..."Hanya karena aku bisa memikulnya, bukan berarti itu tidak berat. Kadangkala, tersenyum menyakinkan diri sendiri kuat adalah satu-satunya pilihan yang ku dapat."...
..._Unknown...
...Happy Reading Semua...
.......
.......
18. Teman dan Anggota Baru
Sedangkan Megan kini menatap kearah Helena yang dari tadi diam saja, seolah tidak begitu tertarik dengan obrolan mereka.
Namun sebenarnya, Megan belum mengetahui jika Helena tergolong pada orang yang tidak banyak bicara. Bahkan akan cenderung terus diam, jika tidak ditanya terlebih dahulu.
Selain itu, Helena cenderung cuek pada orang yang baru dikenal dan ditemuinya. Sedangkan, jika pada orang yang sudah akrab dengannya Helena akan berubah menjadi orang yang banyak bicara dan hangat.
Helena hanya akan menunjukan dirinya yang sebenarnya, pada orang yang benar-benar dekat dan sudah kenal lama dengannya.
Tapi Megan akui, jika Helena terlihat lebih dewasa dari ketiganya, Lucas dan Gracia. Dari awal, terlihat Helena begitu memperhatikan dan juga memberi tahu apa yang harus Megan lakukan.
"Kalau Kakak, siapa nama Kakak?" Tanya Megan sambil menatap Helena yang tepat berada didepannya.
"El," Lucas dengan sengaja menyenggol tangan Helena yang berada disampingnya. Seolah memberi tahu, jika Megan bertanya padanya.
Helena yang dari tadi diam dan fokus pada makanannya, kini mulai mengangkat sedikit wajahnya. "Helena," singkat Helena sambil menatap lurus tepat pada kedua mata Megan.
Deg
Entah mengapa, Megan merasa aneh dengan tatapan yang Helena berikan. Ada sebuah rasa aneh yang tidak bisa dijelaskan oleh dirinya sendiri.
"Kami biasa memanggilnya El. Ku rasa kamu juga bisa memanggilnya seperti itu, tidak apa kan El?" Gracia memberi tahu cara mudah untuk memanggil Helena, karena akan terlalu sulit jika harus memanggil Helena dengan nama penuh.
"Ya," setuju Helena yang memang tidak pernah keberatan dengan nama panggilan orang lain padanya, selagi itu layak dan tidak seolah menjelekkan namanya.
Setelah mengatakan hal tersebut, Helena melihat kearah makanan Gracia dan Megan yang terlihat masih cukup banyak. Sedangkan untuknya dan Lucas hanya tinggal beberapa bagian lagi. "Bisakah, segera habiskan makanan kalian?! Sebentar lagi waktu istirahat akan segera berakhir."
Sontak perkataan Helena membuat Gracia tersadar dengan makanannya yang belum habis, yang bahkan masih tersisa begitu banyak. Tanpa banyak kata lagi, Gracia segera melahap makanannya dengan sedikit cepat.
Sedangkan Lucas, hanya kembali mengunyah dengan santai. Toh, makanannya hanya tersisa sedikit lagi.
Dan untuk Megan, entah mengapa dia merasa jika setiap perkataan Helena terdengar seperti sebuah perintah, dibandingkan sebuah pertanyaan. Dia sendiri bisa merasakan aura berbeda disetiap Helena berbicara, serius dan sekilas terlihat aura kepemimpinan dalan diri Helena.
Sama halnya dengan yang lainnya, Megan sendiri tanpa banyak bicara lagi segera mengahabiskan makananya. Dia sendiri tidak mau ditinggalkan oleh ketiga Kakak kelasnya itu, sekaligus orang yang baru dia kenal.
Dan bagaimana cara Megan bisa tau, jika Helena dan teman-temannya adalah Kakak kelasnya. Caranya bisa dilihat dari lambang yang berada diseragam mereka masing-masing.
Setiap angkatan akan memiliki lambang yang berbeda disetiap seragamnya, bahkan warnanya pun ikut berbeda. Hal itu bertujuan untuk memudahkan murid lain bahkan guru untuk mengetahui identitas murid tersebut.
Helena, Lucas dan Gracia memiliki lambang kelas dengan jenjang terakhir diseragam mereka. Sedangkan Megan sendiri baru saja berada dikelas dengan jenjang awal pada seragamnya.
Hal itu sangat memperjelas bahwa Helena dan teman-temannya berbeda kelas dan jenjang dengan Megan.
Beberapa menit berlalu dan makanan mereka sudah habis tanpa sisa. Dengan diawali oleh Helena yang lainnya ikut mengekori kemana Helena pergi, dimana Helena pergi untuk menyimpan kembali bekas makannya ketempat yang sudah disediakan.
Hal tersebut dimata orang lain malah terlihat seperti seorang Ibu dengan ketiga Anaknya.
Helena dan printilannya.
Setelah semua orang menyimpan nampan mereka, mereka pun berjalan keluar kantin tanpa menghiraukan bisikan orang lain bahkan omongan orang lain tentang mereka.
Mungkin kini Helena tidak hanya akan diikuti oleh kedua temannya, tapi akan ada orang baru yang mengikuti dan bergabung bersama.
Helena, Lucas, Gracia, dan mungkin anggota baru yaitu Megan.
***
Ditempat lain, lebih tepatnya markas inti The Black Dream. Semua anggota inti, kecuali Helena sudah kembali berada dan berkumpul ditempat itu.
Kembali berkumpul untuk membahas masalah yang baru-baru ini terjadi dan masih belum terselesaikan.
"Ada dia benar-benar hanya main tembak-tembakan saja kemarin?" Tanya Dalbert pada Alterio yang sibuk pada sebuah berkas ditanganya.
Sedangkan Alterio yang awalnya sedang membaca berkas, kini menatap Dalbert. "Ya, menurut anak-anak dimarkas dia hanya bermain dan berlatih tembakan disana. Memangnya kenapa?"
"Hanya sedang menebak saja, bagaimana cara dia dapat menemukan menyusup dalam markas kita. Sedangkan dia dengan santainya hanya bermain tembakan seharian," Dalbert sendiri tidak mengerti cara apa yang hendak Helena lakukan untuk menemukan penyusup kali ini.
Tindakan Helena terlihat begitu santai, dan cenderung cuman main-main saja sekarang. Namun, mungkin tidak ada yang tahu bahwa Helena sudah mempunyai rencananya sendiri.
Yang tidak diketahui orang lain, hanya dirinya saja yang tahu.
"Tenang saja Bos, anda tau sendiri bagaimana dia. Dia suka sekali membuat kejutan untuk semua orang, terlihat santai namun mematikan." Seringai Alterio diakhir kalimatnya, dia sendiri sudah tau dan hapal bagaimana sifat Helena ketika bekerja didunia gelap ini.
"Ya, aku pun tau. Tapi tetap saja aku sangat penasaran dengan hal tersebut," gerutu Dalbert yang sangat tidak cocok dengan muka sangarnya.
Dapat diingat, jika Dalbert akan hangat dan ramah pada orang yang dikenalnya. Meskipun muka garangnya tidak bisa diubah sedikitpun, jika boleh jujur Dalbert akan tampak lebih seram meski ketika sedang tersenyum sekalipun.
Sedangkan Alterio tidak tahu harus menjawab dan berkata apa lagi, bagaimana pun dia juga tidak tahu akan rencana yang telah Helena siapakan.
Tidak lama dari itu datang Miller dan Keano yang baru saja membawa makanan dari luar. Pusat perhatian Dalbert kini mengarah pada Miller, dia teringat sesuatu yang harus ditanyakan.
"Ada suatu hal yang ingin ditanyakan kepadamu, tapi aku selalu lupa." Kata Dalbert sambil menatap Miller, yang membuat Miller menautkan kedua h alisnya tanda bertanya.
"Apa itu?"
"Bagaimana keadaan Putra ku?"
"Ouh itu, dia baik tapi terlihat selalu merengek ingin segera pulang."
"Hahaha," tawa Dalbert menggema didalam ruangan besar itu. Tawanya terdengar horor untuk orang yang baru mendengernya, tapi untuk para anggota itu suatu hal yang sudah biasa. "Sudah sangat tepat seperti dugaan ku, dia memang tidak bisa jauh dari Daddy tersayangnya ini." Kata Dalbert dengan penuh percaya dirinya.
"Dia pasti sangat merindukan ku kan?" Dalbert kembali bertanya pada Miller dengan bibir yang masih merekah menahan senyumnya.
"Ku rasa dia sangat merindukan Edyln," celetuk Miller dengan entengnya. Yang malah membuat senyum diwajah Dalbert menghilang seketika, dan menatap tajam pada Miller.
"Kau!"
"Mati aku," batin Miller yang siap menerima amukan dari Dalbert.
To Be Continue
Haiiii👋👋👋
Author yang baik ini kembali menyapa.
Makasih buat yang udah baca, kalau ada typo tolong tandai ya. Jangan lupa rutinitas like, vote dan komen. Gratis kok dan gak ribet, jadi yuk langsung like, vote dan komen!
Semoga suka dengan cerita ini, bay bay see you next part.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments