Dengan lembut, Xiaozi mengobati luka-luka ditubuh Shan Mui. Meskipun demikian wajah Shan Mui merasa meringis saat diobati, namun disembunyikannya dengan berpaling ke arah lain.
“Nona Shan, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Xiaozi melihat luka-luka pada tubuh Shan Mui
“Apa pedulimu padaku? Aku juga bukan siapa-siapamu” sahut Shan Mui yang masih sedikit kesal
Mata Xiaozi berkedut mendengar jawaban dari Shan Mui, dia hanya bisa menghela nafasnya mendengarkan hal itu. Lalu dengan sengaja menekan agak keras pada luka Shan Mui.
“Aaahh... “teriak Shan Mui merasakan kesakitan akibat tekanan dari Xiaozi yang sedikit keras pada lukanya.
“Ka... Kamu sengaja ya?” teriak Shan Mui padanya.
“Orang sakit jangan bandel. Ditanya baik-baik tapi jawabannya aneh” sahut Xiaozi dingin
Wajah Shan Mui menjadi merah karenanya, dia segera menarik tangannya yang sedang diobati oleh Xiaozi.
“Wanita ini keras kepala sekali. Awas kamu ya!” gumam Xiaozi melihat sikap Shan Mui yang sedang kesal.
Xiaozi segera mendekatkan wajahnya ke wajah Shan Mui, membuatnya merasakan hembusan nafas dari Xiaozi di wajahnya. Shan Mui menutup matanya dan wajahnya menjadi merah. Lalu dia merasakan tangan Xiaozi mulai menarik pakaiannya.
Jantung Shan Mui berdetak kencang karenanya, dia masih menutup matanya namun tubuhnya gemetar menggigil membayangkan apa yang akan dilakukan oleh Xiaozi
“A..Apa yang mau kamu lakukan Xiaozi?” gumam Shan Mui dalam hatinya yang tak menentu
Di dunia asal Xiaozi, ketrampilan membuka pakaian wanitanya sudah mencapai tahap puncak. Namun di dunia ini dia tidak ingin menggunakan ketrampilannya itu, apalagi pada calon istri pangeran yang bisa membunuhnya di tiang gantungan dengan jentikan jari.
Xiaozi hanya membuka sedikit agar bisa mengobati luka di lengan bagian atas dekat dada Shan Mui.
Dada Shan Mui yang sudah naik turun karena tindakan Xiaozi, masih menunggu hal selanjutnya yang akan dilakukannya. Namun dia tidak pernah mendapatkan sesuatu yang dia bayangkan itu terjadi.
Wajah Shan Mui menjadi merah padam karena malu sendiri. Dia melototkan matanya pada Xiaozi karena kesal.
Xiaozi bukannya tidak tahu apa yang diinginkan wanita ini, tapi dia benar-benar tidak ingin bermain api di dunia ini. Seperti aturan dari Kakek Tuo yang ketiga, “Jika musuh lebih kuat dan tidak bisa dibunuh. Larilah”
Namun sikapnya ini justru membuat hati Shan Mui semakin kesal padanya karena malu. Shan Mui segera menarik bajunya untuk menutupi dadanya yang terbuka. Lalu dia segera duduk di ranjang Xiaozi sambil menunjuk ke pintu keluar.
“Malam ini kamu tidur di luar. Aku tidur disini” teriaknya.
“Baik.” sahut Xiaozi yang kemudian berjalan keluar dari pintu kamarnya.
Setibanya Xiaozi di luar kamar, dia merasakan ada sesuatu yang salah.
“Tuan, itu kan kamarmu. Kenapa kamu yang diusir keluar?” tanya pedangnya Lingjian
“Ah... aku baru menyadarinya” sahut Xiaozi hendak berbalik
Namun membayangkan luka-luka Shan Mui, Xiaozi merasa kasihan dan membiarkan hari ini Shan Mui merebut kamarnya.
Paginya, Shan Mui yang telah bangun kemudian melihat keluar jendela. Di luar tampak Xiaozi tengah tertidur di teras depan kamarnya.
Melihat hal itu wajah Shan Mui merasa bersalah melihatnya. Dia pun keluar kamar dan membawakan selimut untuk menutupi tubuh Xiaozi.
Shan Mui lalu membersihkan dirinya dan pergi ke ruang makan untuk memesan makanannya.
Xiaozi yang melihat selimut diatas tubuhnya tersenyum, lalu dia juga mempersiapkan dirinya untuk makan di ruang makan penginapan
Di ruang makan dia melihat Shan Mui yang sedang duduk sendirian. Kemudian dia duduk diseberang mejanya dan memesan makanan seperti milik Shan Mui.
Sikap Shan Mui dingin hari ini, namun Xiaozi tetap tidak terlalu memperhatikannya.
“Maafkan aku semalam tidur di kamarmu, sehingga kamu tidur kedinginan diluar” kata Shan Mui
“Tidak apa-apa. Jangan terlalu dipikirkan” sahut Xiaozi tersenyum
Setelah makanan Xiaozi datang, diapun makan dengan lahapnya.
Hari ini adalah hari kedua dia belajar dalam kelas pemburu monster pemula. Jadi dia harus benar-benar menyiapkan staminanya untuk serius belajar.
“Apakah kamu ada kelas hari ini?” tanya Shan Mui padanya.
“Iya. Hari ini hari kedua aku belajar sesuai petunjukmu. Aku harus bisa menjadi seorang pemburu monster profesional” sahut Xiaozi dengan semangat.
Shan Mui tersenyum melihat semangatnya. Dia tidak menyangka melihat Xiaozi tersenyum dan bersemangat membuat hatinya luluh.
Setelah menyelesaikan makannya, Xiaozi pun pergi ke kelas pemburu monster pemula untuk belajar kembali.
Pelajaran hari ini kakek Tuo mengajak keenam murid pemulanya untuk belajar di tempat terbuka. Dia lalu mengajak murid pemulanya ke lapangan di belakang tempat perburuan monster untuk berlatih.
“Kali ini kita belajar praktek langsung di tempat ini” kata Kakek Tuo
“Tunjukkan hasil latihan kultivasi dan latihan jurus kalian semalam” sahut kakek Tuo
Lima orang diantara mereka terkejut mendengarnya, karena kemarin mereka baru saja mengambil buku jurus senjata dan kultivasi di perpustakaan. Jadi mereka belum sempat untuk mempelajarinya.
“Guru, kami baru saja kemarin meminjam buku kitab. Bagaimana kami bisa mempelajarinya dengan cepat?” sahut salah satu dari mereka
Hanya Xiaozi yang kemudian mencoba mengerahkan hasil kultivasinya semalam yang sudah berada pada tahap besi tingkat 2.
Kakek Tuo menyipitkan matanya melihat hasil pelatihan Xiaozi, begitu juga teman-teman mereka.
“Sialan anak ini sok pamer di depan guru. Ingin menarik perhatian kita semua” gumam seorang murid yang berbadan kekar melihat aksi dari Xiaozi
Wajah kelima teman-teman mereka terlihat tidak senang dengan tindakan Xiaozi yang mereka anggap pamer, namun Xiaozi tidak mempedulikannya.
Bagi Xiaozi kesempatan belajar ini adalah demi bertahan hidup di dunia yang penuh monster ini. Jadi dia tidak ingin mati konyol di dunia ini tanpa melakukan perubahan pada dirinya.
“Bagus!. Kamu sudah meningkatkan kultivasi 2 tingkat dalam semalam. Ini pencapaian yang bagus” kata kakek Tuo tersebut.
Xiaozi kemudian menyudahi tindakannya lalu berdiri memberi hormat pada kakek Tuo.
“Semua berkat bimbingan kakek Tuo” sahutnya
“Hahaha... aku hanya memberimu petunjuk untuk meminjam buku di perpustakaan. Tapi pencapaianmu ini tergantung dari kerja kerasmu sendiri” sahut kakek Tuo padanya
“Kakek, jika diijinkan, aku ingin berlatih untuk meningkatkan lagi kultivasiku. Apakah boleh?” tanya Xiaozi pada kakek Tuo.
Teman-teman Xiaozi yang melihat keberhasilan Xiaozi seperti itu merasa dia sedang menjilat pada kakek Tuo. Ini membuat mereka berlima tidak senang dengan hal itu.
“Baik. Silahkan kamu berlatih sendiri disini. Di ujung tempat ini ada tempat untukmu berlatih kultivasi dengan tenang” sahut kakek Tuo.
“Yang lainnya, karena kalian belum belajar semalam. Hari ini kalian dihukum kembali ke kelas dan menuliskan buku kitab kalian masing-masing di kelas” teriak kakek Tuo galak pada kelima murid pemula lainnya.
Wajah kelima teman Xiaozi menjadi merah padam karenanya. Mereka mulai tidak menyukai Xiaozi karena hal ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Defrin
ternyata kamu takut juga Xiaozi
2023-10-02
0
ciru
cakeep. semangat terus berlatih
2023-08-05
0
aa_kardi
anjayyy..
tahap puncak ..
master tolong ajari aku ..
2023-06-01
2