam, lalu keduanya masuk ke dalam rumah.

Pagi hari di kontrakan Eva.

Kedua sahabat itu sudah bangun dan sedang ada di dapur menyiapkan sarapan mereka berdua, Lira sedang membuat kopi, (mereka berdua pencinta kopi), sedang Eva sedang mengolesi Roti dengan selain coklat.

"Lo yakin hari ini mau nemuin Adam, lo dah siap?" Lira mengalihkan pandangan matanya dari teko setelah selesai menuangkanair ke dalam gelas yang sudah di isi kopi tadi kemudian mengaduk nya.

"Siap gak siap, Ra, aku gak mau masalah ini sampe berlarut-larut." Ucap Eva mantap.

"Baguslah, perlu aku temanin?"

"Gak usah, Ra, biar aku sendiri saja, makasih ya untuk semua, kamu selalu ada di saat aku terpuruk."

"Itulah namanya sahabat, Va, lo sudah ku anggap saudara sendiri, senang susah kita selalu bersama." keduanya berpelukan, Lira mengusap lembut punggung Eva memberi kekuatan agar sahabat nya itu selalu tegar menghadapi semua permasalahannya. "Elo tuh perempuan hebat dan kuat, yakin akan bisa menghadapi semua, pokoknya do'a yang terbaik untukmu."

---

Sahabat itu ibarat mata dan tangan, kalo tangan yang terluka maka mata yang menangis dan jika mata yang menangis maka tangan lah yang mengusap air mata itu. so... carilah sahabat yang ada saat kita butuh bukan sebaliknya.

makasih reader ku sayang. jangan lupa habis baca tinggal kan jejak, like komen kalian adalah penyemangat untuk ku. peluk cium jauh para kesayangan 🤗😘

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

untung ada sahabat kek lira ya

2023-10-31

0

Mmh Astri

Mmh Astri

💪💪💪💪 games 👍🥰

2023-10-09

0

Sena judifa

Sena judifa

nyarii jg si adam

2023-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!