Episode 16

Happy Reading

Mulai hari ini, Eva kembali menghidupkan hape nya, begitu banyak pesan masuk dan panggilan tak terjawab, namun tak satu pun yang ia balas bahkan dari mama nya sekalipun, Eva malah memijit no mama nya, ia bermaksud untuk menanyakan langsung kabar mamahnya.

Deringan pertama belum ada jawaban begitu juga dengan yang kedua membuat Eva khawatir, barulah pada deringan ketiga sang mama menjawab telpon nya.

"Mama--"

"Assalamu'alaikum, neng, ada apa? maaf tadi mama sedang di dapur sementara hape nya ketinggalan di kamar." bu Halimah mengucapkan salam sementara Eva cengengesan karena lupa mengucapkan salam tadi.

"Wa'alaikum salam, maaf neng lupa, Ma."

"Jangan di biasakan, lupa kok sering banget," omel mama nya.

"Hehe... iya maaf, mamaku sayang, gimana kabar mama, sehat, maaf baru bisa ngehubungin mama lagi."

"Alhamdulillah, mama jauh lebih baik sehat walafiat seperti dulu, berkat do'a anak mama yang cantik." bu Halimah terkekeh.

"Syukurlah, neng seneng dengernya."

"Loh memangnya Adam gak cerita gitu, pas kemarin dia mampir ke rumah, tapi kayaknya terburu buru, di suruh makan juga dia nolak, alasannya udah di tunggu untuk pulang."

'mas Adam, ke rumah mau ngapain?, atau nyari aku ya.. "

"Neng.. malah bengong." ucapan sang mama me. buat Eva kaget.

"Enggak kok ma, syukurlah, oh ya sudah dulu ya ma, udah siang Eva berangkat kerja dulu, assalamu'alaikum." setelah mama nya menjawab salam Eva memutuskan telponnya.

--

Eva dan Lira tengah ada di perjalanan untuk berangkat ke tempat kerjanya yang bisa di tempuh hanya dengan 15 menit, saat mereka tiba di parkiran, mereka di kejutkan dengan kedatangan Adam yang tiba-tiba sudah berada di sana.

"Eva, sayang... darimana saja kamu, mas cariin kamu ke mana-mana." Ucap nya Adam dengan binar rindu terpancar dari sorot matanya yang ia tunjukkan untuk Eva istrinya yang pergi meninggalkan dirinya.

Tangannya mencekal pergelangan tangan Eva, sepertinya ia takut Eva kembali

melarikan diri, meninggalkan nya.

"Hmm.... mas, bisa gak lepasin dulu tangannya, sakit." Eva menarik tangannya sambil meringis merasa sakit karena pegangan erat Adam.

"Maaf, beri mas waktu untuk bicara." mohon nya.

"Ini sudah hampir masuk jam kerja, kalo mau nanti siang aja tunggu di cafe depan." Eva melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangan kanannya. " sudah siang takut terlambat."

"Baiklah, tapi jangan sampai ingkar janji, nanti mas jemput ke sini, sekarang mas balik dulu." tangan Adam terulur dengan muka malas Eva menyambut uluran tangan Adam, dan terpaku saat bibir Adam mengecup keningnya, di hembuskannya napas dengan kasar, Eva tak menolak karena dia sadar walau bagaimana pun Adam masih tetap suaminya.

"Jangan khawatir, aku bukan tipe orang yang suka mengobral janji tanpa pembuktian."

Ucapan Eva membuat Adam tertohok, ia pun berlalu mengambil motor nya dan pergi meninggalkan Eva yang masih memandang kepergiannya.

"Ayo ah masuk, jangan bengong gitu." lamunan Eva buyar ketika tangan lira merangkul pundak nya dan mengajak masuk ke dalam gedung perkantoran tempat Eva dan Lira mengais rezeki selama ini.

"Hah...!maaf terlambat, hari ini pekerjaan ku numpuk." begitu sampai di cafe, Eva segera mencari keberadaan Adam, setelah ketemu segera di hampiri dan langsung mendudukan bobot tubuhnya di atas kursi yang ada di depan Adam, akhir akhir ini tubuh nya cepat lelah, mungkin bawaan kehamilannya.

"Gak apa apa, mas juga baru nyampe, mau makan apa? biar mas pesenin.

" Apa saja mas, samain aja sama punya mu."

"Oke," Adam memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya, "minumnya apa, sayang?" tanya nya sambil menatap Eva.

"Jeruk hangat, yang rada asem asem dikit ya." pesannya pada pelayan.

"Kenapa yang masam, ntar perutnya sakit."

"Aku kepingin yang seger, mas." ucap Eva sambil tersenyum masam.

"Ada yang lain lagi? bu, pak? "

"Itu aja."

Pelayan pun pergi meninggalkan keduanya.

"Sayang, kamu sekarang tinggal di mana, kenapa pergi dari rumah, balik lagi ya, mas khawatir. " Adam hendak menyentuh tangan Eva yang berada di atas meja, tapi Eva segera memundurkan tangannya berada di pangkuan nya.

"Di mana aku tinggal sekarang, gak penting kamu tahu, mas, bukannya kamu sekarang sudah nyaman tinggal bareng sama anak istrimu." Eva tersenyum walau dengan raut muka penuh luka.

" Maaf kan aku, sayang, waktu itu aku gak mikir panjang, sebab Meysa lagi sakit dan difya gak ada yang ngurus, akhirnya aku membawa mereka ke rumah kita."

"Ralat, RUMAHMU."

"Eva.. mas.." ucapan Adam terhenti karena kedatangan pelayan yang mengantar pesanan mereka.

"Kita makan aja dulu!" Adam menggeser makanan untuk Eva juga minumannya. Dengan tak berselera Eva memakan makanannya, baru saja separuhnya makan tiba-tiba perutnya serasa di aduk aduk, enek.

"Mas, aku ke toilet dulu." ucap Eva lalu berjalan dengan cepat menuju toilet tanpa menunggu jawaban dari Adam.

Begitu sampai di toilet, Eva memuntahkan semua makanan yang ada di perutnya hingga ia terduduk lemas di atas closet, di usapkan tangan ke perutnya lalu mengelus nya dengan lembut. perlahan kembali berdiri lalu keluar.

Adam khawatir karena Eva begitu lana di toilet hingga ia menyusul nya.

"Sayang, kamu sakit, mukamu sampei pucat begitu, mas antar ke dokter ya, ayo..!! " Adam memegang tangan Eva yang terlihat lemas dan memapahnya ke kursi yang tadi mereka tempati.

"Gak papa, aku cuma lemes aja, mag ku kambuh kek nya, nanti minum obat juga sembuh." Eva minum air jeruk yang udah agak dingin.

"Yakin? ke dokter aja ya biar mas tenang, terus nanti kita pulang ke rumah ya." imbuh nya.

"Mas! beneran aku gak papa."

"Kita pulang ke rumah ya!" ajak Adam keukeuh.

"Gak!! kalo balik ke rumah itu bukannya sembuh yang ada aku makin tambah sakit, tahu gak sih." Eva menepi akan tangan Adam yang hendak menggandeng tangannya.

"Kenapa bilang gitu, itu kan rumah kita, sayang."

"Rumah kita? gak salah tuh.. kalo itu memang rumah kita seperti katamu, lantas kenapa kamu seenaknya membawa orang lain ke rumah itu, sadar gak sih? kamu gak ngehargai aku banget." buliran bening mengalir dari kedua mata Eva, dengan kasar ia segera menghapus nya, "maaf jangan pernah berharap aku kembali lagi ke rumah itu, sedikitpun aku tak pernah punya niat untuk itu, sebaiknya kita berpisah saja."

"Eva.. hati hati dengan ucapan mu, mas tak mau berpisah denganmu."

"Kamu egois, kamu tak pernah mengerti perasaan ku, aku pergi tak ada gunanya kita bicara lagi." Eva beranjak dari tempat duduknya lalu keluar tanpa menghiraukan panggilan Adam.

--

Tekan jempolnya juga tanda ❤

Makasih... 😘😘

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Cieee🤭🤭🤭

2023-12-23

1

auliasiamatir

auliasiamatir

adam jadi orang gak punya prinsip

2023-10-31

0

Sena judifa

Sena judifa

ayo eva semangat

2023-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!