Helena Edlyn Maddison

..."Sabar adalah bentuk cinta yang paling tulus saat kau benar-benar serius merawat seseorang yang tak berhenti memproduksi luka."...

..._Putu Bagus Ade...

...Happy Reading Semua...

.......

.......

5. HELENA EDLYN MADDISON

Suatu pagi di hari yang cerah, untuk memulai hari pagi yang baru. Beraktivitas seperti biasanya seperti bekerja, belajar, maupun melakukan hal lainnya yang sudah biasa di lakukan hari-hari sebelumnya.

Sama halnya dengan Helena. Helena Edlyn Meddison, seorang yang ikut melakukan aktivitas pagi seperti biasanya. Yang sudah siap dengan seragam sekolahnya, kini mulai melakukan sarapan paginya dengan segelas susu dan sepotong roti. Tidak lupa, dengan suasana hening yang selalu menemaninya untuk mengahabiskan sarapan tersebut.

Kemana orang lain? Kemana orang tuanya?

Jawabannya, tidak ada.

Hanya dia sendiri di rumah itu. Rumah yang sederhana yang sudah dia tempati selama 18 tahun lamanya, dari dia lahir sampai dengan sekarang yang sudah tumbuh menjadi seorang remaja perempuan yang cantik.

Ibunya meninggal saat dia berumur 16 tahun. Tepatnya 2 tahun yang lalu saat dia baru masuk Senior High School, dan sekarang dia menduduki bangku Senior High School dengan tingkat tahun terakhir.

Ayahnya?

Entahlah, hanya Tuhan dan Author yang tau dimana Ayah gadis itu berada. Sejak kecil dan mungkin saja dari lahir, dirinya sudah tidak memiliki serta bahkan tidak pernah melihat sosok Ayah di hidupnya.

Apa dia tahu wajah ayahnya?

Tentu saja tahu, dia tahu dari sebuah foto yang sudah usang. Dimana foto tersebut terdapat sepasang suami istri, dan di belakang foto tersebut terdapat nama Ayah dan Ibu gadis tersebut.

Tetapi, yang jadi masalah adalah bagaimana wajah Ayah nya sekarang? Sedangkan foto tersebut saja di ambil saat dia belum lahir.

Mungkin dia tidak tahu akan wajah Ayahnya sekarang, tapi satu fakta yang dia tahu bahwa Ayahnya tersebut masih hidup sampai sekarang.

Antara sedih atau bahagia yang dia harus rasakan. Disatu sisi dia sedih, mengapa Ayahnya meninggalkannya dan Ibunya? Apa salah Ibunya sehingga Ibunya di tinggalkan, dan Ayahnya memilih wanita lain juga kehidupan lain?

Dan disatu sisi juga, dia bahagia ternyata Ayahnya masih ada di dunia yang sama dengan dirinya, karena bagaimana pun itu adalah Ayah nya.

Helena tidak akan ada, jika Ayah nya tersebut tidak ada. Jadi seburuk apapun Ayahnya, dia masih bersyukur karena Ayahnya dia ada di dunia. Meski dengan kehidupan yang tidak di inginkan oleh orang lain termasuk dengan dia sendiri.

Apa dia punya saudara?

Tidak, Helena merupakan anak tunggal dari kedua orangtuanya. Sehingga, hanya dia seorang yang harus menjalani kehidupan sedih tersebut hari-hari.

Jadi dia hidup sebatang kara?

Ya, tentu saja.

***

Helena melangkah keluar rumah menuju sekolahnya, hanya perlu 15 menit untuk sampai ke sekolah tersebut dengan memakai kendaraan umum.

Helena menunggu kendaraan umum tersebut sambil menyanyi pelan, tidak berselang lama sebuah kendaraan umum tersebut berhenti tepat di depan nya.

Baru saja Helena akan menaikan satu kakinya untuk masuk kedalam, tetapi terlebih dahulu terdengar teriakan dari seseorang yang mengurungkan langkahnya.

"Woi, tunggu!!" Teriakan tersebut sangat keras, sehingga mengagetkan Helena serta mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam.

Dengan segera Helena melihat ke sumber suara, "bisa gak sih? Gak usah teriak segala!" Kata Helena dengan galaknya, sambil menatap datar orang yang berteriak tadi.

Sedangkan orang yang di marahi hanya tersenyum tidak jelas, dan berbicara singkat "hehe maaf."

Tidak mau memperpanjang hal itu, mereka berdua pun bergegas masuk kedalam kendaraan umum tersebut, yang dapat mengantarkan mereka berdua ke sekolah.

Sambil menunggu sampai ke sekolah, sepanjang perjalanan mereka berdua berbincang ringan seperti mana sahabat dekat pada umunnya.

"El, nanti malem bagian jadwal kita manggung. Jangan kemana-mana!" Kata orang yang merupakan salah satu sahabat Helena, yaitu Lucas.

Sedangkan Helena mengerutkan dahinya, merasa tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya. "Loh, bukannya besok ya?"

Tentu saja Lucas langsung menggeleng pelan, "bukan El! Nanti malem jadwalnya, masa kamu  lupa sih? Baru aja kemari malem kita bahas di grup chat."

"Oh iya, mungkin aku lupa." Ringis Helena yang memang lupa apa yang sudah terjadi semalam.

"Cih, masih muda udah pelupa aja."

"Eh, cuman lupa doang. Lagian lupa tidak memandang umur ya," bela Helena yang memang sedikit tidak suka dengan apa dikatakan oleh Lucas.

"Iya-in aja biar cepet."

Kendaraan umun tersebut berhenti tepat di sekolahan mereka, dan dengan segera mereka berdua turun setelah membayar ongkos kendaraan umum tersebut.

Mereka berdua berjalan menyusuri lorong dan sesekali menaiki tangga menuju kelas mereka, yang memang letak kelas mereka berada dilantai paling atas. Dimana secara kebetulan juga, mereka selalu satu kelas sejak masuk Senior High School.

Sesampainya di kelas, mereka disambut oleh begitu banyak teman sekelas mereka yang telah lebih awal berada di kelas.

"Good morning all," dengan semangat dan juga kencangnya Lucas menyapa teman-teman lainnya yang ada di kelas.

Begitu masuk kebiasaan Lucas adalah berdiam diri didepan kelas dan akan mengeluarkan terlebih dahulu kata-kata unpaedah nya dipagi hari. Sedangkan, Helena memilih untuk segera duduk dibangkunya.

"Berisik, kagak usah teriak juga kali!" Salah satu teman sekelasnya menimpali teriakan tersebut, karena sedikit merasa terganggu dan mungkin terkejut dengan teriakan Lucas.

"Gak teriak, gak rame. Lagian kalian kok pada diem aja? Ngobrol dong, ngobrol."

Sedangkan teman yang lainnya hanya bisa memutar bola mata mereka dengan malas, melihat kelakuan serta perkataan absurd dari Lucas disetiap harinya.

Melihat teman-teman sekelasnya hanya diam saja, membuat jiwa cerewet Lucas meronta-ronta. "Eh, kalian pada tau gak berita heboh pagi ini?"

"Apa?"

Meskipun terdengar nada malas dari orang yang bertanya, tapi tidak urung juga hampir semua orang mulai tertarik dengan topik pembicaraan tersebut.

Maklum, Lucas merupakan informan yang berada dikelas mereka. Hampir semua berita terupdate, Lucas mengetahuinya. Entah bagaimana hal itu bisa diketahuinya, yang penting mereka ada bahan gibah bareng.

"Black Dream, mereka berhasil menangkap semua dalang di balik pembunuhan berantai itu. Wah..hebat banget," dengan begitu antusias Lucas menceritakan hal tersebut.

Perlu sedikit info bahwa Lucas juga merupakan fans berat entah ringan dah, yang pada intinya Lucas sangat menyukai hal-hal yang bersangkutan dengan The Black Dream.

"Seriusan? Gak bohongkan?"

"Bener lah, sejak kapan seorang Lucas Albert penyebar kebohongan?"

"Sejak lu suka ngomongin orang lain, disitu setiap berita harus dipertanyakan kebenarannya."

Seketika gelak tawa memenuhi kelas tersebut, mereka terlihat senang melihat wajah kesal dari Lucas.

"Sial*n," umpat Lucas yang merasa sedikit tidak senang mendapatkan ejekan dari teman-temannya.

"Eh, tapi beneran nih?" Salah satu teman kelasnya kembali bertanya karena merasa penasaran dengan kebenaran yang dikatakan oleh Lucas.

"Kamu nanyakkkk?"

To Be Continue

Haiiii👋👋👋

Author yang baik ini kembali menyapa.

Makasih buat yang udah baca, kalau ada typo tolong tandai ya. Jangan lupa rutinitas like, vote dan komen. Gratis kok dan gak ribet, jadi yuk langsung like, vote dan komen!

Semoga suka dengan cerita ini, bay bay see you next part.

Terpopuler

Comments

Jjae23

Jjae23

sangat iconik sampe buat orang kesel setiap nanya di jawab kayak gini/Doge//Awkward/

2024-02-14

0

Machan

Machan

ngupi hola thor☕

2023-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Matheo Mark Dalton
3 Dalton Colection
4 What is Blackdor?
5 The Black Dream
6 Helena Edlyn Maddison
7 Bukan Trio Wek-wek
8 Dalton High School
9 Pertemuan Tidak Terduga
10 Black Fire
11 Bertemu Lagi
12 Siapa Dia?
13 Hari dan Hal yang Melelahkan
14 Rencana A
15 Disisi Lain
16 Rutinitas Pagi
17 Murid Baru
18 Megan Kylie Dalton
19 Teman dan Anggota Baru
20 Sebuah Permainan
21 Permainan Sesungguhnya
22 Memungutnya Dijalan
23 Ruang Bawah Tanah
24 Jauh Berbahaya Dari yang Dikira
25 Rencana Sebenarnya
26 Hal Tidak Terduga
27 Saran Orion
28 Mencoba Saran Orion
29 Hari yang Melelahkan Untuk Helena
30 Tawaran Pekerjaan Untuk Hellena
31 Kabar Baik
32 Mengatakan Suatu Hal Penting
33 Bertemu Kembali
34 Mulai Bekerja Sama
35 Kode Keamanan
36 Mengantarnya Pulang
37 Memesan Makanan
38 Kesepian dan Merindukan
39 Pesan Ibu
40 Bukan Kebiasaan Matheo
41 Sama-dama Bangun Kesiangan
42 Mengetahui Sebagian Kecil Identitasnya
43 Keadaan yang Sebenarnya
44 Praduga Baru
45 Perdebatan Antara Kakek dan Cucunya
46 Mengunjungi Kediaman Jovanca
47 Tuhan Punya Rencana yang Lebih Baik
48 Sebagian Kecil Kejadian Masa Lalu
49 Bertemu Untuk yang Kesekian Kalinya
50 Diam-diam Memperhatikan
51 Imbalan Atas Kerja Sama
52 Insiden Tidak Terduga
53 Suatu Kesalahan Kecil
54 CHAPTER 53
55 CHAPTER 54
56 Bantuan yang Mungkin di Sesali
57 Elle or El?
58 Menginap
59 Ajakan Sarapan
60 Dimana Hellena?
61 HEMEC
62 Diskusi tengah Malam
63 Ucapan Terimakasih
64 Menjemput Helena
65 Makan Malam Bersama
66 Makan Malam Sebenarnya
67 Mengantar Hellena Pulang
68 Berulah Lagi
69 Mendapatkan Pengakuan
70 Siapa itu Hemec?
71 Ketinggalan Banyak Hal
72 Kesalahpahaman
73 Sedikit Hal Tentang Keluarga Hellena
74 Hari Berduka
75 Kita Juga Keluarga
76 Amarah Carlos
77 Pengakuan Dosa
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Prolog
2
Matheo Mark Dalton
3
Dalton Colection
4
What is Blackdor?
5
The Black Dream
6
Helena Edlyn Maddison
7
Bukan Trio Wek-wek
8
Dalton High School
9
Pertemuan Tidak Terduga
10
Black Fire
11
Bertemu Lagi
12
Siapa Dia?
13
Hari dan Hal yang Melelahkan
14
Rencana A
15
Disisi Lain
16
Rutinitas Pagi
17
Murid Baru
18
Megan Kylie Dalton
19
Teman dan Anggota Baru
20
Sebuah Permainan
21
Permainan Sesungguhnya
22
Memungutnya Dijalan
23
Ruang Bawah Tanah
24
Jauh Berbahaya Dari yang Dikira
25
Rencana Sebenarnya
26
Hal Tidak Terduga
27
Saran Orion
28
Mencoba Saran Orion
29
Hari yang Melelahkan Untuk Helena
30
Tawaran Pekerjaan Untuk Hellena
31
Kabar Baik
32
Mengatakan Suatu Hal Penting
33
Bertemu Kembali
34
Mulai Bekerja Sama
35
Kode Keamanan
36
Mengantarnya Pulang
37
Memesan Makanan
38
Kesepian dan Merindukan
39
Pesan Ibu
40
Bukan Kebiasaan Matheo
41
Sama-dama Bangun Kesiangan
42
Mengetahui Sebagian Kecil Identitasnya
43
Keadaan yang Sebenarnya
44
Praduga Baru
45
Perdebatan Antara Kakek dan Cucunya
46
Mengunjungi Kediaman Jovanca
47
Tuhan Punya Rencana yang Lebih Baik
48
Sebagian Kecil Kejadian Masa Lalu
49
Bertemu Untuk yang Kesekian Kalinya
50
Diam-diam Memperhatikan
51
Imbalan Atas Kerja Sama
52
Insiden Tidak Terduga
53
Suatu Kesalahan Kecil
54
CHAPTER 53
55
CHAPTER 54
56
Bantuan yang Mungkin di Sesali
57
Elle or El?
58
Menginap
59
Ajakan Sarapan
60
Dimana Hellena?
61
HEMEC
62
Diskusi tengah Malam
63
Ucapan Terimakasih
64
Menjemput Helena
65
Makan Malam Bersama
66
Makan Malam Sebenarnya
67
Mengantar Hellena Pulang
68
Berulah Lagi
69
Mendapatkan Pengakuan
70
Siapa itu Hemec?
71
Ketinggalan Banyak Hal
72
Kesalahpahaman
73
Sedikit Hal Tentang Keluarga Hellena
74
Hari Berduka
75
Kita Juga Keluarga
76
Amarah Carlos
77
Pengakuan Dosa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!