Setelah meminum pil penambah darah, dan menghapus darah yang menetes dari hidungnya, Xiaozi melihat Shan Mui yang tertawa geli melihat kelakuannya.
“Sialan, wanita ini sengaja datang menggodaku” gumam Xiaozi dalam hatinya
“Ada apa nona Shan menemuiku sore hari ini?” tanya Xiaozi kemudian
Setelah menghentikan tawanya, Shan Mui kini memandang Xiaozi dengan wajah serius dan menatap mata Xiaozi yang sedikit aneh memandang padanya
“Ka... Kamu jangan melihatku dengan tatapan aneh begitu” sahut Shan Mui memalingkan wajahnya lalu tertawa geli kembali
Dengan susah payah akhirnya tanpa melihat ke arah wajah Xiaozi, dia melanjutkan
“Aku datang kemari untuk mengajakmu membentuk Tim Pemburu Monster” kata Shan Mui mulai serius
Wajah Xiaozi memandang wajah Shan Mui untuk menyelidikinya lalu memegang dahi Shan Mui yang membuat wajah Shan Mui menjadi merah karenanya
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Shan Mui melihat aneh ke arah Xiaozi
“Aku hanya ingin memeriksa apakah kamu sedang sakit?” sahut Xiaozi dengan santainya.
“Kurang ajar! Jadi kamu pikir aku sedang sakit mengajakmu membentuk tim?” teriak Shan Mui
Xiaozi dengan polosnya menganggukkan kepalanya kepada Shan Mui.
“Aku dengar kamu ini orang yang tidak suka berada satu tim dengan orang lain” sahut Xiaozi kembali
Tiba-tiba Shan Mui berdiri dengan wajahnya yang memerah
“Siapa yang mengatakan hal seperti itu padamu?” tanyanya dengan nada kesal
“Aku mendengar sendiri orang-orang Pangeran Shang membicarakanmu saat makan di tempat makan” sahut Xiaozi santai
“Seberapa banyak yang kamu dengar?” tanya Shan Mui yang kini wajahnya mulai berubah penasaran.
Xiaozi pura-pura berpikir mengingat kejadian itu sambil melihat ke atas.
“Hmm.. cukup banyak untuk memutuskan menyelamatkan hidupku dari tiang gantungan” sahut Xiaozi dingin
“Apa maksudmu?” Shan Mui bingung dengan jawaban Xiaozi
“Sudahlah, aku sungguh menyukaimu nona Shan, namun aku harus berpikir dengan baik. Aku tidak ingin merebut calon istri orang lain apalagi milik Pangeran Shang. Leherku bisa jadi taruhannya” sahut Xiaozi dengan tanpa ekspresi
Mendengar hal itu, ekspresi wajah Shan Mui kemudian berubah menjadi lebih tenang. Dia pun duduk kembali di sebelah Xiaozi dan menghela nafasnya.
“Aku sudah memutuskan perjodohanku dengan Pangeran Shang. Aku sudah mengatakannya pada ayahku” sahut Shan Mui dengan suara tegas
“Apa??” teriak Xiaozi yang kemudian tanpa sadar memegang lehernya
“Ka... Kamu tidak menyebut namaku pada mereka kan?” tanya Xiaozi gugup ketakutan.
Keringat dingin mulai mengucur disekujur tubuh Xiaozi, dia tidak menyangka Shan Mui bisa dengan mudahnya memutuskan masalah perjodohannya seperti itu.
“Tidak. Aku tidak menyebutkan namamu. Tapi aku mengatakan bahwa aku telah mencintai orang lain” sahut Shan Mui dengan santai
“Aaahh... I... Itu sama saja hasilnya” teriak Xiaozi mulai menggigil
Bayangan tiang gantungan menghantui pikirannya. Dia tidak ingin mati konyol di dunia ini karena wanita.
“Lalu apa yang terjadi? Bagaimana mereka menerimanya?” tanya Xiaozi
“Aku diusir dari rumah” sahut Shan Mui santai
Kepala Xiaozi seakan-akan ditusuk oleh ribuan paku, matanya berulang kali berkedut setelah mendengarnya.
“Ja.. Jangan katakan kamu kemari untuk menumpang tidur kan?” tanya nya kembali
“Iya. Aku ingin tidur kembali disini. Atau apakah kamu tega melihatku tidur diluar?” sahutnya dengan wajah memelas
“Aah.. hah... kamu benar-benar ingin membunuhku nona. Masih banyak kamar kosong kenapa harus kemari?” gumam Xiaozi menggigil dalam hatinya
Shan Mui lalu beranjak dari duduknya dan pergi ke atas tempat tidur Xiaozi dengan santainya.
Melihat hal itu, Xiaozi menjambak rambutnya sendiri. Dia tidak percaya dengan kelakuan Shan Mui ini begitu tenang setelah memutuskan perjodohannya.
“Apa yang harus aku lakukan? Aku juga butuh istirahat” gumamnya dalam hati
Akhirnya Xiaozi pergi ke tempat makan untuk memesan makanan lalu kembali ke dalam kamarnya untuk makan bersama Shan Mui.
“Aku tahu kamu belum tidur. Makanlah dulu bersamaku” ajak Xiaozi sambil menyiapkan makanan mereka
Mendengar kata makanan, Shan Mui lalu beranjak turun dari atas ranjang kemudian duduk disebelah Xiaozi bersiap untuk bersantap.
Kemudian mereka pun makan malam bersama sebelum beristirahat. Setelah menyelesaikan makannya. Shan Mui pun kembali ke atas ranjang untuk beristirahat, namun Xiaozi masih duduk di bangku dalam kamarnya.
Yang menjadi pikiran Xiaozi bukanlah tentang perjodohan Shan Mui, namun tentang membentuk Tim Pemburu Monster itu.
Di dunia ini yang dikenalnya dekat dan dapat dia percaya adalah Shan Mui. Dia tidak mengenal orang lain lagi. Dan Shan Mui sangat mengenal betul wilayah dunia ini. Jadi akan sangat membantunya daripada pergi sendiri berburu monster.
Kemudian dia menghela nafasnya dan melihat ke arah Shan Mui yang sudah mulai tidur di atas ranjang itu.
“Wanita ini juga sangat mempercayaiku. Dia dengan tenangnya tidur di dalam kamarku dengan nyenyak tanpa takut aku melakukan hal buruk padanya” gumam Xiaozi yang kemudian berdiri mendekati ranjangnya
Namun satu hal yang tidak diketahui oleh Xiaozi, meskipun Shan Mui terlihat tenang dari luar, tetapi dibalik selimutnya dia menggenggam sebilah pisau yang merupakan kebiasaannya berjaga-jaga meski dalam tidurnya.
Shan Mui sebenarnya sedang berpura-pura tidur dengan menutup matanya menghadap ke tempat lain membelakangi Xiaozi.
“Apa yang ingin kamu lakukan Xiaozi? Aku belum siap untuk tidur bersamamu. Apakah aku harus pasrah? Apakah aku harus membunuhmu? Ah tidak, aku tidak mungkin membunuhmu” pikiran Shan Mui memikirkan banyak hal sementara jantungnya berdetak kencang menanti apa yang akan dilakukan oleh Xiaozi
Xiaozi kemudian menarik selimut dan membenahinya dengan benar di tubuh Shan Mui lalu pergi keluar dari kamarnya.
“Kamu sungguh lelaki yang baik Xiaozi, aku semakin mencintaimu” gumam Shan Mui ketika melihat Xiaozi telah pergi dari kamarnya. Namun hatinya sedikit sakit karenanya.
Di luar kamar, Xiaozi lalu memikirkan petunjuk dari kakek Tuo tentang cara menggunakan jurus pedang. Dia lalu mengeluarkan pedang Pemburu Roh Lingjian dari dalam cincinnya.
Pedang Pembunuh Roh itu lalu berkilau memantulkan sinar bulan yang saat itu tengah purnama. Lalu di bawah bulan purnama, Xiaozi melatih kembali jurus Pedang Awan Api dari dalam kitab Kultivasi Pedang Langitnya.
Pagi harinya, Shan Mui terbangun dan tidak melihat Xiaozi di dalam kamar maupun di luar kamarnya. Dia lalu pergi mencarinya keliling penginapan itu termasuk ke tempat makan.
“Kamu ada dimana Xiaozi?” pikirnya mencemaskan Xiaozi
Dia merasa bersalah karena semalam lagi-lagi merebut tempat tidur di dalam kamarnya. Dengan rasa bersalah dia kembali berkeliling mencari keberadaan Xiaozi.
Tiba-tiba dia melihat Xiaozi keluar dari dalam kamar di sebelah kamarnya sendiri sambil mengusap-usap matanya.
Wajah Shan Mui yang tadinya bersalah kini berubah menjadi kesal sendiri.
“Percuma aku mencemaskannya, ternyata dia memesan kamar lain sendiri” gumamnya dalam hati
Xiaozi melihat ke arah Shan Mui di depannya lalu tersenyum padanya setelah merasa segar bangun pagi ini.
“Baiklah nona Shan. Aku akan bergabung dengan Tim Pemburu Monstermu” sahutnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
ciru
cakeep. jiwa penakut bawaan dari alam nya
2023-08-05
0
Taufik Hidayat
kenapa mcnya penakut banget?
2023-07-28
1
Van Resha
hajar aja tuh shan mui... jangan kasi kendor thor...
2023-06-03
2