Aku merasakan otot-ototku terbakar setiap kali melakukan push up. Keringat menetes di lantai, kedua tanganku sakit, tapi rasanya tanggung kalau berhenti sekarang. Aku mengumpulkan semua sisa tenaga untuk push-up terakhir.
“Seratus!” seruku, lega karena sudah menyelesaikan tugas Push Up 100 Kali dari rangkaian Daily Quest.
Tring!
[Anda menyelesaikan Daily Quest]
[Reward: Status point 3]
[Anda telah naik level!]
[Anda mendapatkan Reward “Beginner Chest Kit II]
Aku menjatuhkan tubuh di lantai. Dadaku naik turun, seiring dengan detak jantung yang masih berdebar kencang. Setelah satu minggu mengerjakan Daily Quest, akhirnya aku mencapai level 5.
Aku berbalik ke posisi telentang, lalu jariku bergerak membuka layar status profil.
Name: Arkana Ganendra | Level: 5
Race: Human | Job: -
Element: - | Path: -
Title: -
Guild: - :
Pet: -
HP: 150
MP: 150
STR: 5 | INT: 5
VIT: 5 | DRB: 5
DXT: 5
Status point: 21
Semua atribut dasarku meningkat, aku jadi penasaran sekuat apa diriku sekarang. Belakangan ini saat jogging aku merasa tidak terlalu lelah. Push up masih sedikit berat, tapi tidak sulit seperti di awal. Ini perasaanku saja, tapi sepertinya tubuhku menjadi sedikit lebih ringan.
Naik ke Level 5 artinya aku sudah bisa menggunakan Item Golden Ticket Express. Aku mengecek benda tersebut di Inventory, muncul layar berisi keterangan item yang sudah diperbarui oleh sistem.
[Item: Golden Ticket Express
Item Class: A
Type: Key
Tiket kereta terbatas untuk mengakses Infinity Train. Item hanya bisa digunakan di Stasiun Pasar Senen].
“Hanya bisa di Pasar Senen ya,” gumamku. Ketika ikon Golden Ticket Express kutekan, muncul kartu tap berwarna emas. Kartunya tebal dan berat, seperti lempengan logam. Ada simbol pohon dan bulan kembar di tengah kartu itu. Simbol ini sama seperti yang ada di depan pintu ruang harta.
“Apa simbol ini punya arti tertentu?” Aku penasaran.
Mungkin nanti setelah ada waktu luang, aku akan coba mencari informasi di forum pecinta teori konspirasi dungeon. Dulu, aku pernah mampir ke forum itu, ada banyak teori menarik di sana. Mungkin beberapa teori bisa memberikan petunjuk soal simbol ini.
Lalu aku beralih ke Item Beginner Kit Chest II. Setelah kubuka kotak peti kayu tersebut, muncul beberapa item di layar sistem.
[Anda memperoleh item dari Beginner Kit Chest II:
Small Heal Potion 10
Small Mana Potion 10
Energetic Drink 5
Ordinary Machete 1]
Aku mengenali semua item, kecuali Ordinary Machete. Kubuka keterangan item tersebut.
[Item: Ordinary Machete
Item Class: E
Type: Weapon
Senjata berbentuk golok yang terbuat dari besi yang diasah tajam]
“Senjata? Aku dapat senjata?” Aku berguling di lantai saking senangnya. Walau ini senjata kelas E, tapi kualitasnya jauh lebih bagus daripada pedang yang kupakai dulu. Aku bahkan tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli senjata baru.
Terima kasih, sistem!
Aku merasa sudah cukup istirahat. Setelah mandi dan berganti pakaian, aku memutuskan untuk berangkat ke Stasiun Pasar Senen. Aku melipir ke depan cermin dulu untuk merapikan rambut, tapi perhatianku seketika terhenti saat menyadari ada sesuatu yang aneh dari pantulan bayanganku.
Entah perasaanku saja atau wajahku jadi sedikit mengecil. Kemana perginya lemak kenyal di kedua pipiku? Tidak hanya itu, pakaianku juga terlihat kebesaran. Celana jeans yang biasanya terasa sempit kali ini terasa lebih longgar, aku bahkan sekarang perlu memakai tali pinggang agar celana tidak melorot.
Aku tidak menyadarinya andai tidak melihat langsung di cermin.
“Apa ini karena atribut dasarku yang meningkat?”
Mataku berbinar dan senyumku melebar. Penampilanku jadi tampak lebih baik. Ini membuatku penasaran, apakah tubuhku akan menjadi berotot juga? Aku sudah membayangkan diriku menjadi setampan karakter-karakter di manhwa yang pernah kubaca.
“Oke, cukup, jangan kebanyakan halu!” aku menegur diri sendiri.
Aku turun ke dapur, membuka kulkas dan mengeluarkan dua botol air mineral. Lalu aku beralih ke lemari dan mengambil beberapa bungkus roti. Aku membuka kotak Inventory, memasukkan botol air dan roti ke dalamnya. Muncul ikon dengan gambar botol mineral dengan angka dua di bawahnya, disebelahnya muncul ikon bergambar roti dan angka lima. Benda-benda itu sudah tersimpan di dalam Inventory.
Senyum puas menghiasi wajahku. Metode penyimpanan ini baru kutemukan beberapa hari yang lalu. Memiliki fitur Inventory benar-benar praktis dan sangat membantu.
“Tante, aku pergi ke Stasiun Pasar Senen ya!” aku berseru dari depan pintu sambil mengenakan sepatu.
Terdengar sahutan Tante Tara yang sedang fitness di beranda lantai satu.
“Hati-hati! Jangan pulang terlalu larut!”
“Oke, Tante!”
Setelah itu aku keluar rumah dan menuju ke halte Transjakarta terdekat. Aku belum beli handphone baru, jadi belum bisa pakai ojek online. Butuh satu jam lebih hingga akhirnya sampai di Stasiun Pasar Senen.
Aku memasuki pelataran stasiun yang ramai. Banyak Hunter berkumpul dengan Party dan Guild masing-masing. Namun, tidak hanya Hunter, aku sempat melihat barisan berisi anak-anak SMA yang sedang mengantri di depan tenda Asosiasi Hunter.
Melihat spanduk yang dipasang, aku tebak Asosiasi Hunter sedang melakukan registrasi untuk Calon Hunter Baru. Kegiatan ini rutin diadakan dua kali dalam sebulan, tujuannya untuk meregenerasi Hunter. Seringkali dalam tugas penyerbuan ke Dungeon, banyak Hunter yang tewas. Jumlah Hunter tidak boleh berkurang drastis, itu sebabnya Asosiasi Hunter rajin mengadakan pendaftaran Hunter baru.
Indonesia tidak pernah kekurangan orang yang bercita-cita jadi Hunter. Dari Sabang sampai Merauke, semua datang ke Jakarta untuk mengadu nasib di dungeon. Jika mengalami Rebirth artinya perjalanan mereka sebagai Hunter akan dimulai, namun tidak sedikit yang gagal dan akhirnya pulang ke daerah masing-masing.
Sejak kemunculan Dungeon, pemerintah melakukan renovasi Stasiun Pasar Senen habis-habisan. Stasiun ini menjadi satu dari tiga stasiun yang paling banyak didatangi Hunter. Dalam sehari, minimal ada lima Dungeon yang bisa muncul di Stasiun Pasar Senen.
Pemerintah pun menambah jalur kereta dan memperluas stasiun. Pintu masuk utama juga diganti karena bagian ticketing sudah tidak digunakan lagi. Namun, aku justru menuju ke pintu masuk lama yang sudah terbengkalai itu.
Pintunya tidak terkunci jadi aku tinggal menyelinap ke dalam. Gate tiket ini dulu ramai dilewati orang-orang yang akan bepergian dengan kereta api, kini hanya ada mesin-mesin tua yang sudah mati dan tidak terpakai. Aku sebenarnya ragu, apakah Golden Ticket ini benar-benar bekerja pada mesin yang sudah tidak berfungsi.
Tanganku mengeluarkan kartu tap emas dari saku jaket lalu meletakkannya di atas mesin pindai yang mati. Seketika, muncul seberkas sinar warna-warni yang membentuk lingkaran dan bergerak melakukan pindai pada kartu tap tersebut.
Tring!
[Player teridentifikasi Arkana Ganendara]
[Akses Infinity Train diberikan. Silakan masuk!]
Mulutku menganga lebar. Kartu tap emas ini benar-benar bekerja. Dipenuhi perasaan gugup, aku melangkah melewati gate dan menuju ke peron.
Peron tersebut masih terhubung dengan peron yang biasa digunakan para Hunter. Namun, saat aku berdiri memandangi kerumunan di sebelah, rasanya mereka seperti tidak melihat keberadaanku. Aku berjalan mendekat dan wajahku menghantam dinding kasat mata. Aku meraba-raba permukaan tebal yang tidak terlihat itu.
“Ada dinding penghalang ternyata,” gumam ku takjub. Tidak heran kalau mereka tidak bisa melihatku.
Terdengar suara mesin lokomotif, kepala kereta hitam muncul dari lintasan. Aku tidak ingat kalau DRT berbentuk seperti itu. Kepala kereta itu memiliki memiliki desain futuristik dengan bentuk aerodinamis yang tajam dan garis-garis yang mengalir mulus.
Saat kereta itu berhenti tepat di depan peron, aku dapat melihat kerangkanya yang tampak terbuat dari bahan logam ringan namun kuat, permukaan hitamnya mengkilap dan menggambarkan ketangguhan serta kemewahan.
Di atas kepala kereta, terdapat sirip-sirip aerodinamis yang mengalir mulus seolah menari dengan angin. Sirip-sirip ini memastikan stabilitas dan efisiensi aerodinamis saat kereta bergerak dengan kecepatan tinggi. Bagian belakang kereta terlihat ramping dengan penutup yang menyatu dengan desain keseluruhan, memberikan kesan kesatuan yang sempurna.
Hanya terdapat empat rangkai gerbong di belakang. Aku menuju ke gerbong pertama yang pintunya terbuka. Interior gerbong itu memancarkan aura mewah dan nyaman. Baris-baris kursi yang dirancang dengan ergonomis, dilapisi dengan bahan kulit yang lembut dan nyaman. Dinding-dinding gerbong dipenuhi dengan panel kaca yang melengkung, memberikan pemandangan tak terhalang ke luar.
Mulutku menganga saking terpesonanya. Gerbong itu kosong, hanya ada aku sendiri di dalam. Rasanya seperti berada di kereta mewah pribadi. Aku duduk di kursi sebelah kiri, bersebelahan dengan jendela. Otakku masih memproses, tapi kereta sudah mulai bergerak.
“Lho, langsung berangkat?” Aku menempelkan tangan dan wajah di kaca jendela, melihat pemandangan yang bergerak perlahan meninggalkan Stasiun Pasar Senen.
Aku dapat melihat kemunculan portal di tengah lintasan kereta. Portal itu berwarna keemasan. Aku baru kali ini melihatnya, bahkan seingatku belum ada catatan soal portal berwarna emas di dalam buku panduan Asosiasi Hunter.
Jantungku berdebar kencang, rasa gugup dan takut bercampur dengan antusias. Aku tidak sabar menantikan dungeon macam apa yang akan kutemui, tapi di sisi lain, aku masih dapat merasakan ketakutan menjalar di seluruh tubuh.
Aku bukan sepenuhnya Hunter, aku tidak mengalami Rebirth. Aku hanya manusia biasa yang mendapat bantuan dari sistem. Aku tidak tahu apa diriku yang sekarang sudah cukup kuat, tapi mahluk apa pun yang ada di balik dungeon itu—aku akan menghadapinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
ᵉˢʰᵃˡ
Aku senang naikin kecepatan serangan si, jangan lupa criticalnya dan true damage
2023-06-11
1
ᵉˢʰᵃˡ
Agi gimana?
2023-06-11
0
ᵉˢʰᵃˡ
Betul, apakah tragedi itu semacam bencanan?
2023-06-11
0