Ucap Revan dengan tegas, ia tak ingin melepaskan pergelangan tangannya dari gadis tersebut. Membuat ia terkekeh melihat raut wajah gadis itu.
Aluna yang terdiam, sedang memikirkan ide untuk pergi dari hadapannya dan mencari tempat sembunyi untuk menghindari dua orang yang berbeda.
"Itu apa?" tanya Aluna yang mengalihkan perhatian pria itu agar ia bisa kabur saat pria lengah.
"Apa?" tanya Revan.
"Itu," tunjuk Aluna ke arah belakang pria itu agar ia penasaran dengan apa yang ia sebutkan.
Revan pun menurut dan melihat kearah yang di tunjuk oleh gadis itu. "Mana? Gak ada apa-apa," ucap Revan yang bingung dengan apa yang ia lihat, di belakang ia tak ada siapapun termasuk yang di ceritakan olehnya.
Saat Revan menoleh, ia pun menepuk keningnya karena telah tertipu olehnya. "Tuh kan ini pasti akal-akalan dia saja yang pengen kabur dari gue," gerutu Revan, ia yang ingin memberikan pelajaran pada gadis itu dan ia juga yang di kasih pelajaran untuk tertipu.
Revan pun membuang napasnya dengan kasar lalu berlalu meninggalkan tempat itu untuk ke kelasnya di mana ia akan melanjutkan studinya di sini.
Ponsel Revan berdering menandakan jika ada yang sedang menghubungi di saat ia akan masuk ke kelas.
"Amora, ngapain dia telpon gue," gumam Revan yang melihat layar ponselnya yang tertera nama itu.
Revan pun tak mengangkatnya, ia membiarkannya karena jam masuk akan segera tiba. Masuk kedalam kelas, ia di buat kaget dengan riuh dan sahutan dari para mahasiswi yang memanggilnya.
"*Ada cowok ganteng,"
"Makin semangat lagi nih belajarnya."
"Mau dong jadi pacarnya*,"
Dan masih banyak lagi sahutan dari siswi tersebut membuat Revan tak menanggapi semua orang, ia pun bergegas masuk dengan dosen tersebut untuk memperkenalkan diri dan setelah itu mencari tempat duduk yang kosong
.
.
.
.
Di kelas yang berbeda, Aluna yang sedang duduk mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan temannya itu, ia ingin bersembunyi pun di buat kaget dengan tepukan di pundaknya.
"Kena kamu, setan kecil. Mau lari kemana lagi," ucap Hesti yang sudah tahu jika temannya itu akan lari ke kelas.
Aluna yang memandang kearah temannya itu memberikan senyum terbaiknya agar Hesti mau menerima permintaan maaf yang ia lakukan tak sengaja.
"Pis, gue kan tak sengaja, Hes." alasan Aluna yang membela dirinya sendiri. Ini sepenuhnya bukan kesalahannya karena kelalaian temannya juga lagi fokus pada benda pipih tersebut.
"Gak bisa kayak gitu, lu yang bikin kaget gue," bela Hesti yang tak terima. Ia ingin di ganti dengan yang baru.
"Jangan sekarang ya, pliss. Tau sendiri dengan Mamah ku yang super bawel itu," pinta Aluna, ia tak ingin mendengar ceramah sang Mamah yang begitu lama membuat ia pusing.
"Itu derita lu ya! Pokoknya harus ganti, titik." ucap Hesti, ia pun duduk di sampingnya dan membuka tasnya dan memberikan ponselnya yang hancur gara-gara Aluna.
.
.
.
.
Jadwal pertama pun selesai, Revan pun keluar dari kelasnya untuk mencari kantin dimana semua mahasiswa dan mahasiswi itu memanjakan perutnya itu.
Revan pun masuk ke dalam dan mencari kursi yang kosong, setelah itu memesan makanan yang menggugah seleranya.
Sepuluh menit ia menunggu pesanannya pun datang juga san Revan pun mencicipi makanan tersebut yang mengunggah lerengnya.
Saat ia bangun untuk ke kamar mandi, seseorang yang entah dari mana datangnya pun mengangetkan dirinya dan tumpahan kuah itu pun mengenai tangannya. Rasa perih yang ia rasakan membuat seorang Revan menatap kearah wajah di mana seorang gadis yang tak sengaja menumpahkan kuah tersebut pada tangannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kamu lagi, kamu lagi. Di mana-mana selalu ada kamu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ros Diana
jodoh kali ya😄😄😄
2023-07-08
0