Episode 17

Happy Reading

Adam yang sempat tertegun segera sadar, di kejarnya Eva yang sedang berjalan yang tak henti kedua tangannya menyusut air mata yang terus mengalir, tak peduli meski semua orang yang berpapasan dengannya menatap dengan heran.

"Eva... tunggu ...!! " Adam terus berteriak sambil berlari mengejar Eva yang hendak menyebrang jalan, "Evaaa... awaass!!!! "

Ckiiitt

Suara rem mobil membuat Eva kaget, lama lama kesadarannya hilang, Adam yang melihat tubuh istrinya luruh segera berlari mendekatinya, bahkan semua orang yang kebetulan di sana pun berbondong-bondong menghampiri meski cuma menyaksikan seperti tontonan gratis.

"Ya Allah Eva.. untung gak sampe ke tabrak coba kalo tadi sopir itu meleng, mas gak bisa ngebayangin apa yang akan terjadi,mas gak sanggup kehilangan kamu, Eva. " lirih Adam sambil memeluk tubuh Eva yang belum sadar dari pinsan nya karena kaget tadi.

"Maafkan saya pak, tiba-tiba mbaknya tadi nyebrang." ucap orang yang tadi hampir menabrak Eva.

"Gak apa apa pak, ini istri ku yang salah."

"Kita bawa ke Rumah Sakit aja, mas, itu kasihan istrinya pingsan, mari saya antar." imbuhnya sopir yang kisaran berusia 30 tahunan.

Setelah Adam menyetujui nya, kemudian ia membopong tubuh Eva dan membawanya ke mobil yang pintunya sudah di bukakan oleh sang sopir tadi, kemudian melajukan kendaraannya menuju Rumah Sakit, tak lama mereka sudah sampai di depan UGD Rumah Sakit terdekat.

Dengan tergesa-gesa kembali Adam membopong tubuh memasuki ruang UGD, sementara sopir tadi memarkirkan mobilnya.

"Suster... tolongin istri saya, dia pingsan! "

"Tidur kan di sini, pak!" dengan cekatan suster segera mengarahkan Adam supaya menidurkan Eva di atas brangkar, " bapak nya keluar dulu, ya biar dokter memeriksa keadaan mbak nya."

Adam keluar dengan perasaan was was, takut terjadi apa apa dengan Eva.

"Mas, bagaimana keadaan mbak nya, sekali lagi saya minta maaf, sungguh saya gak sengaja." sekali lagi sang sopir meminta maaf atas kejadian yang hampir menabrak Eva.

"Karena saya ada kepentingan, maaf gak bisa nungguin mbak nya sampai sadar, ini ada sedikit uang buat berobat, mohon di Terima ya, mas, bila masih kurang hubungi saya aja!" pria tersebut memberikan amplop putih ke pangkuan Adam yang berisikan uang cash dan juga kartu nama. "saya permisi dulu, mari. " lalu pergi dengan tergesa-gesa.

Sementara di ruang pemeriksaan dokter.

"Uugghh... " Eva tersadar dari pingsan, ia langsung meringis merasakan sakit di bagian lutut yang tadi terkena aspal, "di mana ini?" matanya membelalak ketika sadar di mana ia sekarang.

"Syukur lah ibu sudah sadar, bagaimana apa masih ada pusing?" dokter muda itu tersenyum ke arah Eva, "sebaiknya ibu istirahat dulu. "

"tta--pii dok, bagaimana dengan kandungan saya, apa tidak kenapa napa?" Eva memegang perutnya khawatir.

"Alhamdulillah, dedek bayinya kuat, dia gak apa apa."

"Dok, siapa yang mengantarkan ke rumah sakit ini?"

"" Suaminya, bu, apa ibu mau bicara padanya, biar saya panggil."

"Mas Adam?.. dokter.. suster.. saya mohon jangan kasih tahu kehamilan saya dulu sama suamiku! " Eva memohon dengan menangkup kan kedua tangan nya.

"Loh kenapa, bu, suaminya belum tahu kehamilan ibu, kenapa?" dokter juga suster nampak keheranan, "bukannya ini kabar bahagia?"

"Saya tadi nya emm mau ngasih kejutan, tapi keburu kecelakaan." Eva menundukan wajahnya membuat dokter dan suster tersenyum.

"Ekhem, baiklah kalo begitu, semoga kejutan nya lancar ya bu, istirahat saja nanti kalo infusan udah habis baru bisa pulang." imbuhnya dokter kemudian permisi di ikuti oleh suster meninggalkan ruangan tempat eva di rawat.

Adam segera berdiri begitu melihat dokter keluar dari ruangan Eva, "Bagaimana dok, istri saya, gak parah kan?"

"Alhamdulillah, dia gak apa apa cuma luka lecet aja di lutut." dokter itu menjawab dengan tersenyum. "Selamat ya."

"Selamat apa, dok saya boleh masuk menemui istri saya?" ucapan dokter membuat Adam sedikit heran.

"Ah itu.. selamat karena istrinya gak apa apa, silahkan temenin istrinya, nanti baru pulang setelah cairan infusan nya habis." Adam tersenyum sumringah lalu ia masuk ke dalam untuk menemui Eva dan melihat keadaannya.

"Syukur lah kamu gak cedera serius, sayang mas tadi sempat khawatir." Adam duduk dekat ranjang tempat eva berbaring, "kata dokter boleh pulang kalo cairan infus nya sudah habis, sekarang kamu istirahat aja," di genggamnya kedua tangan Eva dengan erat.

"Aku gak ngasih tau orang orang kantor, dan belum izin, kamu tahu tas ku di mana mas, aku mau nelpon lira dulu.

Adam tak Memperlihatkan tas Eva yang dari tadi ia jinjing, kemudian membuka dan mengeluarkan hape untuk menghubungi lira sahabat Eva, "biar mas aja yang menghubungi." lalu di temannya begitu nama kontak lira ketemu.

"Hallo.. Evaa.. kamu dimana kok gak balik lagi ke kantor pada--"

"Halo, Ra, ini aku Adam, Eva di rumah sakit tadi kecelakaan," potong Adam karena kupingnya terasa berdengung mendengar suara lira.

"APA..?? trus eva nya mana, gak parah kan, aduh kok bisa begini.. gimana kejadian nya... " cerososan lira membuat Adam menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Biar aku yang bicara." Eva meminta hapenya, sambil tersenyum karena hapal gimana lira kalo panik.

"Halo, Lira ini aku, tenang aku gak apa apa, ini sudah di periksa kok."

"Lalu ka--"

"Lira aku gak apa apa, tolong izinin aku ke windi dan katakan saja gimana alasannya, nanti kalo aku sudah balik ke rumah, aku pasti cerita, oke?? " Eva yang ngerti kemana arah pembicaraan lira langsung memotongnya takutnya nanti lira malah keceplosan.

"Hmm baiklah nanti sepulang kerja aku nengok kamu. "

"Iya, ke rumah aja, soalnya setelah infusan ini habis ku juga pulang, yuk makasih ya, bye." telpon langsung Eva tutup, lalu melirik Adam yang masih duduk di sisi ranjang.

"Mas, kalo kamu mau balik ke kantor, balik aja, aku gak papa kok, setelah ini juga mau balik."

"Tadi sudah minta izin kok, aku temenin kamu aja di sini, sekarang kamu istirahat aja, nanti mas bangunin kalo sudah waktunya pulang. "

Eva merebahkan tubuhnya yang masih sakit di bagian lutut juga kepalanya masih pusing.

Adam masih setia menemaninya, bahkan tangannya yang sebelah terus di genggam sampai keringetan.

Satu jam berlalu, akhirnya suster melepaskan jarum di punggung tangan Eva, tak lama Eva pun bersiap untuk pulang.

"Mas, ini habis berapa biar aku ganti." ucapnya sambil mengeluarkan dompet dari dalam tasnya.

"Kamu ini apa apaan sih, kamu tuh istriku jadi tanggung jawabku, simpan saja uangmu dan ini, orang yang tadi hampir menabrak mu memberikan uang, nih." Adam meletakkan amplop ke tangan Eva, Terima aja." Imbuhnya.

"Ayo.. pulang!" Adam meraih tangan Eva ke dalam genggaman nya mereka berjalan saling bertautan.

"Mas antar pulang kamu dulu, nanti aku kembali lagi ke cafe, soalnya motor mas masih di sana."

"Gak usah mas biar aku pulang sendiri,"

"Hilangkan dulu keras kepala mu, ayo.. " setelah taksi pesanan mereka datang, Adam segera membuka pintunya dan menyuruh Eva naik kemudian ia menyusul nya, Eva akhirnya pasrah dan menurut walau dalam hatinya merasa bingung, dia tak mau Adam mengetahui di mana tempat tinggal nya sekarang, sepanjang perjalanan ia terus berfikir gimana caranya supaya ia bisa menghindari suaminya itu.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Tau ahhhh, kok gedek juga aku

2023-12-23

1

auliasiamatir

auliasiamatir

adam adam..., 🤔🤔🤔

2023-10-31

1

Sena judifa

Sena judifa

jd rumitkan kisahx Eva adam nih

2023-10-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!