..."Deep talk terbaik yang pernah aku temui adalah bertemu dengan teman yang senasib dengan hidup kita, dimana kita tidak perlu berpura-pura bahagia tapi saling menguatkan satu sama lainnya."...
..._Aksara Firdaus...
...Happy Reading Semua...
.......
.......
19. Sebuah Permainan?
Bel pulang telah berbunyi, semua murid mulai berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing. Sama halnya dengan Helena dan kedua temannya.
Gracia sendiri yang langsung segera pulang karena sopir jemputannya sudah ada, sehingga tidak membuat Gracia harus menunggu terlebih dahulu.
Dan seperti biasa, Helena dan Lucas akan pulang bersama. Sedangkan untuk Megan, mereka tidak tahu. Sejak mereka pergi ke kantin bersama, mereka berpisah karena kelas yang berbeda.
Sampai jam pulang mereka tidak melihat keberadaan Megan, mungkin saja sudah pulang juga. Helena maupun Lucas tidak terlalu memusingkan keberadaan Megan, karena Megan sendiri hanya orang baru dikehidupan mereka.
Didalam kendaraan yang membawa Helena dan Lucas menuju rumah, seperti biasa sangatlah padat oleh orang-orang, terutama para murid-murid seperti mereka berdua.
"Kamu akan pergi kemana setelah ini," tanya Lucas yang masih penasaran akan kemana perginya Helena.
"Sudah ku bilang ada urusan, kamu tidak perlu khawatir."
Lucas pun hanya bisa menggela napas setelah mendengar perkataan Helena, "Baiklah, jika ada apa-apa langsung kabari aku atau Grac." Pasrah Lucas yang tidak bisa memaksa Helena mengatakan kemana tujuannya.
"Tentu, aku akan mengabari kalian."
Sedangkan Helena sendiri sebenarnya merasa bersalah karena terus harus menutupi keberadaannya di dunia Mafia itu terhadap orang-orang terdekatnya. Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjut jatuh juga.
Tidak ada percakapan lain setelah itu, mereka berdua hanya menikmati dengan melihat-lihat keadaan sekitar yang sebenarnya tidak menarik sedikit pun.
Bagaimana tidak, pemandangan ini sudah sering mereka lihat dan menjadi rutinitas setiap hari. Hanya bagunan dengan gedung-gedung yang sangat tinggi, tempat-tempat makanan, bahkan tempat lainnya yang sudah sangat dihapal.
Butuh beberapa menit untuk sampai dijalan, dimana rumah mereka berada. Keduanya berjalan sedikit memasuki sebuah gang yang cukup besar yang dimana tampak ramai oleh penduduk, termasuk para anak-anak yang sedang bermain.
Keduanya melewati gang tersebut, sambil sesekali menyapa orang-orang disana. Lebih tepatnya anak-anak yang sangat terlihat akrab dengan Lucas, dan sering kali bercanda gurau dengannya.
"Bye, El." Pamit Lucas sambil melambaikan tangannya kepada Hellena, setelah mereka berdua sampai dirumah Helena.
Ya, rumah Helena lebih dahulu dibanding letak rumah Lucas ketika dilewati.
Helena pun membalas lambaian tangan Lucas tanpa mengatakan apapun, dia langsung masuk kedalam rumah yang selalu tampak kosong ketika didatangi.
Sangat bersih, sejuk, tapi terlihat hampa secara bersamaan. Keadaan rumah Helena selalu terlihat seperti itu, apalagi ketika dimalam hari rumah tersebut terlihat seperti rumah kosong tanpa penghuni.
Hanya akan terlihat sebuah rumah minimalis yang terjaga kebersihannya, tanpa tau bahwa ada 1 orang yang menempati rumah tersebut.
Begitu masuk kedalam rumah, Helena segera membersihkan diri karena akan kembali pergi mengunjugi suatu tempat. Mandi, lalu mengisi perutnya dengan makanan.
Tidak banyak yang dilakukan oleh Helena, setelah bersiap-siap dia kembali meninggalkan rumahnya dan tidak lupa menguncinya.
"Aku siap untuk permainan yang sangat seru!!"
***
Sedangkan dimarkas sedang terjadi kehebohan, dimana seorang baru saja menghancurkan sebuah barang yang ada di markas tersebut.
Hancurnya barang tersebut membut suara yang begitu nyaring, serta ada sebuah suara alarm yang muncul ketika barang tersebut hancur.
Tentu saja hal itu memancing perhatian anggota lain yang memang sedang berada di dalam markas, sehingga kini kerumunan terjadi disana.
"Kenapa bisa hancur?"
"Siapa yang menghancurkannya?"
"Sepertinya Bos akan marah."
Setiap orang yang berada disana mulai mengeluarkan pertanyaan dan pernyataan mereka. Mereka semua bertanya-tanya tentang penyebab hal itu terjadi.
"T-tadi, aku tidak sengaja menyenggolnya." Dengan gugup salah satu orang yang berada disana mengakui perbuatannya, tentu saja hal itu membuat orang tersebut menjadi pusat perhatian.
"Kalau begitu kau segera bicara pada Bos, aku rasa Bos tidak akan marah jika kau berkata jujur." Saran salah satu temannya, yang memang disetujui banyak orang.
Meskipun memiliki wajah yang garang, tapi Bos mereka sangat lah menghargai kejujuran seseorang. Bos mereka tidak akan marah, jika mereka jujur dan selalu mengakui setiap letak kesalahan mereka.
"Ya, segera lah melapor."
"Tapi, dari mana alarm itu berasal? Dari dari terus berbunyi," tentunya sampai saat ini alarm tersebut masih saja berbunyi. Meskipun tidak nyaring, tapi sedikit mengganggu pendengaran mereka.
Mereka semua berniat untuk mencari dari mana asal bunyi itu, dan berniat untuk segera menghentikannya. Namun sebelum mereka bergerak untuk mencari, sebuah suara terlebih dahulu menghantikan pergerakan mereka.
"Apa permainannya sudah dimulai?"
To Be Continue
Haiiii👋👋👋
Author yang baik ini kembali menyapa.
Makasih buat yang udah baca, kalau ada typo tolong tandai ya. Jangan lupa rutinitas like, vote dan komen. Gratis kok dan gak ribet, jadi yuk langsung like, vote dan komen!
Semoga suka dengan cerita ini, bay bay see you next part.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments