..."Banyak orang yang didewasakan oleh keadaan. Jangan berekspresi terlalu tinggi, jangan berharap dimengerti, tetap tenang melewati fase sibuknya perang dengan isi kepala sendiri yang telah ditikam oleh keadaan, stress yang hampir gila dan mood yang berantakan."...
..._Kata.cerdas...
...Happy Reading Semua...
.......
.......
11. Siapa dia?
"Siapa dia, El?" Entah sudah berapa kali Lucas menanyakan hal sama seperti itu pada Helena, yang tentunya membuat Hellean muak dengan hal tersebut.
"Jawabannya akan tetap sama, bahwa aku tidak mengenalnya." Jawab Helena dengan sejujurnya.
Namun Lucas kembali tidak percaya dengan hal itu, "tapi pria tadi sepertinya mengenalmu."
"Entahlah," kata Helena dengan cuek yang menambah rasa penasaran pada diri Lucas.
"Pria itu juga bilang, jika kamu membeli rokok. Apakah itu benar?"
"Hei!! Sudah ku bilang bahwa hal itu tidak benar, lagian untuk apa aku membeli rokok?" Sentak Helena yang tidak terima dengan ucapan Lucas dan malah kembali teringat dengan pria menyebalkan itu.
"Tapi, pria itu-
Flashback On
"Kau!!" Pekikan yang cukup keras dengan tangan yang terarah menunjuk kearah Helena dan Lucas.
Sedangkan Lucas dan gadis itu menjadi shok sendiri dengan pekikan dari pria itu.
"Sudah kuduga," batin Helena yang sepertinya mengenal pria tersebut.
Pria itu terlihat melangkah maju mendekat kearah Helena dan Lucas berada. Yang membuat Lucas menjadi was-was sendiri, sedangkan Helena mulai memasang wajah datarnya.
"Kau perempuan yang ku temui didalam mini market itu, kan?" Tanya pria itu yang sekarang jelas terarah pada Helena.
Sedangkan Helena sendiri tidak mengiyakan dan juga menyangkal hal tersebut. Dirinya hanya diam sambil terus menatap pria itu tanpa ekspresi yang tidak bisa terbaca.
"El, kamu mengenalnya?" Kata Lucas sambil menyenggol pelan tubuh Helena karena tidak mendapatkan respon apapun.
Melirik kearah Lucas sekilas, "aku tidak mengenal nya." Jawab Helena singkat dan kembali menatap pria tersebut.
"Hei, jangan pura-pura lupa! Aku sangat ingat, jika kau adalah gadis yang hendak membeli rokok itu." Perkataan dari pria itu kembali membuat Lucas terkejut, namun tidak dengan Helena.
Lagi dan lagi Helena tidak mengatakan apapun, namun diluar dugaan malah Lucas yang terlihat akan meladeni perkataan tersebut.
"Sepertinya anda salah orang Tuan, mana mungkin teman saya seperti itu." Bela Lucas dengan sopan, yang tentunya tidak terima ketika ada yang menuduh hal-hal tidak benar pada temannya.
"Kalau tidak percaya, tanya saja secara langsung pada teman mu itu!"
"Apakah itu benar?" Tanya Lucas sambil menatap Helena dan menunggu jawaban kebenarannya.
"Kamu percaya padanya?" Bukannya menjawab, Helena malah kembali bertanya pada Lucas yang tentunya disambut gelengan.
"Tentu saja tidak," Lucas sendiri merupakan orang yang tidak mudah percaya pada orang asing.
"Kalau begitu, jangan mendengarkannya! Dan ayo pulang!" Ajak Helena sambil berjalan terlebih dahulu melewati pria itu dan gadis yang hendak ditolongnya.
Dengan sedikit terburu Lucas segera menyusul Helena, "tunggu!" Teriak Lucas yang ikut melewati pria dan gadis itu, tanpa mengatakan hal apapun lagi.
Sedangkan pria dan gadis itu hanya menatap kepergian Helena dan Lucas dengan pandangan yang berbeda.
Flashback Off
"Sudah Luc, jangan bahas lagi! Dan segera pulang kerumah mu!" Helena berhasil memotong perkataan Lucas yang belum selesai, dan sedikit mendorong tubuh Lucas agar sedikit menjauh darinya.
"Eh, sudah sampai rumah ya?" Lucas kaget ketika menyadari mereka berdua berhenti tepat didepan rumah Helena.
"Kamu bisa lihat sendiri, jadi pulang lah!"
"Ah, baiklah. Aku akan segera pulang, jaga dirimu dan segeralah tidur." Kata Lucas yang lebih memilih untuk tidak membahas hal itu lagi, sepertinya bukan waktu yang tepat juga sekarang.
Ini sudah sangat larut dan waktunya istirahat dibanding harus berdebat.
"Ya, kamu juga."
Akhirnya Lucas kembali melangkah meninggalkan Helena yang masih berdiri sambil melihat tubuh Lucas yang perlahan menjauh.
"Sungguh merepotkan."
Setelah tubuh Lucas tidak terlihat lagi, kini Helena mulai melangkah kedalam rumahnya yang terlihat sepi dan juga gelap.
***
Disebuah perjalanan, dimana mobil melaju
Suasana dalam mobil tersebut sangatlah sunyi, tidak ada percakapan apapun dari Kakak-beradik itu. Keduanya terlihat sibuk dengan pikiran mereka masing-masing
"Kakak mengenal kedua orang tadi?" Akhirnya sebuah pertanyaan memecahkan keheningan suasana malam tersebut.
Sedangkan orang yang dipanggil Kakak hanya menatap Adiknya sekilas, lalu kembali fokus pada jalan didepannya. "Ya, ah tidak." Matheo langsung saja meralat ucapannya, dia sendiri tidak yakin harus menjawab apa.
Matheo dan Megan. Lebih tepatnya Megan Kylie Dalton, seorang gadis berusia 14 tahun yang merupakan adik kandung dari Matheo. Mereka berdua yang bertemu dan berbicara dengan Helena dan Lucas beberapa waktu lalu.
"Maksudnya?" Megan sendiri tidak pahan dengan jawaban Kakaknya itu.
"Kakak hanya pernah tidak sengaja saja bertemu dengan perempuan tadi," jelas Matheo yang masih saja fokus mengemudi.
"Tapi, apa maksud Kakak dengan mengatakan bahwa perempuan tadi hendak membeli rokok?"
"Itu memang kenyataannya, dan untung Kakak terlebih dahulu melihatnya. Jadi bisa mencegah perempuan itu untuk tidak melakukan hal tersebut."
"Bisa saja Kakak salah paham, aku tidak merasa jika perempuan tadi adalah perempuan nakal. Bahkan mereka berdua berniat untuk menolongku, tapi sayang aku sendiri tidak tahu alamat rumah." Jelas Megan yang mencoba menyangkal praduga Matheo terhadap Helena.
Megan rasa, Helena dan Lucas merupan orang baik.
"Bagaimana kamu bisa menyimpulan hal tersebut? Bisa saja mereka berdua adalah orang jahat, jangan mudah percaya pada orang asing!" Tegas Matheo yang memang belum mengetahui sifat asli dari Helena maupun Lucas.
"Mereka baik Kak. Buktinya mereka menemani ku sampai Kakak datang, dan mereka juga tidak melakukan hal buruk padaku." Bela Megan, yang tetap kekeh pada pendiriannya.
Matheo pun ikut menimbang perkataan Megan, memang ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh Adiknya itu. Tapi tetap saja, jangan mudah percaya pada orang asing! Perlu diingat dan dicatat!
Seketika Matheo kembali teringat dan mulai memahami kondisi sekarang. "Sepertinya ada yang terlupakan?"
"Apa?"
"Sedang apa mereka berdua berkeluyuran tengah malam seperti ini?"
"Maksud Kakak, kedua orang tadi?"
"Ya, tentu saja. Siapa lagi kalau bukan mereka berdua? Mereka berdua berkeliaran tengah malam seperti ini, apa lagi kalau bukan mereka adalah remaja nakal."
Hal tersebut menambah praduga Matheo bahwa Helena dan Lucas merupakan bukan orang baik.
"Siapa tau saja mereka berdua ada urusan," Megan kembali membela. Megan sendiri merupakan orang yang memiliki pemikiran yang selalu positif terhadap orang lain, tidak gampang menuduh orang lain sembarangan.
"Kenapa kamu selalu membelanya? Apa jangan-jangan mereka sudah mempengaruhi mu?" Tuduh Matheo kembali, yang membuat Megan memutar bola matanya malas.
"Tidak Kak, sudah ku bilang mereka tidak melakukan hal buruk kepadaku."
"Tetap saja, dengar ini! Pada intinya jangan percaya pada orang asing dan jika pertemu dengan mereka lagi segeralah menjauh. Ingat itu!"
"Tapi Kak-"
"Kakak tidak suka bantahan Megan!!" Ucap Matheo yang memotong perkataan Megan dengan cepat.
"Huff, baiklah."
Itulah akhir percakapan dari Adik-Kakak tersebut, tanpa terasa mereka berdua sudah sampai dikediaman Dalton. Mereka berdua dengan segera turun dari mobil dan masuk kedalam mansion keluarga Dalton tersebut.
To Be Continue
Haiiii👋👋👋
Author yang baik ini kembali menyapa.
Makasih buat yang udah baca, kalau ada typo tolong tandai ya. Jangan lupa rutinitas like, vote dan komen. Gratis kok dan gak ribet, jadi yuk langsung like, vote dan komen!
Semoga suka dengan cerita ini, bay bay see you next part.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments