💓Happy Reding💓
(Pov Author)
Setelah melaksanakan sholat subuh yang bertempat di mushola Rumah sakit, Eva kembali ke tempat di mana mama nya di rawat, di luar ruangan nampak Adam sedang duduk di kursi yang ada di ruang tunggu. Adam bangkit dari duduknya ketika melihat Eva berjalan ke arahnya.
"Kamu dari mana, sayang, kok tidak bangunin mas?" tanyanya dengan tatapan khawatir, khawatir Eva pergi meninggalkan dirinya.
"Dari mushola, habis, sholat, kamu sudah sholat?"
"Belum, baiklah mas sholat dulu, habis itu kita cari sarapan, kamu tunggu." Adam pun pergi melangkahkan kakinya ke arah mushola.
"Mas, kita langsung pulang aja, kamu kan kerja, dan aku akan mengambil beberapa baju ganti juga semua keperluan selama menunggu mama," Ucap Eva seraya bangkit ketika Adam baru masuk ke ruangan dimana mamanya di rawat. "nanti aku balik lagi kesini, aku sudah mengambil cuti, selama mama di rawat aku ingin menemaninya." Eva menjelaskan semua sebelum Adam bertanya lebih lanjut. dan Adam hanya bisa mengangguk.
"Baiklah, ayok ma, pa, kami pulang dulu, papa istirahat yang cukup, nanti siang aku balik sini." Eva menyalami mama dan papa nya, "Ayok mas cepetan keburu siang, nanti kamu telat masuk kerja." Eva melirik suaminya yang sedang mengalami kedua mama papa nya seperti yang ia lakukan tadi. " pa, neng pergi dulu, assalamu'alaikum." membuka pintu lalu keluar, di ikuti Adam suaminya
Adam dan Eva berjalan bersisian menelusuri lorong rumah sakit yang masih nampak sepi, maklum saat itu waktu baru menunjukan jam 05.20.
"Kamu ngambil cuti, yang, kenapa? bukannya waktu pas kita nikah kamu sudah ngambil cuti tahunan, kok bisa?" tanya Adam sambil melirik Eva yang berjalan di sisi kirinya dengan tangan yang di masukin ke saku jaket, untuk mengurangi rasa dingin di tubuhnya.
"Habis gimana lagi, aku mau merawat mama, kasian, papa juga kan kerja, untuk hari ini papa minta izin gak masuk, sedangkan untuk besok dan seterusnya aku yang akan menemani mama sampai sembuh." imbuh Eva tanpa beban.
"Kerjaan mu dan aku gimana?"
"Untuk kerjaan, aku sudah memutuskan untuk cuti setahun kalo gak bisa mungkin lebih baik berhenti dulu mungkin, kalo untukmu.. kan, aku tak perlu khawatir kan ada istrimu yang lain, mbak Meysa." Eva terkekeh sambil menggedikan kedua bahunya. lalu melanjutkan langkahnya dengan ringan seakan tanpa beban.
Ucapan Eva yang monohok membuat Adam tertegun. "Apa maksudmu, sayang?" ucapnya setelah kembali sejajar dengan Eva.
"Mas, berhenti memanggil ku sayang, setelah kejadian ini aku geli mendengarnya," Eva melirik sinis Adam, "bukan kah ini keputusan yang baik, biar kamu bisa fokus pada anak dan istri mu yang lain, jangan ganggu aku dulu, oke suamiku yang tampan." Eva menepuk pipi Adam sambil tersenyum... sinis.
Adam yang sempat tertegun kembali sadar lalu berlari mengejar Eva yang sudah keluar dari gedung Rumah sakit menuju gerbang.
"Sayang... Eva, tunggu! mas ngambil motor dulu." serunya lalu berlari ke arah parkiran motor, tak lama menghampiri Eva yang sedang berdiri di tepi jalan, "Ayok, naik!" Adam menyodorkan helm nya.
"Aku sebaiknya naik angkot atau taksi aja ya." Ucap Eva tak mau menerima helm yang Adam sodorkan.
"Eva, Aku masih suami mu, jadi wajib hukumnya menurut apa kata suami, naik!" Ucap Adam dengan tegas, melihat roman wajah Adam membuat hati Eva sedikit ciut, di ambilnya helm dari tangan Adam dengan malas malasan lalu naik ke boncengan.
"Benerin dulu helmnya, masa gitu juga harus di kasih tahu tahu, sini!" Adam langsung turun dari motornya setelah menurunkan standar, lalu memasang kan pengait helm, ia tersenyum di buat gemes melihat Eva dengan muka chubby cemberut, di pencetnya hidung mungil Eva, yang di tepis sambil melotot kan mata kearahnya, Adam hanya terseyum sedang Eva tambah cemberut, saat Adam malah menggodanya.
"Jadi pergi nggak? kalo nggak aku turun lagi." sungutnya dengan ketus.
"Eleu.. euleu... yang ngambek, tambah cinta deh, eh iya iya... " Adam yang melihat Eva akan kembali turun dari motor nya cepat cepat naik dan menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.
"Pegangan!" perintahnya sambil melihat Eva dari spion, ia tarik tangan Eva yang malah mencebikan bibirnya cuek.
"Aduh.. " teriak Eva, helm berbenturan sampe menimbulkan suara.
"Habis ngeyel terus sih, jadi pingin bawa belok, mau ya?" Adam melihat ke arah Eva.
"Belok ke mana?" Eva mendekatkan telinga nya hingga dagunya ada di bahu kiri Adam.
"Ke hotel." ucap Adam sambil melirik ke sebelah kiri yang spontan bibirnya mengecup pipi kanan Eva, " CUP. "
Eva tertegun setelah mendengar tawa Adam langsung menonjok bahu kekar Adam, sampai yang punya tubuh berteriak, "Aduh"
"Rasain, makanya jangan modus mulu, kalo gak mau aku tambahin nih." Eva mengacungkan kepalan tangannya ke arah Adam, yang meringis merasakan tonjokan tangan Eva, sedang hati keduanya terasa banyak kupu kupu... dan menghangat.
Sepanjang perjalanan percakapan random menemani mereka hingga tak terasa mereka sampai di depan rumah. keduanya turun lalu berjalan ke arah pintu, Eva mengeluarkan kunci dari dalam tas slempang nya.
Cek klek, pintu terbuka keduanya beiringan masuk menuju kamar, Adam langsung ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri sebelum berangkat ke kantor sementara Eva malah mengepak pakaian dan semua keperluan selama mengurus mama nya yang lagi sakit.
Adam terpaku melihat begitu banyaknya pakaian yang akan di bawa istrinya itu.
"Sayang, kamu tuh mau ngurusin mama, apa mau kabur, pakaiannya banyak banget." Ucap Adam sambil menunjuk koper yang sedang di rapih kan.
Sesaat Eva mendongakkan wajahnya menatap Adam, dengan tatapan tajamnya. "Ngarep banget kamu mas, kalo aku kabur, apa aku wujudkan sekalian ya."
"Ya, kabur aja tapi jangan larang kalo mas akan mencari mu, sampai ke lobang semut pun mas jabanin." Adam nampak cuek walaupun hatinya ketar ketir juga mengingat masalah mereka yang belum kelar. kemudian ia mengalihkan omongan nya dengan menanyakan baju yang akan di pake nya kerja.
Eva mengambil pakaian lalu memberikannya ke Adam, " sarapan di kantor aja ya, aku gak sempat masak mau langsung pergi lagi selesai ini langsung mandi." Imbuhnya yang di angguki Adam dengan berat hati, setelah lah membantu merapihkan kemeja Adam, Eva mengantarkan Adam sampai teras kemudian menyalami tangan Adam suaminya.
"Sayang... kalo mas kangen gimana?" Adam memeluk erat tubuh Eva, sementara yang di peluk terkekeh. ada desir yang menjalar sampai ke ulu hatinya.
"Belum juga pergi, udah di kangenin aja." Eva menatap suaminya yang mulai melonggarkan pelukannya.
"Gak tahu, kok perasaanku, berasa gak enak ya, sayang jangan pergi dulu ya nanti aja barengan, mas juga mau cuti aja," Adam kembali merengkuh tubuh Eva dengan erat, seakan tak mau melepaskan.
"Sudahlah mas, jangan terlalu di dramatisir dah kayak pergi ke planet lain aja, kamu kan bisa nyusul ke sans , itu pun kalo beneran kangen, udah sana pergi, kesiangan." Eva melepaskan diri dari pelukan Adam, "hati hati di jalan."
Mau tak mau akhirnya Adam meninggalkan rumah dan istrinya yang masih berdiri mematung di teras, di pencetnya klakson motornya lalu perlahan melaju membaur dengan kendaraan lainnya.
Setelah motor yang di kendarai Adam suaminya menghilang dari pandangan matanya, Eva pun masuk dan mulai membereskan rumah sambil menyapu dan langsung di pel nya, setelah beres nya iapun membersihkan diri dan bersiap untuk pergi lagi ke rumah sakit, sekalian mampir di tempat nya bekerja untuk menyerah kan surat cuti.
*****
"Sebuah taksi berhenti di sebuah gedung perkantoran, sebelum pintu di buka dan turun ia bicara pada sang sopir.
" Pak tunggu sebentar ya aku mau mampir dulu menyerahkan surat izin cuti."
"Iya bu." angguk sang supir
Perempuan tersebut lalu turun dan berjalan dengan anggun masuk ke dalam gedung tersebut. dia di sambut oleh petugas personalia.
"Siang, bu, baru datang?" sapanya.
"Iya mon, mau pamit," jawabnya sambil tersenyum ramah, memang Eva di kenal semua karyawan karena pribadi nya yang selain cantik ramah dan baik hati, tak pernah pilih pilih teman, mau dia berkedudukan tinggi atau rendah, makanya ia banyak yang suka dalam arti kata suka bukan yang lain 😁.
"Permisi bu Santi, pak Ramon nya ada." Eva menghampiri meja seorang wanita yang menjadi sekertaris atasannya.
"Ada, apa ada keperluan?" tanya Santi.
"Iya bu boleh masuk?" Izinnya.
sebentar aku telpon dulu takutnya lagi sibuk dan tak mau ada yang ganggu.
"Silahkan, beliau menyuruhmu masuk."
Dan Eva pun masuk untuk menyampaikan keperluan nya, tak berapa lama ia keluar dengan sumringah.
--
Makasih yang masih mengikuti Fatimah. tinggal kan jejak berupa like komen dan gift nya biar nambah semangat.
makasih readers kesayangan 😘💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Wihhh ngerii bett
2023-12-22
1
Putra Al - Bantani
lanjut thor
2023-11-12
0
auliasiamatir
nanti lanjut yab thor, mau masak dulu nih
2023-10-09
0