Ucap Aluna dengan ketusnya, ia tak terima jika ada orang yang merendahkan penampilannya. Jika ada bertanya tentang penampilannya Aluna lebih nyaman seperti ini di bandingkan dengan penampilan cewek feminim yang ribet saat ia akan mengendarai sepeda motornya itu.
"Benar kah? Kok aku tak percaya ya," goda Revan yang meremehkan seorang gadis cantik dengan penampilannya seperti cowok.
"Tuh, obati sendiri." kesal Aluna pada pria itu yang sedang ia obati. Aluna pun keluar dari ruangan itu menuju kelasnya.
Sampai di kelas dengan wajah murungnya Aluna pun duduk di kursinya dengan raut wajah yang lagi di tekuk membuat temannya itu yang ingin memarahinya pun urung ia lakukan.
"Kamu kenapa? Gak biasanya tuh muka murung gitu, napa? Di marahin lagi sama Mamah kamu ya?" tebak Hesti yang sudah hal tak aneh lagi jika temannya itu di marahi oleh Mamahnya itu.
"Bukan," jawab Aluna dengan singkat.
"Terus?" tanya Hesti dengan kepo nya dan mendekatkan kursinya untuk mendengar keluh kesah temannya itu.
"Gue lagi kesal banget tuh sama cowok rese," ucap Aluna yang ia rasakan saat ini.
"Hahaha..." bukannya menenangkan temannya itu, Hesti ketawa dengan kerasnya saking lucunya mendengar tuturan dari sahabatnya itu.
"Emang ada yang lucu? Gue gak lagi melawak ya," bentak Aluna yang melihat temannya itu yang telah tertawakan dirinya yang lagi kesal dengan seseorang.
"Gak salah tuh," ucap Hesti. Pasalnya Aluna lah yang bikin cowok itu jadi kesal dengan sikap dan kelakuan tak seperti cewek feminim.
"Apa sih, gak nyambung banget. Sana." usir Aluna pada Hesti, ia ingin mencurahkan rasa kesalnya pada temannya itu malah di tertawakan.
"Siapa sih tuh cowok yang bikin teman ku jadi seperti ini? Jadi penasaran 🤔," tanya Hesti yang mulai serius dan menghentikan tawanya.
Belum sempat Aluna memberitahukan tentang pria itu, dosen pun masuk dan memulai pekerjaannya. Mau tak mau pun Hesti menunda ingin mengetahui siapa pria yang sudah bikin raut wajah temannya itu jadi sedih dan kesal.
.
.
.
Di ruangan UKS, Revan yang mengobati sendiri setelah di tinggalkan gadis itu karena ulahnya yang telah menggoda gadis Tomboy tersebut.
Penjaga di ruangan itu pun menghampiri orang yang lagi kesusahan sedang mengobati lukanya itu pada tangannya. Dan penjaga itu menawarkan dirinya untuk membantu, tapi Revan menolaknya dengan alasan ia sudah selesai mengobati dengan sendiri.
Revan pun bangun dan ke kelasnya untuk mengambil tasnya. Ia tak mungkin melanjutkan pelajarannya lebih memilih untuk pulang dan istirahat.
"Mau kemana?" tanya seorang pria yang masih satu kelas.
"Pulang," jawab Revan dengan singkat.
"Tolong absen kan aku ya," sambungnya lagi sambil memperlihatkan luka itu pada teman satu kelasnya.
Pria itu pun mengangguk tanda mengiyakan, melihat kondisi Revan dengan tangan yang luka itu pun membuat seisi ruangan kelasnya menjadi kepo.
"*Kenapa si ganteng tuh?" tanya mahasiswi yang melihat tangan Revan.
"Kasihan banget ya, pengen ngobatin deh*,"
Masih banyak lagi para kaum hawa yang begitu kasihan melihat mahasiswa baru itu terluka.
Revan pun mengendarai motornya dengan kecepatan pelan untuk sampai ke rumahnya. Tangannya yang masih sakit dan perih.
Sampai di depan gerbang tinggi Revan pun menyembunyikan klakson motor untuk di bukakan oleh penjaga rumahnya. Setelah di di buka Revan pun masuk dan memarkirkan kendaraan di bagasi.
Masuk lewat pintu samping, Revan bertemu dengan pengasuhnya yang tak lain adalah bibi Ta yang sedang membawa bunga.
"Sudah pulang, Van?" tanya bibi Ta yang melihat pergelangan tangan untuk melihat jam di tangannya. Ia yang heran dengan kedatangan Tuan mudanya itu datang lebih awal.
Revan tak menjawab ia pun menunjukkan luka itu pada bibi Ta dan membuat bibi Ta begitu khawatir lalu menyimpan bunga itu untuk melihat luka yang ada di tangan Tuan mudanya itu.
"Ini kenapa?" tanya bibi Ta begitu khawatir, Revan Putra Raditya itu sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Ia yang sudah menjaga Revan sejak baru lahir oleh majikannya itu.
"Kena tumpahan kuah saja, bibi Ta. Tapi sudah diobati," jawab Revan dan langsung menjawab kekhawatiran terhadap dirinya.
Mamih Rembulan yang turun dari lantai atas melihat putranya dan pelayan pribadinya itu sedang berbincang membuat Mamih penasaran. Ia pun menghampiri mereka dengan raut jawab Tata yang begitu khawatir.
"Kamu kenapa, Van?" tanya Mamih Rembulan setelah mendekati putra dan Tata.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ini, Ulan. Tangan Tuan muda kena kuah bakso katanya, cepetan obati aku takut infeksi ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ros Diana
gimana ngga sakit ketumpahan kua😇😇😇
2023-07-08
0