Benua Matahari Barat digegerkan dengan kabar penemuan banyak mayat di Kota Giok Hijau. Tidak tanggung-tanggung, korban pembunuhan itu dikabarkan menjadi sepuluh ribu.
Kota Giok Hijau sendiri merupakan ibukota dari Kekaisaran Laut Selatan, Kekaisaran terkuat dan terluas di Benua Matahari Barat.
Kabar tersebut menuai banyak kecaman, terutama dari Sekte-sekte aliran putih dan netral. Sedangkan untuk Sekte aliran hitam walaupun mereka tidak bertindak tetapi juga menunjukkan ketidaksenangan mereka.
Misalnya saat ini di Sekte Pedang Surgawi, Patriak dan para Tetua Sekte itu mengadakan rapat mendadak untuk membahas kabar tersebut.
"Tidak salah lagi, ini pasti ada kaitannya dengan terbebasnya putra dari Liu Zeng beberapa waktu lalu!" Patriak Zhang Ye memandu jalannya rapat tersebut. Memang kabar tentang terlepasnya Liu Kang sudah menjadi rahasia umum di Benua Matahari Barat beberapa waktu lalu.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan Patriak?" Salah satu Tetua mengangkat suaranya. Raut wajahnya tidak begitu baik ketika mendengar kabar tersebut.
"Tidak ada yang bisa kita lakukan saat ini. Kita hanya bisa mengikuti perkembangan dan mengutus beberapa murid untuk mencari tahu keberadaan anak iblis itu!" Jawab Patriak Zhang Ye. Walaupun wajahnya terlihat panik tetapi ada senyuman tipis di bibirnya. Senyuman itu penuh arti dan penuh makna.
"Baik Patriak!" Setelah itu, rapat antara petinggi Sekte Pedang Surgawi dibubarkan.
Sementara di waktu yang sama, Kuil Jiwa Abadi juga sedang mengadakan rapat antara para petinggi mereka. Terlihat seorang pemuda yang menunjukkan wajah sangat khawatir diantara mereka. Pemuda itu tidak lain adalah Wu Sha. Dia jugalah yang memberitahukan kepada Kuil Jiwa Abadi bahwa Liu Kang sudah terlepas dari segelnya dan empat Tetua yang bersamanya terbunuh dalam misi tersebut.
"Kita harus bertindak cepat! Ini salah kita, jadi kita harus mempertanggungjawabkannya!" Ucap Mahaguru Wu Kai dengan wajah yang sedikit khawatir.
"Laksanakan Mahaguru!" Jawab serempak petinggi-petinggi Kuil Jiwa Abadi yang mengikuti rapat tersebut.
Suasana heboh juga terjadi di Sekte Seribu Bunga, karena mereka dalang di balik penyebaran terlepasnya Liu Kang yang dikabarkan akan mengacaukan Benua Matahari Barat serta kabar tentang pembunuhan warga Kota Giok Hijau.
Di Istana Kekaisaran Laut Selatan, Kaisar Fang An sedang berdiri tegak di dekat jendela ruangannya. Raut wajahnya begitu buruk sampai-sampai tubuhnya bergetar hebat.
"Kekacauan akan segera terjadi kembali dimana-mana!" Gumamnya pelan sambil memijat keningnya.
Di aliran hitam sendiri juga sedang terjadi gejolak saat mendengar kabar pembunuhan masal tersebut.
Tepatnya di Sekte Racun Lembah Iblis, saat ini seorang pria paruh baya sedang duduk di kursinya sambil membaca sebuah buku.
Namanya Yan Hui atau di dunia kultivator lebih dikenal dengan sebutan Dewa Racun Iblis, Kultivator terkuat nomor tiga di Benua Matahari Barat. Usianya sudah menginjak tujuh ratus tahun lebih. Yan Hui adalah Patriak dari Sekte Racun Lembah Iblis dengan praktik Pembentukan Jiwa Murni tingkat lima awal.
Sekte Racun Lembah Iblis sendiri merupakan nomor satu di Sekte besar aliran hitam. Sekte ini juga menduduki peringkat ketiga Sekte terkuat di Benua Matahari Barat, di bawah Sekte Pedang Surgawi dari aliran putih dan Kuil Jiwa Abadi dari aliran netral.
"Kekacauan tidak akan bisa terelakkan lagi!" Gumamnya pelan sambil terus membaca buku.
Sementara di tempat yang cukup terpencil, tepatnya di Sekte Tujuh Pedang, Liu Kang sedang duduk di batu besar tempat dia dan Xiao Rong biasanya duduk.
Liu Kang sudah mendengar kabar tentang misi untuk mencari dan menangkapnya dalam keadaan hidup maupun mati. Barang siapa saja yang bisa mendapatkannya akan diberikan imbalan yang sangat besar.
Dan sekarang dia mendengar informasi pembunuhan masal di Kota Giok Hijau, ibukota Kekaisaran Laut Selatan yang menyebut dirinya sebagai dalang dari kejadian itu.
"Apa mungkin Nona Rong akan menyerahkanku kepada Sekte besar aliran putih dan netral?" Gumam Liu Kang dalam hatinya.
Tetapi setelah itu dia langsung menepis pikirannya itu, "Kalau dipikir-pikir lagi, tidak mungkin Nona Rong akan melakukan itu. Jika dia bermaksud demikian, pastinya saat pertama kali kami bertemu dia akan melakukan hal itu." Liu Kang larut dalam pemikirannya sendiri.
Saat dia sedang larut dalam pikirannya, tiba-tiba ada suara jejak kaki yang mendekat ke arahnya. Saat Liu Kang menoleh, ternyata suara langkah kaki itu berasal dari Xiao Rong.
"Tuan Putri Rong!" Liu Kang berdiri dan memberi salam kepada Xiao Rong.
"Tidak perlu demikian. Tidak ada yang melihat kita disini." Balas Xiao Rong tersenyum lembut.
"Walaupun demikian, aku harus tetap berhati-hati Nona!" Liu Kang mengernyitkan dahinya.
"Baiklah, terserah kau saja!" Balas ketus Xiao Rong.
"Aku mengerti, kau pasti sudah mendengar kabar yang sedang hangat dibicarakan bukan?" Xiao Rong tiba-tiba membahas mengenai pembunuhan masal itu.
Liu Kang tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil terlihat khawatir.
"Kau tenang saja, aku percaya padamu! Bukan kau pelakunya seperti yang dikabarkan. Karena malam itu, aku sangat mengingatnya, kita berdua menghabiskan malam dengan bercerita tentang kehidupan kita masing-masing." Xiao Rong tersenyum lembut kepada Liu Kang.
Memang benar, pada malam yang bersamaan dengan di kabarkannya pembunuhan masal di Kota Giok Hijau, Liu Kang dan Xiao Rong sedang duduk bersantai sambil bercerita.
Malam itu juga mereka habiskan sampai pagi, jadi tidak mungkin Liu Kang bisa pergi ke Kota Giok Hijau.
Lagipula, jarak antara Sekte Tujuh Pedang dan Kota Giok Hijau sangat jauh. Kota Giok Hijau berada di Kekaisaran Laut Selatan sementara Sekte Tujuh Pedang berada di Kekaisaran Gunung Timur. Jadi mustahil menurut Xiao Rong, Liu Kang dapat bergerak hanya dalam waktu semalam.
"Terima kasih Nona Rong. Mendengar perkataanmu membuat hatiku lebih nyaman!" Liu Kang menatap lekat gadis itu. Menurutnya gadis ini sangat baik, Liu Kang menganggap Xiao Rong adalah keluarganya dan dewi penolongnya.
Walaupun Liu Kang ditutupi topeng, Xiao Rong bisa melihat jelas bahwa pemuda itu sedang menatapnya. Mata biru terang yang sangat indah, membuat Xiao Rong sedikit salah tingkah dibuatnya.
Memang, Liu Kang memiliki mata berwarna biru terang yang diturunkan dari Ayahnya, Liu Zeng.
"Kenapa dia menatapku seperti itu? Tatapannya membuat jantungku berdetak kencang!" Gumam Xiao Rong dalam hatinya.
Karena tidak tahan lagi, akhirnya dia berkata lantang, "Jangan menatapku seperti itu!" Xiao Rong hanya mengatakan itu, dia tidak mengatakan alasannya.
Liu Kang hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum canggung, lalu mengalihkan pandangannya saat mendengar perkataan Xiao Rong.
"Maafkan aku Nona Rong!" Jawabnya dengan lembut.
"Tidak apa-apa! Aku menyukainya, tetapi jangan terlalu sering atau kau akan mendapat masalah!" Balas Xiao Rong. Dia berkata demikian karena menurutnya jika Liu Kang sering menatapnya seperti itu akan membuat jantungnya meledak.
Xiao Rong jadi bingung sendiri apa yang terjadi pada jantungnya. Karena tidak biasanya jantungnya akan berdetak kencang seperti itu.
Akhirnya Xiao Rong meninggalkan Liu Kang dengan hati yang bertanya-tanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Rehaandy Irsyad
kaisar Fang An.....Seperti Nama Seseorang D Lapak Sebelah😂😂😂
2021-06-24
0
irin
ahsiapppp
2021-05-17
0
Widia Jaya
kenapa mc lemah sekali dan nggak pernah berlatih
2021-05-01
1