..."Tetaplah tumbuh ditengah ruang yang berisik, karena tidak semua orang tau gimana kuatnya kamu merawat serta mengontrol isi hati, perasaan dan pikiranmu untuk terlihat baik-baik saja."...
..._Kata.cerdik...
...Happy Reading Semua...
.......
.......
6. BUKAN TRIO WEK-WEK
Nyatanya percakapan antara Lucas dan teman-teman sekelasnya harus terhenti, ketika seorang Guru pengajar mulai masuk untuk memberikan materi pelajaran.
Dengan sedikit terburu-buru, Lucas berlari kecil menuju tempat duduknya berada dibelakang Helena. Namun begitu duduk dirinya baru menyadari, jika satu temannya lagi belum datang.
Gracia, salah satu temannya lagi setelah Helena. Gracia sama sekali belum terlihat keberadaannya, entah apa yang sebenarnya terjadi dengan anak itu.
"El, dimana Grac?" Bisik Lucas secara pelan, karena takut suaranya terdengar oleh Guru yang sudah ada didepan kelas sana.
Sama halnya dengan Lucas, Helena pun kini ikut bingung dengan keberadaan Gracia. "Kalo kamu nanya aku, terus aku nanya siapa? Kita kan barengan berangkatnya."
"Lah, iya."
Namun tidak lama dari itu, terdengar pintu kelas yang terbukan secara tiba-tiba. Dapat terlihat, jika Gracia sedang berdiri tepat didepan pintu kelas dengan napas yang terengah-engah.
"Se-lamat huh pagi semuanya," ucap Gracia yang masih mencoba untuk menormalkan napasnya.
Sangat dapat ditebak, jika Gracia mungkin saja sudah berlari begitu jauh dan cepat sehingga deru napasnya seperti itu.
"Kamu datang terlambat, Grac." Tegur Guru yang memang sudah berada didalam kelas beberapa menit yang lalu.
"Maaf Miss, tadi ada sedikit kendala saat dijalan."
Mungkin hari ini adalah hari buruk dan juga baik secara bersamaan untuk Grac. Karena Guru yang mengajar memperbolehkan Grac untuk masuk dan ikut bargabung bersama murid yang lainnya. "Baiklah, cepat duduk dibangku mu!"
Dengan sisa tenaganya Gracia berjalan pelan kearah Helena dan juga Lucas. Karena bangku ketiganya memang tidaklah berjauhan, dimana Gracia dan Helena berada dibangku sejajar. Sedangkan Lucas berada tepat dibelakang bangku Helena.
"Kamu kenapa?"
"Tidak sekarang Luc, nanti saja."
Gracia merasa tidak akan tepat untuk menjelaskan kejadian sial yang dia alami sekarang karena memang sekarang waktunya pelajaran dimulai.
Lucas pun tidak bertanya lagi, toh nanti pun Gracia akan bercerita jika waktunya memang sudah tepat. Sedangkan Helena cukup merasa penasaran, namun dirinya malas untuk bertanya.
Pelajaran pun dimulai, dimana Guru pengajar mulai menjelaskan materi yang hendak dipelajari dan disampaikan.
Tentunya dengan keadaan murid yang berbeda-beda. Dimana disana sudah terdapat berbagai macam murid, bukan jenis atau bagaimananya. Yang dimaksud disini dengan berbagai sifat, dan karakter yang berbeda yang di miliki murid dikelas ini.
Dimulai dari 3 sekawan yang senantiasa bersama-sama. Jika yang 1 ada, pasti yang lainnya juga ada.
1. Helena Edlyn Maddison
Gadis yang mungkin cukup pendiam dan mungkin saja tidak. Bisa menjadi Introvert dan Ekstrovert secara bersamaa. Pada intinya, tidak ada yang benar-benar tau bagaimana sifat asli dari Helena.
Memiliki panggilan El, untuk para teman dan orang terdekatnya. Namun pada dasarnya, Helena tidak pernah mempermasalahkan panggilan orang lain kepadanya, selagi panggilan tersebut tidak menghinanya.
Mempunyai otak yang cerdas, sehingga dia tidak banyak menyusahkan. Oleh sebab itu juga, dirinya bisa bersekolah disalah satu sekolah elit yang berada di San Francisco dengan lajur beasiswa.
2. Gracia Jovanca
Gadis yang bobrok dan juga sedikit aneh. Pecinta cogan, terutama para Oppa-oppa Koreanya. Gracia bisa menjadi manja dan bisa menjadi dewasa juga. Terlahir dari keluarga kaya, ditambah dengan menjadi anak satu-satunya membuat Gracia tumbuh dengan karakter seperti itu.
Gracia merupakan gadis yang pintar juga, namun semuanya terhalang karena kemalasannya. Gracia mempunyai caption untuk dirinya sendiri.
Jika ada orang lain, kenapa harus saya?
Itu yang selalu Gracia katakan, jika sedang menghadapi suatu masalah. Terlihat bodo amat dan cenderung santai, tapi yakinlah Gracia juga bisa diandalkan jika dalam keadaan yang mendesak.
3. Lucas Albert
Cowok yang kadang dingin kaya es batu, tapi juga kadang bisa lawak kayak pelawak. Sering menjadi menuntun arah, dan pemberi cahaya bagi para sahabat bobroknya.
Dalam artian, Lucas merupakan informan yang akurat disetiap informasi yang dirinya dapatkan. Entah itu informasi yang menyangkut sekolah, maupun dikehidupan sehari-harinya.
Selain itu, secara tidak langsung juga Lucas merupakan Cowok bobrok dengan segala tingkah lakunya. Dari tukang lawak, kadang cerewet banget, gak pernah bisa diem, tapi sayangnya minim akhlak juga.
Dan yang paling penting, perlu digaris bawahi bawa Lucas merupakan fans berat dari The Black Dream, semua info update The Black Dream pasti Lucas tau.
Selain itu, masih banyak lagi macem-macem sifat murid di kelas ini. Ada yang pendiem banget, tapi ada juga yang bobrok gak ketulungan. Ada yang kutu buku dan ada juga yang kutu loncat juga-eh gak deh. Pokoknya, nano-nano deh sifat dari murid dikelas ini.
Yang terkadang suasana kelas dipenuhi dengan keseriusan dan kadangkala terdapat candaan di setiap waktunya.
***
Jam waktu istirahat
Jam waktu istirahat pun tiba, semua para murid mulai berhamburan untuk mengisi perut mereka yang kosong. Tak terkecuali 3 serangkai yang juga ikut mengisi perut mereka di kantin sekolah.
Setelah ketiga orang tersebut memesan makanan, mereka memilih meja kosong yang kebetulan berada di pojok kantin tersebut. Sebenarnya sih, mereka sengaja memilih meja di pojok, supaya tidak mengganggu orang lain.
Mereka mengobrol dengan santai membahas apapun yang mereka ingin obrolkan, sambil menunggu pesanan makanan mereka datang.
"Aku punya suatu rahasia loh, mau tau gak?" Seperti biasa, Lucas akan menjadi orang yang memulai obrolan.
"Apa?" Gracia yang memang pada dasarnya tukang kepoan, selalu menjadi orang pertama yang penasaran akan apa yang hendak Lucas katakan itu.
Sedangkan Helena hanya hanya diam, menyimak dengan estetik setiap perkataan temannya. Sudah menjadi kebiasaannya yang lebih suka mendengar cerita orang lain, dari pada dirinya yang bercerita.
"Serius pengen tau? Tapi entar kalian bocorin lagi ke orang lain."
"Emang, rahasia apa sih sampe segitunya? Lagian kalo orang lain gak pengen tau, ya jangan cerita! Masa katanya rahasia, tapi kamu mau cerita ke kita."
Helena merasa gemas sendiri dengan apa yang hendak dikatakan oleh Lucas, mungkin karena terlalu penasaran dirinya juga jadi ikut berbicara.
"Iya, ngapain kalo orang lain gak pengen tau tapi mau cerita ke kita." Gracia membenarkan ucapan dari Helena.
"Kan kalian sahabat aku, jadi aku dengan berbaik hati ingin berbagi sedikit dari rahasia yang dipunya."
"Yaudah, cepetan apa?" Geram Gracia kepada Lucas yang tak kunjung menceritakan rahasianya itu.
"Sabar dong, ini gak boleh sampe kedengeran sama orang lain." Dengan wajah yang serius, Lucas mawanti-wanti kedua sahabatnya itu.
Lucas melambaikan tangannya, seolah meminta kedua sahabatnya lebih mendekat kearahnya. Tentunya dengan sedikit malas Helena dan Gracia lebih mendekat kepada Lucas.
Setelah dirasa Helena dan Gracia lebih dekat dengan Lucas, Lucas pun merangkul bahu kedua sahabatnya. Sedangkan, para murid lainnya menatap mereka bertiga dengan pandangan yang heran.
Namun mereka tidak mau repot-repot memikirkan kelakuan dari ketiganya. Toh, sudah menjadi suatu hal biasa terjadi setiap hari pikir mereka semua. Pasti ada saja kelakuan dari Lucas, dan sahabatnya itu.
Mereka semua lebih memilih mementingkan urusan mereka masing-masing, yaitu untuk mengisi perut mereka yang minta di isi. Mengisi kembali tenaga mereka untuk pelajaran selanjutnya.
"Rahasia nya adalah...."
Lucas sendiri sengaja menggantung perkataannya, dirinya ingin membuat kedua temannya pemasaran dan kesala secara bersamaan.
"Cepetan, lama amat kamu ngomongnya." Kesal Gracia yang menanti ucapan dari Lucas.
"Sabar, ayang El mau tau juga gak?" Goda Lucas pada Helena karena terlihat Helena nampak tidak tertarik dengan obrolan mereka.
Plak
"Wadawww...sakit Ell!"
"Abisnya, kamu jijik banget."
"Udah, sepetan cerita!" Desak Gracia pada Lucas, dirinya sudah tak sabar dengan apa yang akan diucapkan oleh Lucas. "Cepatan, kamu mau ngomong apa? Telinga aku udah siap 86 nih, buat dengarin yang katanya rahasia."
"Iya, iya...kagak sabaran amat kalian. Jadi rahasianya adalah Daddy sama Mommy aku nikah dihari yang sama loh." ucap Lucas dengan sekali ambil napas, tanpa dijeda diakhir kalimatnya.
Wait the minute...
Dan apa reaksi dari sahabatnya itu.
"Satu kata buat kamu Luc, GILA!!" Dengan sedikit frustasi, dan penuh nada tekanan diakhir kalimatnya Helena berucap.
"Idiot," cuman satu kata itu yang di katakan oleh Gracia secara pelan.
Namun kini Gracia menatap Lucas dengan tajam, "kamu gila tau gak? Iyalah, mereka bakal nikah dihari yang sama." Dengan penuh tenaga Gracia berteriak, sehingga sedikit menggagetkan seisi murid yang ada di kantin.
Sedangkan Helena hanya bisa meringis pelan mendengar teriakan Gracia, dirinya malu melihat tatapan orang-orang tertuju pada meja mereka berada.
"Kalo mereka nikahnya beda, berarti gak akan ada kamu didunia ini. Gini amat punya temen, ya Lord." Gracia kembali berteriak dengan penuh emosi di setiap katanya, mengatakan perkataan yang hendak dirinya katakan pada Lucas.
Gelak tawa pun mengisi setiap penjuru kantin tersebut, mereka tidak merasa terganggu atas teriakan dari Gracia. Malahan mereka sedikit terhibur dengan perkataan Gracia.
Mau tidak mau, Helena juga yang harus meminta maaf atas kelakuan dari sahabat perempuannya. Dan orang lain pun, mulai sibuk lagi ke kegiatan semula mereka yaitu menyantap makan siang mereka.
"Kamu bodoh, apa gimana sih Luc? Masa yang gitu disebut rahasia?" Gracia mencoba untuk tidak emosi saat bertanya pada Lucas, dirinya tidak habis pikir dengan pemikiran sahabatnya itum
"Emang bener rahasia, aku juga baru tau tadi pagi dari Kakak. Kata Kakak, itu rahasia yang sudah tersimpan lama dari awal pernikahan orang tua aku sampe sekarang."
Entah suatu pembelaan atau kebodohan yang sedang Lucas katakan, memang tidak salah tapi tidak tepat juga.
Sedangkan Helena dan Gracia saling pandang dengan wajah datar, mencoba menghela napas sabar dengan apa yang telah Lucas katakan.
"Grac, kamu pernah ikut misi pembunuhan gak? Kalau belum, 8ni saatnya kamu ikut dalam misi pembunuhan." ucap Helena sambil menatap Gracia dengan serius.
"Hah?" Gracia sedikit tidak mengerti dengan apa yang Helena katakan.
Misi pembunuhan? Siapa yang akan dibunuh?
"Jangan ngomong sembarangan El! Ngebunuh itu dosa," peringat Gracia sambil mengoyangkan sedikit bahu Helena
"Kamu mau bunuh siapa? Jangan ngaco deh!" Kini Lucas mulai panik atas pertanyaan dan ekpresi dari Helena
"Kamu," jawab Helena sambil menunjuk tepat depan wajah Lucas
"Apa?" Lucas dan Gracia yang kaget dengan kompak berteriak.
Hai👋👋👋 i'm back.
Jangan lupa rutinitasnya vote, comment yahhh. Gratis kok gak bayar apalagi dipotong pajak, so langsung cuss aja vote comment.
Kalo ada typo tolong tandai yah.
Bay bayyy see you next part👋👋👋.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments