"Astaghfirullah," ucap Hesti yang lebih dulu menengok ke belakang dan setelah itu di susul oleh Aluna.
"Mah, lagi ngapain?" tanya Aluna, ia juga kaget dengan kedatangan Mamahnya ke tempat kuliahnya.
"Mau jemput kamu lah siapa lagi," jawab Mamah Mentari.
"Tumben, gak biasanya Mamah kayak gini," ucap Aluna yang heran dengan kedatangan sang Mamah.
"Emang kenapa? Gak boleh?" tanya Mamah Mentari yang menatap sang anak.
"Bukan kayak gitu, Mah. Tapi aneh saja gitu, ada apa?" tanya Aluna lagi.
"Mamah jemput kamu tuh untuk pergi ke salon," jawab Mamah Mentari yang memberitahukan alasan ia mendatangi tempat di mana sang putri menuntut ilmu.
"Ngapain?" tanya Aluna lagi, tempat itu bukan tongkrongannya dan ia pun tak suka dengan tempat itu.
"Masak," jawab Mamah Mentari dengan asal. Ia gemes dengan tingkah sang putri yang tak mengerti dengan ajakannya itu.
"Masak tuh di dapur, Mah. Jangan aneh deh,"
"Itu tahu, ya kita ke salon tuh buat perawatan, Lun." oceh Mamah Mentari yang gemes dengan kelakuan sang anak jika menyangkut soal penampilan, ia Aluna tak ingin dan tak mau menghabiskan waktunya di tempat seperti itu ia akan menghabiskan waktu itu bersama teman-temannya di jalanan ataupun di tempat tongkrongan seperti biasanya.
"Perawatan! Ngapain sih, Mah. Luna tuh sudah cantik," jawab Aluna dengan pemuji dirinya sendiri jika penampilannya sudah lebih baik pikirnya.
"Seperti ini penampilanmu, sini Mamah tuh heran sama kamu , kalau gini terus kapan kamu dapat pacarnya," omel Mamah Mentari sambil menarik tangan sang putri untuk masuk kedalam mobilnya.
"Eh, eh, Mah. Motor Luna gimana?" panik Aluna, pasalnya ia sudah ada janji dengan seseorang dan orang itu sudah menunggunya.
"Masuk. Apa Mamah akan sita tuh motor?" ancam Mamah Mentari selalu biasa dan Luna pun dengan pasrah mengikuti kemauan sang nyonya besar.
Hesti yang melihat kejadian tadi hanya bisa tersenyum tanpa menimpali perdebatan antara anak dan ibu, itu sudah hal yang biasa menurutnya. Jadi wajar jika Aluna selalu di marahi dan di ancam tentang hobinya itu.
.
.
.
Di dalam mobil, Aluna merenggut kesal dengan wajah di tekuk. Ia tak ingin menghabiskan waktunya itu di dalam salon tersebut membuat bosan dengan perawatan yang tak sedikit.
Ingin rasanya pergi dan kembali ke tempat biasa yang sudah ada temannya untuk balap dengannya. Tapi,lagi lagi ia harus beralasan apa pada orang itu jika ia tak datang dan meladeni orang itu. Aluna pun mengambil ponselnya di dalam tasnya dan mulai mengetik sesuatu pada Hesti.
"[Bilang pada pria itu jika aku membatalkannya, nanti kita sambung lagi,]." pesan itu pun terkirim pada Hesti untuk mengabari orang tersebut. Dan, setelah itu Aluna menyimpan ponselnya lalu ia pun memandang kearah luar untuk menghilangkan rasa dongkol nya.
Sampai di salon langganannya, Mamah Mentari mengajak sang putri untuk turun. Awalnya Aluna sangat susah untuk turun dengan ancaman yang sama ia pun menuruti kemauannya.
"Emang ada acara apa sih, Mah. Perasaan sibuk banget," tanya Aluna yang mulai penasaran dan ia pun langsung bertanya.
"Nanti malam Papah dan Mamah mengundang pengusaha terkenal di kota ini yang berkerja sama dengan perusahaan Papah, dan Papah pun mengundang makan malam bersama di rumah kita. Jadi, kita harus mempersiapkan semuanya dengan matang jangan sampai malu-maluin di depan mereka dan kamu pun harus mengubah semua penampilan mu seperti cewek feminim yang Mamah inginkan, PAHAM." jelas panjang lebar Mamah Mentari pada putrinya satu-satunya itu, ia tak ingin memalukan sang suami di depan rekan kerjanya itu.
"Hah, cuma pengen nyambut orang itu Mamah bela-belain jemput dan sekarang Aluna harus apa?" tanya Aluna lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mengubah mu seperti cewek cantik. Dan ini, baju, sepatu dan semua yang ada di tubuh mu harus di ganti, TITIK...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ros Diana
oooh mama mentari yg nepuk 😇😇😇
2023-07-08
0