Setelah kepergian kedua temannya, Shan Mui masih duduk termenung di depan meja makannya. Lalu dia melirik ke arah kamar penginapan tempat Xiaozi menginap yang ternyata dia telah melihatnya secara diam-diam sejak awal.
Shan Mui merasa ragu untuk menghampiri Xiaozi, namun dia memberanikan dirinya berjalan ke arah kamar Xiaozi dan berhenti di depan kamarnya.
Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang ketika berada di depan kamar Xiaozi.
“Sialan, kenapa jantungku menjadi kacau begini.” gumamnya lalu membalikkan badan hendak pergi.
Tiba-tiba pintu kamar Xiaozi berderit terbuka. Shan Mui membalikkan badannya dan melihat Xiaozi hendak melangkah keluar kamarnya. Mata Xiaozi bertemu dengan Shan Mui dan membuat wajah Shan Mui berubah menjadi merah tersipu karenanya.
“Gadis ini kenapa tiba-tiba datang menemuiku?” pikir Xiaozi
“Nona Shan, ada perlu apa hendak menemuiku?” tanya Xiaozi pada Shan Mui
“Ng, aku akan pergi hendak menangkap monster. Jadi aku mungkin tidak bisa menemanimu di kota ini” sahutnya pelan menundukkan kepalanya.
Shan Mui tidak berani menatap mata Xiaozi terlalu lama, dia mengalihkan pandangannya melihat-lihat ke dalam kamar Xiaozi.
“Oh, Baiklah. Berhati-hatilah nona Shan. Semoga bisa mendapat monster yang banyak” kata Xiaozi sambil tersenyum padanya.
Ekspresi wajah Shan Mui tiba-tiba berubah mendengar jawaban Xiaozi yang seakan-akan tidak mempedulikannya. Matanya melotot ke arah Xiaozi dan mendengus.
“*Huh, Orang ini sangat menyebalkan sekal*i” gumamnya kesal dalam hati
Xiaozi merasakan suasana membeku sesaat ketika melihat ke arah tatapan Shan Mui yang seakan-akan hendak menerkam padanya seperti tatapan harimau yang ditemui saat di dunianya itu.
“Apa maunya gadis ini?” pikir Xiaozi
“Kamu tidak ingin mengajakku ikut pergi bersamamu kan? Karena aku masih pemula, nanti akan merepotkanmu” ujar Xiaozi sambil tersenyum lagi berusaha mencairkan suasana
“Siapa yang mau mengajakmu?” sahut Shan Mui dengan ketus lalu memalingkan wajahnya.
“Oh, syukurlah jika demikian. Aku takut tidak berani menolak jika kamu memintaku pergi bersamamu” kata Xiaozi yang polos kembali membuat rambut di kepala Shan Mui seakan-akan terbakar oleh rasa kesalnya.
Shan Mui pun pergi meninggalkan kamar Xiaozi dengan wajah bersungut-sungut dan rasa kesal yang amat sangat.
“Nona Shan!” teriak Xiaozi yang kemudian.
Detak jantungnya tiba-tiba berdegup kencang kembali. Shan Mui menghentikan langkahnya namun tidak berbalik.
“Apa dia berubah pikiran?” pikir Shan Mui menunggu kata berikutnya dari Xiaozi
“Apa nona tidak mau minum teh terlebih dahulu denganku sebelum pergi?” tanya Xiaozi padanya.
Wajah Shan Mui terasa mendidih setelah mendengar pertanyaan tersebut.
“TIDAK!” teriak Shan Mui semakin kesal mendengarnya dan pergi secepatnya.
“Ah, gadis itu kenapa? Apa kata-kataku ada yang salah?” Xiaozi bingung karenanya.
Xiaozi kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya, dia tidak terlalu memikirkan tentang kejadian tadi. Pikirannya terfokus pada kitab kosong yang telah dipinjamnya dari perpustakaan tadi.
“Pedang Pemburu Roh, keluarlah!” perintahnya memanggil pedang dari dalam cincin penyimpanannya.
“Ada apa tuan memanggilku?” tanya pedang tersebut.
Xiaozi tiba-tiba tertegun, dia seolah-olah memikirkan sesuatu.
“Tuan?” tanya pedangnya
“Sebentar, aku sedang memikirkan nama yang singkat untuk memanggilmu. Karena nama Pedang Pemburu Roh terlalu panjang” sahutnya
TRANGG!
Pedang Pemburu Roh terkejut dan jatuh ke lantai. Dia tidak berpikir sejauh itu tentang namanya sendiri.
“Terserahmu saja tuan mau memanggilku apa” sahut pedang itu lagi yang kembali terbang ke depannya.
“Aku akan memanggilmu Sprity. Bagaimana?”
TRANGG!
“Besty?
TRANGG!
“Tuan berhentilah membuatku terkejut, aku bisa patah karena jatuh terus menerus” sahut pedang itu sedikit gemetar saat melayang karena jatuh berkali-kali.
“Baiklah. Bagaimana jika aku menyebutmu Lingjian?” kata Xiaozi
Pedang itu bergetar dan mendengung seakan-akan senang dengan nama itu.
“Baiklah, Lingjian berdiri!” teriak Xiaozi
TRANGGG!
“Tuan, aku bukan dari klan anjing. Tolong hargai aku sedikit” sahut Lingjian
“Baiklah. Sekarang ceritakan padaku. Bagaimana aku bisa membaca kitab kosong ini?” tanya Xiaozi pada pedangnya Lingjian
“Tuan, oleskan darahmu di tubuhku kemudian gunakan pedang yang berisi darahku untuk mengoleskan darah itu pada halaman kitab tersebut” sahut Lingjian
“Kenapa harus menggunakan darahku terus? Jika halaman itu ribuan, darahku bisa habis nantinya” kata Xiaozi meragukan cara Lingjian
Pedang Pemburu Roh Lingjian tidak tahu bagaimana menjelaskan pada Xiaozi, namun apa yang dikatakan olehnya benar juga.
“Tuan tidak perlu menggunakan cara itu sekaligus untuk semua halaman. Gunakan secukupnya saja, besok bisa dilanjutkan kembali atau seterusnya setelah melatih bagian awal” kata Lingjian
“Baiklah kita coba dulu satu halaman” sahut Xiaozi yang kemudian meneteskan darahnya pada pedangnya, lalu menggunakan pedang itu menorehkannya pada kertas putih pada kitab tersebut.
Kemudian tampak muncul tulisan pada halaman berwarna putih Tehnik Kultivasi Pedang Langit
“Setetes darah cuma memunculkan tulisan sedikit seperti ini?” Xiaozi kesal karenanya.
“Ini baru judul kitabnya saja tuan. Sepertinya perlu setetes lagi” sahut Lingjian.
Lalu Xiaozi kembali memberikan setetes darahnya pada pedang Lingjian dan menorehkan kembali ke halaman putih kitab terebut.
Kali ini muncul beberapa kata dan disertai gambar tentang titik-titik energi dalam tubuh dan aliran energinya beserta jurus pedangnya.
“Ini Tahap Besi tingkat pertama dari Kultivasi Pedang Langit” gumam Xiaozi
Kemudian dia mencoba untuk melihat lagi halaman keduanya. “Tahap Besi tingkat kedua”, “Tahap Besi tingkat ketiga” hingga Tahap Besi tingkat kelima”. Setelah itu barulah “Tahap Perunggu tingkat pertama”
Xiaozi merasa tubuhnya lemas setelah membuka 7 halaman dari kitab tehnik kultivasi pedang langit tersebut. Dia pun duduk sementara waktu untuk memulihkan kondisinya.
“Aku harus mencari pil penambah darah setelah ini” gumam Xiaozi
“Tuan, aku rasa kamu bisa melatihnya dari dasar terlebih dahulu sebelum ke tahap berikutnya” kata Lingjian
“Baiklah. Aku akan berlatih” sahut Xiaozi yang kemudian membaca kitab tersebut dan mulai melakukan sesuai petunjuk di dalam buku tersebut.
Untuk pertama kalinya setelah sekian tahun hidupnya, Xiaozi memiliki keinginan untuk melatih kultivasi kembali. Dia membaca petunjuk dari kitab tehnik kultivasi pedang langit tersebut, lalu mencobanya dengan mengatur nafas internal nya sambil duduk bersila.
Aliran energi dalam tubuhnya diatur menurut petunjuk di dalam kitab tersebut. Awalnya agak sulit baginya menyesuaikan kultivasi pedang ini, namun perlahan-lahan dia bisa mengatur pernafasannya, lalu peredaran darahnya. Sehingga aliran energi dari titik-titik energi sesuai petunjuk dalam buku bisa dia bersihkan dan diisi oleh energi hingga maksimal.
Tidak butuh lama baginya untuk menguasai tehnik kultivasi pedang langit tahap besi tingkat 1. Tubuhnya terasa mengalami perubahan menjadi lebih segar dan nyaman.
Seperti orang yang ketagihan, Xiaozi kemudian melanjutkan kembali pelatihannya ke tahap besi tingkat 2. Kali ini dia lebih mudah melakukan peningkatannya, namun dia merasa sedikit kelelahan setelah mengalirkan energi dan mengisi energi pada titik-titik energi sesuai petunjuk dalam kitab tersebut.
Akhirnya tahan besi tingkat 2 berhasil diterobos olehnya. Xiaozi merasa sangat kelelahan terutama perutnya merasa lapar setelah melatih kultivasi tersebut.
“Hmm.. ternyata latihan kultivasi cukup menyenangkan” gumamnya dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Defrin
baru tau ya
2023-10-02
0
ciru
cakeep. kitab panduan donor darah 😆😆🤣😅
2023-08-05
0
aa_kardi
buku itu sahabat PMI ..
😁
2023-06-01
1