Wu Sha tersadar dari pingsannya, dia mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk.
Wu Sha memijat keningnya, mengingat apa yang terjadi sebelum dia pingsan.
"Tetua An dan Tetua yang lainnya?!" Wu Sha mengingat kembali yang terjadi sebenarnya, Wu Sha membantu para Tetua Kuil Jiwa Abadi untuk melepaskan segel seorang pemuda bernama Liu Kang, dia juga mengingat melihat asap mengepul di dalam gua dan setelah itu dia tidak sadarkan diri.
"Apa yang terjadi pada mereka?" Wu Sha merasa kebingungan.
Setelah dia pikir-pikir kembali, tidak mungkin bukan mereka meninggalkannya sendiri di dalam hutan.
Sekarang hanya ada satu kemungkinan yang terjadi pada mereka. Mereka tewas saat asap misterius itu tiba-tiba muncul.
Dugaan itu bertambah kuat di dalam pikirannya karena melihat dirinya yang sekarang berada di perbatasan segel.
"Berarti... Dia...?!" Wu Sha tidak menyelesaikan kata-katanya, "Aku harus secepatnya kembali ke Kuil untuk memberitahukan semuanya!" Wu Sha berdiri dan bergegas meninggalkan tempat itu sambil sesekali memegangi dadanya yang masih terasa sakit.
*****
Liu Kang berjalan menyusuri jalanan dalam Desa Langit Biru dengan tertatih-tatih sambil tangan kanannya memegangi perut dan tangan kirinya memegangi kain untuk menutup sebagian wajahnya yang memiliki tato sisik naga.
Desa itu tidaklah besar, tetapi sudah memiliki pasar tradisional. Tidak butuh waktu lama untuk Liu Kang sampai di tempat itu.
Liu Kang melirik kanan dan kirinya, banyak ditemukannya makanan yang membuat perutnya meronta-ronta minta diisi. Tetapi dia hanya bisa tersenyum pahit, karena menyadari dia tidak memiliki uang satu koin pun.
Liu Kang akhirnya memutuskan untuk duduk di pinggir jalan sambil berbaring dan memegangi perutnya. Dia juga memejamkan matanya agar tidak bisa melihat makanan-makanan yang ada disana.
Waktu ke waktu berjalan terasa begitu cepat, tiba-tiba ada seorang yang menghampirinya.
"Anak muda, tampaknya kau lapar. Ini ambil, kami ada sedikit makanan!" Liu Kang membuka matanya, dia melihat seorang wanita paruh baya dan seorang anak kecil di hadapannya sambil menyodorkan sebuah roti kering.
Liu Kang menatap wanita dan bocah itu secara bergantian, dia melihat bocah itu mengangguk sedangkan wanita itu terus menyodorkan roti kering itu padanya.
Dengan kemampuannya yang bisa melihat isi hati seseorang, dia melihat kedua orang itu bukanlah orang kaya ataupun banyak uang. Hal itu terlihat dari pakaian mereka yang lusuh dan badan mereka pun jauh dari kata bersih, wajah keduanya tampak kusam dan kering serta rambut acak-acakan. Liu Kang menduga, keduanya adalah pengemis!
Liu Kang mengambil roti kering itu segera, takut keduanya akan berubah pikiran. Melihat tingkah laku pemuda di hadapan mereka, keduanya tersenyum tipis.
Tidak menunggu waktu lama, Liu Kang langsung menggigit roti kering itu dengan lahap, "Tujuh tahun!" Gumam Liu Kang dalam hatinya. Dia sudah tujuh tahun tidak mengisi perutnya dengan apapun itu. Dalam waktu singkat dia menghabiskan roti kering itu.
Entah karena lapar atau karena hal lain, Liu Kang kembali menyodorkan tangannya untuk meminta roti kering lagi.
Melihat hal itu, wanita dan bocah itu saling berpandangan dan tersenyum pahit lalu mengangguk.
Wanita itu kembali mengeluarkan roti kering dari balik bajunya.
"Itu adalah roti terakhir kami. Sebenarnya untuk kami nikmati sore nanti, tetapi setelah melihatmu. Tampaknya kau lebih membutuhkannya daripada kami." Wanita itu tersenyum lembut dan tertawa kecil begitupun dengan bocah di sampingnya.
"Kami permisi, semoga kita bisa bertemu lagi di kemudian hari. Tetapi dalam keadaan yang cukup baik dari sekarang." Kedua orang itu pergi meninggalkan Liu Kang.
Setelah melihat keduanya cukup jauh, Liu Kang bersujud ke arah keduanya, "Terima kasih, aku akan mengingat kebaikan kalian!"
Liu Kang kembali duduk untuk menikmati roti kering itu, tetapi saat dia hendak memasukannya ke dalam mulut tiba-tiba saja ada yang merampasnya.
"Berikan padaku!" Liu Kang melihat seorang pemuda yang tidak jauh tua darinya. Pakaian pemuda itu lusuh dan wajahnya begitu kotor. Liu Kang menduga, dia juga seorang pengemis!
Liu Kang melihat hatinya, pemuda itu adalah orang yang jahat, suka mencuri dan mengambil hal orang lain. Dia juga suka menindas pengemis-pengemis yang lebih lemah darinya.
Dugaan Liu Kang sangat tepat. Setelah pengemis itu mengambil roti kering milik Liu Kang. Dia tidak pergi, melainkan memukuli Liu Kang.
Liu Kang yang sedang lemah akhirnya tidak bisa melawan, dia hanya bisa pasrah menerimanya.
Setelah cukup puas, akhirnya pengemis itu meninggal Liu Kang.
Saat Liu Kang hendak bangkit dan pergi dari tempatnya, tiba-tiba ada suara lagi yang datang padanya. Kali ini dari belakangnya.
"Tunggu!" Suara wanita, pikir Liu Kang.
Liu Kang berhenti bergerak, dia membalikkan badannya dan melihat seorang gadis yang lebih muda darinya. Liu Kang menduga gadis itu berusia sekitar dua atau tiga tahun lebih muda darinya. Tetapi yang membuat Liu Kang bergetar, tekanan yang di keluarkan oleh gadis itu lebih kuat daripada Liu Kang.
"Kultivator?!" Gumam Liu Kang dalam hatinya. Liu Kang menduga gadis itu berada pada praktik Penempaan Qi tingkat tiga atau empat awal dari kekuatan yang dipancarkannya.
"Ada apa Nona?" Liu Kang berbicara dengan terbata-bata. Dia tidak mengetahui maksud gadis itu menghampirinya, tetapi saat melihat hati gadis itu, Liu Kang menemukan gadis itu orang yang baik, polos dan sopan.
"Aku tadi melihatmu dipukuli pengemis lainnya. Kenapa kau tidak melawan? Padahal dirimu seorang kultivator, sangat mudah untukmu membalasnya!" Gadis itu menaikkan alisnya, dia tidak mengerti kenapa Kultivator seperti Liu Kang hanya membiarkan saja dirinya dipukuli orang lain. Apalagi itu seorang manusia biasa.
"Tidak apa-apa Nona, selama dia tidak mencoba mengambil nyawaku, aku tidak akan melawan. Lagipula, kondisiku sekarang sungguh tidak bisa menggunakan Qi dan menggerakkan tubuh dengan leluasa." Balas Liu Kang sambil tersenyum pahit.
"Menarik!" Balas singkat gadis itu.
"Ini..." Lalu dia menyodorkan satu kantong ke arah Liu Kang.
"Ambil!" Melihat Liu Kang belum mengambilnya, gadis itu meraih tangan Liu Kang dan meletakkan kantong itu ke tangannya.
Saat Liu Kang membuka isi kantong itu, dia melihat ada lima buah roti kering di dalamnya.
"Nona... Ini...?!" Liu Kang tidak bisa berkata apa-apa, dia berniat menolaknya, tetapi hatinya mengatakan tidak karena dia membutuhkannya.
Seolah mengetahui apa yang dipikirkan Liu Kang, gadis itu kembali berkata, "Ambil saja, aku tidak membutuhkannya." Gadis itu tersenyum lebar, dari senyumannya tersimpan keceriaan dan kehangatan yang luar biasa.
Liu Kang menatap wajah gadis itu lekat, membuatnya mengalihkan wajahnya.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menatapku begitu?" Gadis itu tersipu malu dan seketika wajahnya memerah.
"Maaf... Maafkan aku Nona. Bolehkah aku meminta sesuatu lagi?"
"Apa itu?"
"Aku membutuhkan minum! Haus!" Ucap Liu Kang sambil terlihat bersalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Andri Mulyansyah
bagaimana cara duduk sambil berbaring hehe
2021-06-04
0
Gatot Suharyono
terlalu di dramatisir . . . gak asyik !
naganya kemana . . . !?
2021-06-03
0
Taurus Wew
punya kekuatan punya naga, 7 thn jd pengemis gk mkn, dodol gk jelas novel ini, off bc
2021-05-20
0