Seorang pria paruh baya yang terlihat berusia sekitar tiga puluh tahunan sedang duduk di kursinya. Sebenarnya usia pria itu hampir menginjak umur dua ratus tahun.
Dia adalah Xiao An, Patriak Sekte Tujuh Pedang. Dia terkejut saat mendapat laporan bahwa putrinya pulang membawa seorang pria yang berpakaian lusuh seperti pengemis. Selain itu juga dikabarkan, pemuda itu adalah seorang kultivator.
"Apa yang diinginkan Rong'er dari pemuda itu?" Patriak Xiao An memijat keningnya karena pusing memikirkan kelakuan putrinya tersebut.
"Panggil Rong'er dan pemuda yang bersamanya itu. Suruh menghadap kepadaku!" Titah Patriak Xiao An kepada seorang pemuda yang sebelumnya menjadi pengawal Xiao Rong.
"Laksanakan Patriak!" Pemuda itu meninggalkan Patriak Xiao An setelah memberi hormat kepadanya.
*****
"Ini adalah ruanganku!" Jelas Xiao Rong kepada Liu Kang yang sekarang sedang memakai sebuah topeng. Memang sebelumnya saat di Desa Langit Biru, Xiao Rong membelikan topeng untuk Liu Kang di toko Seribu Bunga.
Topeng ini bukanlah topeng sembarangan, topeng ini adalah topeng khusus yang dibuat untuk para kultivator yang ingin menyembunyikan wajahnya. Karena topeng ini sendiri tidak bisa ditembus dari luar.
"Sekarang Kau adalah pelayan pribadiku. Jadi kau harus menuruti semua perintahku!" Jelas Xiao Rong yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Liu Kang.
Saat ini Liu Kang sedang fokus dengan suasana yang ada dihadapannya. Sudah lama dia tidak merasakan kebebasan seperti ini, pikirnya.
Liu Kang juga merasakan bahwa Qi di area Sekte ini cukup bagus, setidaknya lebih baik daripada di dalam gua yang dia tempati sebelumnya yang sama sekali tidak terdapat Qi.
"Hei! Apakah kau mendengarku!" Xiao Rong menaikkan nada suaranya karena merasa Liu Kang tidak mendengarkan perkataannya.
Liu Kang kaget dan terhenyak mendengar teriakkan Xiao Rong, menurutnya gadis ini aneh. Suka melebih-lebihkan hal-hal yang kecil. Tetapi Liu Kang menganggukkan kepalanya dan mengatakan, "Aku mengerti Nona!"
"Bagus!" Balas singkat Xiao Rong.
"Tetapi kau harus ingat. Kau hanya boleh memanggilku dengan sebutan 'Nona' saat bedua denganku saja. Jika ada orang lain, kau harus memanggilku Tuan Putri, atau kau akan mendapatkan masalah yang tidak diperlukan." Jelas Xiao Rong mengingatkan Liu Kang.
"Hamba mengerti Tuan Putri."
Saat keduanya sedang berbincang-bincang, tiba-tiba seorang pemuda menghampiri mereka yang tidak lain adalah pemuda yang sama yang ditugaskan untuk memanggil Xiao Rong dan Liu Kang oleh Patriak Xiao An.
Pemuda itu bernama Ye Xiu, dia adalah murid utama Sekte Tujuh Pedang sekaligus yang paling berbakat di generasi muda Sekte itu.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa Ye Xiu sebenarnya menyukai Xiao Rong.
Sebab itulah, saat dia melihat Xiao Rong cukup dekat dengan pengawal pribadi barunya itu, Ye Xiu menatapnya dengan tatapan tidak senang. Tetapi dia menyembunyikan hal tersebut.
"Tuan Putri Rong, Patriak memanggil Anda untuk menghadap bersama pengawal pribadi baru Anda!" Ye Xiu memberi hormat kepada Xiao Rong.
"Terima kasih atas informasinya. Kami akan segera kesana!" Jawab Xiao Rong dan tidak menghiraukan Ye Xiu lagi. Dia memilih mendekati Liu Kang dan mengajaknya menemui Patriak.
*****
"Salam Patriak! Xiao Rong menghadap memenuhi panggilan!" Xiao Rong memberi hormat kepada Xiao An.
"Rong'er, berapa kali harus Ayah bilang kau tidak perlu bersikap formal kepada Ayah!" Patriak Xiao An menanggapinya dengan dengan senyum tipis. Menurutnya putrinya itu terlalu kaku dan mengikuti adat.
"Hamba tidak berani Patriak! Bagaimanapun Anda adalah pemimpin Sekte!" Balas Xiao Rong dengan jelas.
Mendengar hal itu Xiao An menjadi sedikit sedih. Dia mengetahui dengan jelas mengapa putrinya itu bersikap seperti itu.
Saat istri Patriak Xiao An mengandung Xiao Rong, Patriak Xiao An jarang menemuinya karena mengerjakan urusan Sekte.
Saat istrinya melahirkan pun, Xiao An tidak ada di dekatnya.
Bahkan saat Xiao Rong tumbuh dewasa, Xiao An sangat jarang sekali menemuinya bahkan untuk berbincang.
Setelah kematian istrinya, barulah Xiao An memberikan waktu lebih untuk Xiao Rong.
Sebab itulah hubungan kedua ayah dan anak ini tidak begitu erat.
'Ini memang salahku' Gumam Patriak Xiao An di dalam hatinya. Sebenarnya dia sedih, tetapi berusaha menutupinya.
"Baiklah, terserah kau saja!" Akhirnya Patriak Xiao An tidak ingin berdebat dengan putrinya itu.
"Jelaskan siapa pemuda yang kau jadikan pengawal pribadimu itu!" Patriak Xiao An begitu penasaran, menurutnya banyak anggota Sekte Tujuh Pedang yang mumpuni, kenapa harus orang luar.
"Namanya Long San, dia seorang pengemis yang kutemukan di Desa Langit Biru." Jelas Xiao Rong. Memang sebelumnya, Xiao Rong mengatakan Liu Kang harus merubah namanya agar tidak ada orang yang tahu. Sebab itulah namanya menjadi Long San!
"Dia menyelamatkan aku saat diriku hampir celaka. Sebab itulah aku memutuskan untuk merekrutnya." Sambung Xiao Rong.
Mendengar alasan dari putrinya itu, akhirnya Patriak Xiao An membiarkannya walaupun dia tidak sepenuhnya percaya.
'Aku bisa mencari tahu kebenarannya di masa depan' Pikir Patriak Xiao An. Yang terpenting untuk saat ini adalah membuat putrinya senang dan memperat hubungan mereka yang jauh.
"Baiklah kalian boleh pergi!" Titah Patriak Xiao An.
"Kau... Kau harus menjaga Rong'er dengan nyawamu!" Patriak Xiao An mengalihkan pandangannya ke Liu Kang.
"Baik Patriak!" Jawab tegas Liu Kang.
Sebelum meninggalkan ruangan, Patriak Xiao An juga berjanji akan memberikan sumber daya untuk Liu Kang berlatih. Menurutnya, semakin kuat Liu Kang maka akan semakin aman putrinya!
Patriak Xiao An juga memperbolehkan Liu Kang untuk mempelajari ilmu bela diri Sekte Tujuh Pedang jika dia mampu mempelajarinya.
Liu Kang menjadi lebih semangat mendengar hal itu. Menurutnya itu adalah yang terbaik untuknya.
*****
Malam pun tiba, di atas atap sebuah rumah, terlihat sosok bertopeng dengan jubah berwarna hitam sedang mengamati situasi.
Bulan yang bersinar terang ditambah angin yang berhembus kencang seakan menambah kegagahan pria itu.
"Liu Zeng sudah aku jadikan kambing hitam, begitu juga dengan anaknya. Ini saatnya aku menjalankan rencanaku yang sempat tertunda!" Gumam pelan pria itu.
Dalam hitungan detik, tubuhnya menghilang di malam yang bersinar terang. Tetapi dengan kemunculannya dan menghilangnya pria itu membuat heboh Benua Matahari Barat saat keesokan harinya.
*****
Liu Kang sedang duduk di sebuah batu besar yang ada di halaman Sekte Tujuh Pedang, tepatnya di halaman ruangan Xiao Rong. Di sampingnya, Xiao Rong duduk sambil menengadahkan kepalanya ke langit.
"Ibu! Aku merindukanmu!" Gumam pelan Xiao Rong.
Mendengar hal itu, Liu Kang menjadi terbawa suasana, dia juga merindukan Ayahnya. Dia mengingat jelas, Ayahnya meninggalkannya di dalam gua dalam keadaan tersegel sambil berurai air mata.
Liu Kang melihat dengan jelas bahwa itu bukan keinginan Ayahnya.
Dengan kemampuannya yang dapat melihat hati seseorang, Liu Kang melihat hati Ayahnya penuh kasih sayang terhadapnya, takut kehilangannya dan membanggakan dirinya.
"Ayah, Kang'er akan membuat dunia ini menyesal telah memburu dan ingin membunuh Ayah!" Gumam Liu Kang di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Paimo 15
hebat, patriak umur 200 thn, ank nya umur 15 thn,,,, beda dikit,,, semangat
2021-05-10
0
Burhanuddin Bur Nursyam
jadi pembatu
2021-04-07
0
Burhanuddin Bur Nursyam
jadi pembatu
2021-04-07
0