Seketika pintu di ujung gua tersebut terbuka lebar, gelap di dalamnya. Bahkan lentera yang diarahkan pun tidak mampu meneranginya.
Sekejap Xiaozi kembali ragu apakah dia akan memasukinya atau tidak, namun ketika dia masih berdiri di depan pintu itu. Sebuah kekuatan yang dahsyat menarik tubuhnya memasuki ke dalam pintu yang gelap tersebut.
Dia merasakan tubuhnya terhisap oleh kekuatan yang besar dan tekanan itu membuat kepalanya pusing dan setetes darah mengalir keluar dari lubang hidungnya.
Xiaozi bukan orang yang berkultivasi tinggi, dia hanya berada di alam spirit sehingga kekuatan dari dalam pintu itu membuatnya meneteskan darah akibat dari tekanan tersebut.
Kemudian dia melihat cahaya di ujung lorong yang menariknya itu. Lalu dia terjatuh di sebuah hutan kembali dengan tubuhnya yang masih terluka akibat harimau itu.
“Ugh, hari ini benar-benar hari yang sial” gumamnya sambil masih terbaring di tanah dalam hutan itu.
Xiaozi masih terbaring untuk memulihkan kekagetannya dan juga merasa tubuhnya sedikit sulit untuk digerakkan akibat terjatuh dari lorong yang hilang entah kemana.
Tiba-tiba sebuah kepala muncul di depan wajahnya, kepala itu mirip dengan wajah kadal berwarna hijau yang menjulurkan lidahnya yang panjang.
Mata kadal itu berkedip melihatnya, membuat Xiaozi terkejut dan terbangun karenanya.
“Aah, siapa kamu” teriaknya
Kadal itu pun terkejut melihat keterkejutan Xiaozi dan menjauh darinya. Dia berusaha mengatakan suatu bahasa yang tidak dimengerti oleh Xiaozi.
“ով ես դու” seakan-akan kadal itu berbicara padanya.
“Ugh, ini pasti mimpi. Aku bertemu kadal yang bertubuh seperti manusia berekor berwarna hijau mengenakan pakaian wanita dan berbicara padaku” gumamnya dalam hati
Xiaozi melihat ke arah kadal tersebut meneliti tubuhnya, membuat wajah kadal itu menjadi merah dan bergerak mundur menjauhinya.
“ինչ եք ուզում անել” lagi-lagi kadal itu berkata suatu yang aneh
Xiaozi tidak tahu harus menjawab apa, dia tidak mengerti kata-kata kadal itu. Lalu tangannya menjulur untuk berusaha meraihnya, memastikan dirinya sedang bermimpi atau tidak.
Kadal itu terlihat ketakutan lalu pergi melarikan diri dengan cepat meninggalkannya.
“Ini pasti benar-benar mimpi. Kadal itu cepat sekali lenyap dari depanku” gumamnya dalam hati.
“Tapi dimana kah ini?” pikir nya lagi sambil melihat sekeliling hutan tersebut.
Lalu dia berjalan ke salah satu arah untuk menemukan petunjuk meskipun menurutnya ini adalah mimpi.
“Meskipun mimpi pun harus ada penjelasannya” pikir Xiaozi
Tiba-tiba dia kembali melihat sebuah gua tersembunyi di balik semak belukar yang rimbun.
“Lagi-lagi sebuah gua, apakah ini tempat pintu untuk kembali dari dunia mimpi ini?” pikir Xiaozi
Karena penasaran, Xiaozi pun memasuki gua itu yang kali ini cukup kecil sehingga dia merangkak untuk memasukinya. Namun makin ke dalam, gua itu semakin melebar hingga di ujung gua itu cukup luas untuknya berdiri dan melihat sekelilingnya.
Tampak sebuah pedang tergantung melayang di udara dan dirantai sekelilingnya yang tertancap di dinding gua itu.
Mata Xiaozi terbelalak melihatnya, dia kemudian mencoba memegang pedang tersebut untuk memeriksanya.
“Ugh” Xiaozi terkejut merasakan sengatan saat memegang pedang tersebut dan melihat jarinya terluka oleh sengatan pedang itu dan darahnya menempel di gagang pedang.
“Mengapa aku merasa kesakitan dalam mimpi ini?” pikirnya bingung dan melihat jarinya yang terluka.
Pedang itu bergetar dan suara rantai gemericing lalu terputus oleh getaran pedang tersebut.
Mata Xiaozi berkedut, dia menggigil ketakutan melihat reaksi pedang itu. Dia tidak menyangka meskipun rantai pedang itu telah putus hancur, namun pedang itu masih melayang di udara
“Ini pasti benar-benar mimpi” gumamnya dalam hati
“Ah, manis sekali” tiba-tiba dia mendengar suara dari arah pedang itu
Xiaozi memalingkan wajahnya melihat sekeliling untuk mencari arah datangnya suara tersebut. Namun dia tidak menemukan sosok siapapun di dalam gua tersebut.
“Si..Siapa kamu?” tanya Xiaozi pada suara tersebut
“Apakah kamu yang memberikan darahmu untuk membangunkanku?” tanya suara itu lagi
“Darah? Apa maksudnya? Membangunkan siapa?” gumam Xiaozi kembali
Dia memikirkan tangannya yang tergores akibat sengatan di gagang pedang tadi. Matanya kemudian tertuju kepada bilah pedang yang melayang di depannya.
“Apakah darahku yang kamu maksud?” tanya Xiaozi pada suara itu
“Benar. Aku tidak melihat orang lain disekitar sini. Pasti ini darahmu yang terasa manis” sahut suara tersebut
Mata Xiaozi menatap ke arah pedang itu lalu mendekatinya untuk memastikan arah suara yang didengar olehnya berasal dari pedang itu.
“Berikan aku darahmu sedikit lagi. Maka kamu akan menjadi tuanku” kata suara tersebut.
“Apa maksudmu? Apakah kamu ingin membunuhku?” tanya Xiaozi pada suara tersebut ketakutan.
Tanpa sadar Xiaozi mundur menjauh dari pedang itu begitu mendengar dia meminta darahnya lagi. Matanya berkedut mengetahui sebilah pedang berbicara padanya.
“Tidak. Aku tidak ingin membunuh orang yang akan menjadi tuanku. Aku hanya ingin mengenal darahnya untuk mengalir dalam tubuhku ini” sahut suara itu
“Tubuh? Siapa kamu? Kenapa aku tidak melihatmu?” tanya Xiaozi kembali
Wajah Xiaozi menjadi tegang mendengar suara dari pedang tersebut, namun dirinya masih belum mempercayainya.
“Hahaha... aku adalah pedang ini. Kamu sedang melihatku” sahut suara itu yang ternyata berasal dari pedang yang melayang itu.
Xiaozi akhirnya menyadari bahwa pedang itulah yang sedang berbicara dengannya. Dia menjadi ketakutan dan ragu untuk mengikuti kata-kata pedang tersebut.
“Jangan takut. Aku adalah Pedang Pemburu Roh. Tuanku yang terakhir telah mati ribuan tahun yang lalu. Dan akupun tertidur disini. Karena darahmu lah akhirnya aku terbangun kembali” kata pedang itu.
Xiaozi terdiam sejenak memikirkan hal ini. “Haruskah aku mempercayai kata-katanya?”
“Baiklah. Aku akan memberikanmu sedikit darahku” sahut Xiaozi
Kemudian pedang itu melayang keatas seperti kegirangan meliuk kesana kemari, lalu turun dan berdiri di depan Xiaozi.
“Aku siap menerima darahmu untuk mengalir di dalam tubuhku” sahut pedang tersebut bergetar sambil mendengung.
Xiaozi menggigit jari telunjuknya untuk mengeluarkan setitik darah lalu memoles bilah badan pedang tersebut.
“Bagus. Darah yang sangat manis. Kamu adalah tuanku yang baru sekarang” kata pedang tersebut.
“Pedang Pemburu Roh. Itukah namamu?” tanya Xiaozi
Meskipun awalnya Xiaozi sedikit takut, namun kini dia sudah membiasakan dirinya lalu mendekati pedang itu.
“Benar” sahut pedang tersebut
“Mengapa namamu menyeramkan seperti itu?” tanya Xiaozi kembali
Xiaozi kemudian memberanikan dirinya untuk mengambil pedang itu dengan tangannya dan merasakan getaran dari gagang pedang tersebut.
“Hahaha... karena memang aku memakan roh dari mahluk-mahluk yang telah aku bunuh” sahut pedang itu lagi sambil bergetar.
“Kamu sungguh kejam?” kata Xiaozi
Mata Xiaozi bergidik mendengar kata-kata dari pedang di tangannya. Dia mengayunkan pedang itu untuk mencoba menggunakannya.
“Tuan, aku memang dibuat untuk itu” sahut pedang tersebut bergetar seolah-olah mengiyakan perkataan Xiaozi.
“Baiklah. Aku akan menyimpanmu dalam cincin penyimpananku. Masuklah” kata Xiaozi selanjutnya
“Baik tuan” sahut pedang itu yang kemudian masuk ke dalam cincin penyimpanan Xiaozi.
Xiaozi melepas pedang ditangannya yang kemudian melayang mengecil hingga masuk ke dimensi di dalam cincin penyimpanan yang diberikan oleh ibunya.
“Sepertinya yang aku alami ini bukan mimpi” gumam Xiaozi
“Tentu saja ini bukan mimpi tuan” sahut pedang itu dari dalam cincin penyimpanan Xiaozi
Meskipun pedang itu telah berada di dalam cincin penyimpanannya, dia masih bisa berbicara dengan Xiaozi dari dalam cincin tersebut.
“Menurutmu, aku harus kemana sekarang?” tanya Xiaozi pada pedang itu.
“Cari mangsa sebanyak-banyaknya untuk menjadi makananku” sahut pedang itu membuat mata Xiaozi berkedut mendengarnya.
Mata Xiaozi kembali berkedut mendengar perkataan kejam dari pedang itu. Dia menghela nafasnya.
“Aku tidak suka membunuh sembarangan. Jadi jaga nafsu makanmu” sahut Xiaozi
“Baik. Sesuai permintaanmu tuan” sahut pedang itu kembali
Xiaozi kemudian keluar dari dalam gua tersebut, lalu kembali ke tengah hutan tadi.
Dari kejauhan tampak kadal wanita yang lari tadi datang bersama beberapa orang yang juga wajah mereka mirip dengan kadal. Namun kali ini kelihatan mereka memang berasal dari klan yang sama.
Mereke mendekati Xiaozi, lalu kadal wanita yang tadi berkata pada orang-orang di belakang mereka.
“դա այն մարդն է, որի մասին ես պատմում էի ձեզ” kata kadal wanita itu
“որտեղի՞ց է այդ մարդը եկել” tanya salah satu dari mereka pada yang wanita
“նա ընկավ երկնքից” sahut kadal wanita tersebut
Kali ini kepala Xiaozi terasa mau pecah mendengar pembicaraan mereka yang tidak dimengerti olehnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
🌼🆚🐝
lain kali bawah penerjemah thor
2024-12-12
0
Oe Din
Kepala saya juga "mau pecah" ketika membaca tulisan aneh ini 😇😇😇
2024-05-20
0
Iwan Sukendra
tanyakan pada rumput yang bergoyamng.. /Doubt/
2024-03-06
0