Kota Pelangi adalah kota yang berada di pinggir sungai Yingze, sebagian besar penduduk kota adalah para pemburu monster, namun ada juga yang bekerja di bagian pendukung para pemburu seperti penyedia peralatan berburu dan juga perbekalan lainnya.
Sepanjang jalan kota, mata Xiaozi merasa seperti berada di dunia asalnya. Ada pedagang, anak-anak bermain dan para wanita cantik yang juga sebagai penyedia jasa pendukung para pemburu. Dan yang paling penting adalah mereka semua manusia seperti dirinya.
Sambil melihat para pedagang di jalanan, matanya tertuju pada dua orang yang sedang bertengkar tentang karya sastra di ujung jalan itu.
“Dasar sampah! Tulisan ini harusnya tidak begitu... kalau bisa begini... !” teriak salah salah satu pembaca di depannya
“Tapi kakak, aku sudah berusaha sesuai imajinasiku membuatnya” sahut penulis itu membela dirinya
“Imajinasimu bodoh! Bukan begitu caranya membuat tulisan seperti ini” orang itu terlihat kesal karena karya itu tidak sesuai dengan harapannya dan mencoret tulisan itu memberikan tanda silang.
Wajah penulis terlihat sedih dia tidak tahu harus melakukan apa lagi, masing-masing orang yang membacanya memberikan masukan berlainan.
“Kakak, memberi kritik dan saran itu bagus untuk perkembangan karyanya. Tapi jangan menghinanya” sahut Xiaozi yang tiba-tiba ikut berbicara
“Kamu mungkin tidak tahu dia mengerjakan itu hingga larut pagi untuk menghasilkan tulisannya” lanjut Xiaozi kembali
“Benar. Jika kamu tidak menyukainya, tidak usah di baca kakak. Apalagi mencorat-coret karyanya” timpal Shan Mui
Wajah penulis itu menjadi bahagia mendengar ada orang lain yang mendukungnya.
“Ditempat asalku ada seorang tua bernama Tino Sidin yang selalu mendukung karya anak-anak kecil dengan berkata bagus meskipun gambar mereka tidak bagus untuk memberikan semangat pada anak-anak itu” tiba-tiba muncul seseorang yang ikut berbicara
“Tino Sidin? Nama aneh darimana itu?” pikir Xiaozi sambil menoleh ke arah datangnya suara.
“Hai nona Shan, apa kabar” sahut orang itu begitu melihat Shan Mui
“Hai Wiro. Xiaozi, perkenalkan ini Wiro Sableng, dia berasal dari dunia lain, daerah bernama Jawa” sahut Shan Mui memperkenalkan Wiro pada Xiaozi
“Kamu seorang pemburu monster juga?” tanya Xiaozi padanya
“Sebenarnya aku seorang pelawak. Tapi begitu ke dunia ini aku harus menjadi pemburu monster untuk bertahan hidup” bisiknya ditelinga Xiaozi
Mata Xiaozi berkedut dibuatnya mendengar bahkan pelawakpun harus beralih profesi mengikuti trend di dunia ini.
“Ini senjataku” kata Wiro memperlihatkan kapak bermata dua miliknya yang berisi tulisan “212” di atas gagangnya. Kemudian dia juga memperlihatkan tanda “212” itu di dadanya.
“Ini apa maksud angka itu” tanya Xiaozi tidak mengerti.
“Aku juga tidak tahu artinya. Guruku Sinto Gendeng yang memberikannya padaku” sahut Wiro dengan santai sambil cengengesan.
“Sudahlah mengobrolnya, mari kita pergi ke tempat perburuan monster” ajak Shan Mui pada mereka
Mereka pun bertiga pergi bersama ke tempat perburuan tugas.
“Halo nona Shan” tiba-tiba muncul lagi dua orang pria dan wanita berpakaian aneh menyapa Shan Mui
“Halo Hansel dan Gretel, apa kabar kalian?” sahut Shan Mui melihat kedua orang itu
Kedua orang itu lalu bersalaman pada Shan Mui yang membalasnya dengan menjulurkan tangannya.
“Nona Shan ini terkenal juga di kota ini ya” bisik Xiaozi pada Wiro
“Tentu saja. Ayahnya kan ketua dari sekte pemburu monster di kota ini” sahut Wiro
“Oh, pantas saja dia dikenal banyak orang” gumam Xiaozi
Mata Hansel lalu menoleh dan melihat pada Xiaozi dan Wiro yang berada disamping Shan Mui.
“Siapa orang-orang ini nona Shan?” tanya Hansel ketika melihat Xiaozi dan Wiro.
“Mereka juga para pemburu monster sepertimu Hansel” sahut Shan Mui
“Mereka terlihat lemah, sepertinya mereka masih amatir” kata Gretel dengan wajah merendahkan.
“Bah, ternyata kau ada disini kawan” tiba-tiba terdengar lagi seorang dengan logat yang aneh menyapa
Datang lagi orang berpakaian aneh sambil memegang tongkat berjalan mendekati Wiro.
“Apa pula maksud kau kawan. Aku dari tadi disini” sahut Wiro padanya.
“Kau jangan ikuti logatku lah.. tidak elok itu bah” sahut orang itu
Shan Mui tersenyum mendengar pembicaraan kedua orang itu sementara yang lainnya bengong terutama Xiaozi.
“Kawan, perkenalkan ini temanku Jendral Naga Bonar” sahut Wiro memperkenalkan nama temannya itu
“Naga what?” Hansel tidak jelas mendengar namanya.
“Kamu seorang Jendral Naga?” tanya Xiaozi tidak percaya melihatnya
Mata jendral Naga Bonar berkedut mendengar namanya dipertanyakan oleh mereka.
“Kau ini Wiro, sudah ku bilang berkali-kali. Kau jangan kasi tau nama asliku bah. Panggil saja aku Agustin bah” sahut jendral Naga Bonar merajuk.
Kali ini Shan Mui tidak bisa menahan diri lagi untuk tertawa mendengar pembicaraan mereka.
“Hahaha... sudahlah, kalian datang ke tempat ini apakah membawa hasil perburuan monster?” tanya Shan Mui pada mereka semua.
“Aku membawa kepala 1 Grendel dan 2 Troll nona Shan” sahut Hansel
“Wow, keren sekali” sahut Shan Mui melihat hasil buruan dari Hansel dan Gretel
Mata Xiaozi terkejut melihat kepala besar berwarna hijau besar, bermata besar dengan giginya yang tajam dan rambut berantakan dan 2 kepala besar berwajah jelek tapi lucu.
“Aku membawa dua kepala kompeni” sahut jendral Naga Bonar
“Apa pula itu kompeni kawan?” tanya Wiro bertanya padanya.
Jendral Naga Bonar mengeluarkan dua kepala bermata biru, rambut kuning dengan mulut terbuka dan lidah terjulur.
“Ini mahluk mengerikan” Xiaozi terkejut melihat kepala itu
“Aku membawa kepala 1 genderuwo dan 1 wewe gombel” kata Wiro bangga pada hasil buruannya.
“Kedua kepala ini klasik sekali” gumam Xiaozi begitu melihat hasil buruan dari Wiro.
Shan Mui bertepuk tangan begitu melihat hasil perburuan dari mereka dan mengacungkan dua jempolnya pada mereka.
“Kalian memang luar biasa. Benar-benar profesional” kata Shan Mui tersenyum
Hanya wajah Xiaozi yang terlihat muram, dia tidak membawa hasil apapun hari ini karena kepala monster yang dibunuhnya kemarin sudah dibawa oleh klan kadal.
Matanya menyipit dan berkedut saat melihat dua ekor klan kadal lewat di depannya sambil menghitung jumlah uang yang sangat banyak
“Sialan. Mereka menghitung uang hasil perburuan monster yang aku bunuh kemarin di depanku” gumam Xiaozi dalam hatinya kesal melihat kedua klan kadal itu melewatinya.
Kedua klan kadal yang melewati Xiaozi tiba-tiba menoleh ke arah Xiaozi dan menatapnya dengan tatapan aneh. Lalu berpaling kembali melewatinya dan pergi menjauhi mereka seolah-olah tidak mengenalinya.
“Benar-benar kurang ajar, mereka berpura-pura tidak mengenalku yang telah menyelamatkan mereka kemarin” Xiaozi kesal melihat sikap klan kadal gurun tadi.
“Ayo teman-teman, mari kita pergi ke tempat perburuan monster” sahut Shan Mui mengajak mereka ke sebuah bangunan yang memiliki aula yang besar di tengah kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Kopi Hitam
tino sidin sering muncul di acara tv jaman dulu (tv indonesia), saya lupa TVRI atau TPI ya. dan selalu memuji setiap karya peserta anak2. meskipun gambar nya jelek.
2024-10-05
0
Defrin
hahahaha...kasian sekali Xiaozi
2023-10-02
0
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Mungkin wak dul jg muncul
2023-09-20
0